Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap banjir di sejumlah daerah di Ibu Kota segera surut. Pagi ini, puluhan RT di Jakarta tergenang, bahkan banjir di kawasan permukiman di Kampung Melayu dan Bidara Cina di Jakarta Timur mencapai ketinggian satu meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mudah-mudahan cepat surut," kata Heru Budi di kawasan Stasiun Kalideres, Jakarta Barat, Senin, 27 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan petugas di lapangan sudah berupaya mengurangi genangan dengan melakukan penyedotan. "Yang penting bisa ngalir, kita kurangin," ujarnya.
Banjir Jakarta memang menjadi perhatian dari zaman ke zaman. Masing-masing Gubernur memiliki langkah dan strateginya masing-masing, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Lalu, seperti apa langkah dan strategi Heru Budi dalam mengatasi banjir Jakarta?
Banjir Jakarta Jadi Prioritas Pemprov DKI 2023
Di tahun 2023, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki tiga program prioritas, yaitu pengendalian banjir, penanganan kemacetan, dan antisipasi dampak penurunan pertumbuhan ekonomi.
Total anggaran yang akan dialokasikan untuk tiga fokus program tersebut sebesar 41,27 persen dari APBD DKI 2023, atau sekitar Rp 34,58 triliun.
"Rancangan APBD Tahun Anggaran 2023 difokuskan pada 3 program prioritas,” kata Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Michael Rolandi Cesnanta Brata melalui keterangan tertulis, Selasa, 29 November 2022.
Dalam hal pengendalian banjir, pemerintah DKI akan membangun infrastruktur program antisipasi banjir, seperti pembangunan waduk, tanggul pengaman pantai, hingga pengadaan pompa dan pintu air. Selain itu, akan dilakukan kegiatan operasional dan pasca-bencana berupa perawatan pompa banjir, saluran drainase dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.
Normalisasi Kali Ciliwung, Klaim Mampu Kurangi Banjir Jakarta 10 Persen
Heru Budi mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi banjir di Ibu Kota, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya normalisasi Sodetan Ciliwung dan Kali Ciliwung, program yang sempat jalan di tempat di era Gubernur Anies Baswedan.
“Normalisasi, terus tadi sodetan, terus Pak Wali sudah minta dinas kebakaran turun juga untuk melakukan penyedotan lantas pompa-pompa sudah hidup,” kata dia usai mengunjungi Lapas Perempuan Jakarta dan Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin, 27 Februari 2023.
Heru Budi menargetkan bisa menuntaskan normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 4,8 kilometer. Ia menargetkan proyek ini bisa selesai dalam masa jabatan dirinya sebagai Pj Gubernur. " Panjangnya 4,8 kilometer," kata Heru.
Hal ini juga dibenarkan oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta Afan Adriansyah yang mengatakan kepemimpinan Penjabat Gubernur Heru Budi fokus pada pembangunan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
“Kalau untuk penanganan banjir saat ini memang terfokus pada DAS Ciliwung,” kata Afan dalam rapat kerja bersama Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.
Heru Budi Hartono mengatakan pembangunan sodetan yang menghubungkan Kali Ciliwung dengan Kanal Banjir Timur (KBT) bisa mengurangi banjir di ibu kota hingga 10 persen.
"Insya Allah di akhir April bisa semua berfungsi dan tentunya mengurangi banjir di Jakarta. Persentasenya 10 persen," kata Heru saat mendampingi Presiden Jokowi di proyek pembangunan Sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, Jakarta, Selasa, 24 Januari 2023 dikutip dari Antara.
Sodetan Kali Ciliwung ini nantinya dapat mengurangi debit air sebanyak 33 meter kubik pada status Siaga IV, hingga 63 meter kubik per detik pada status Siaga I. Proyek ini membentang dari titik masuk air (inlet) di Sungai Ciliwung kawasan Bidara Cina dan tempat keluarnya air (outlet) di Kanal Banjir Timur kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur.
Lanjutkan Bangun Giant Sea Wall
Selain menangani banjir kiriman dari Bogor, DKI juga berupaya menghadapi banjir pesisir atau rob dengan membangun tanggul laut di sepanjang pesisir Utara atau Giant Sea Wall.
“Mengenai tanggul, saya sudah sampaikan ada 22,5 km yang 11 km adalah kewenangan Pemda. Pemda itu baru 0,5 km plus 2022 ini kan nambah 1,59 km,” kata Heru Budi di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 27 Desember 2022.
Pemprov DKI tengah melakukan pembangunan Giant Sea Wall yang ditargetkan berlangsung hingga 2027.
“Sehingga tentunya tadi seperti kebocoran, bukan bocor tapi memang ada posisi-posisi yang rawan memang belum ditanggul,” ujarnya.
Heru memastikan pembangunan tanggul laut raksasa tetap berlanjut karena itu merupakan proyek jangka panjang penanggulangan banjir Jakarta. Proyek itu dikerjakan bersama Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta hingga tiga tahun ke depan.
Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI bersama dengan pemerintah pusat juga akan merampungkan pembangunan tanggul laut dan pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Gerebek Lumpur
Gerebek lumpur menjadi salah satu strategi Heru Budi Hartono untuk mengatasi banjir yang masih terus terjadi di Jakarta. Heru mengatakan dirinya rutin turun ke lapangan untuk mengecek kesiapan sarana dan prasarana dalam mengatasi banjir. Salah satu yang ia andalkan adalah dengan rutin melakukan gerebek lumpuk.
"Jadi rutin grebek lumpur," kata Heru Budi kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa, 29 November 2022.
Heru berharap langkah-langkah yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mengantisipasi banjir ini ke depannya akan berjalan dengan lancar.
"Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik," tuturnya. Di kesempatan lain, Heru Budi juga meminta Dinas Sumber Daya Air DKI untuk rajin mengeruk saluran-saluran air.
MUTIA YUANTISYA | ANISA HAFIFAH | ANTARA