Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di masa lalu, sinema Indonesia memiliki seorang maestro satire bernama Nya Abbas Akup. Sasaran utama Nya Abbas adalah tokoh-tokoh yang berpacu untuk menggapai simbol-simbol mobilitas sosial khas Indonesia 1980-an: rumah susun, mobil pribadi, gedung perkantoran, dan pembantu rumah tangga. Sialnya, isi kantong tak selalu mencukupi, isi kepala juga belum terlalu mumpuni, tapi gengsi keburu tinggiākondisi yang tak asing dengan warga Indonesia sejak dulu, yang belum berubah hingga kini. Walhasil, terjadilah komedi serba salah, salah tingkah, dan salah kaprah. Kita tertawa melihat mereka. Pada saat yang sama, entah sadar entah tidak, kita turut menertawai kelalaian kita berbenah untuk zaman yang terus berubah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo