Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kepengurusan tidak solid, Agus Yudhoyono rentan digulingkan dari kursi Ketua Umum Demokrat.
Kondisi internal Demokrat terpecah dalam beberapa faksi: tua-muda serta loyalis dan non-loyalis Agus Yudhoyono.
Upaya pendongkelan Agus Yudhoyono diklaim mensolidkan pengurus pusat dan daerah partai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Upaya pendongkelan Agus Harimurti Yudhoyono dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat membuka tabir kondisi internal partai ini. Dua kader Demokrat mengatakan sesungguhnya kepengurusan Agus Yudhoyono tidak solid. Kondisi itulah yang membuat ia rentan digulingkan dari jabatan ketua umum.
Sumber Tempo ini menceritakan, kini internal Demokrat terpecah ke dalam beberapa faksi. Faksi-faksi itu adalah faksi Agus Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, serta kelompok senior yang condong kepada Marzuki Alie, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat periode 2005-2010.
Perkubuan terjadi lantaran Agus Yudhoyono cenderung hanya merangkul barisan loyalisnya untuk menjalankan keseharian partai. Di antara loyalis Agus Yudhoyono, menurut sumber itu, adalah Rachland Nashidik, Andi Arief, dan Renanda Bachtiar. Rachland merupakan pengurus DPP Demokrat. Andi Arief menjabat Ketua Badan Pemenangan Pemilu. Lalu jabatan Renanda adalah Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat.
Ketiganya disebut-sebut memiliki peran sentral berbeda. Andi Arief berperan sebagai penghubung antara kader di daerah dan pengurus pusat. Lalu Rachland sebagai anggota tim think tank partai ini. Sedangkan Renanda mengurusi internal partai. “Sejak awal memimpin, AHY lebih suka membuat tim sendiri untuk menjalankan program dan roda politik kepartaian,” kata sumber ini, kemarin.
Karena lebih sering melibatkan segelintir orang kepercayaannya, menurut sumber itu, cara memimpin Agus Yudhoyono juga terkesan eksklusif. Agus kurang merangkul semua kalangan di internal partainya. Buktinya, dalam komposisi kepengurusan DPP Demokrat periode 2020-2025, Agus lebih banyak melibatkan kader muda. Sebagian besar politikus senior Demokrat justru terpental dari kepengurusan inti DPP Demokrat.
Banyaknya politikus senior Demokrat yang terpental mendorong kubu Marzuki Alie menggalang dukungan untuk menggulingkan Agus Yudhoyono. Sumber itu menyebutkan pentolan di kubu Marzuki Alie ini adalah Jhoni Allen Marbun. Jhoni Allen diduga sebagai penggerak upaya mendongkel Agus Yudhoyono lewat rencana kongres luar biasa.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyalami sejumlah simpatisan saat kampanye terbuka Partai Demokrat di Stadion Luar Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, 2014. Dokumentasi TEMPO/Aris Novia Hidayat
Pekan lalu, Jhoni Allen Marbun bersama Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Demokrat, mengundang sejumlah pengurus daerah Demokrat ke Jakarta. Lalu keduanya mempertemukan para pengurus daerah itu dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Hotel Aston Rasuna, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada 27 Januari lalu. Dalam pertemuan itu, Jhoni dan Nazaruddin meminta dukungan pengurus daerah untuk mengganti Agus Yudhoyono lewat kongres luar biasa. Lalu mereka menyebutkan calon penggantinya adalah Moeldoko.
Renanda menampik keberadaan berbagai faksi dalam internal DPP Demokrat. Ia mengklaim pengurus Demokrat dari pusat hingga daerah solid mendukung Agus Yudhoyono. Meski begitu, ia mengakui ada kader Demokrat yang mungkin tidak setuju terhadap kepengurusan DPP Demokrat saat ini. “Mana ada satu orang bisa membuat semua pihak happy?” katanya. “Yang enggak suka, ya, mungkin karena enggak masuk di kepengurusan.”
Renanda menegaskan bahwa dirinya bersama Andi Arief dan Rachland Nasidik sudah menjadi tim komunikator Partai Demokrat sejak era Susilo Bambang Yudhoyono. Renanda juga mengklaim mereka bertiga memiliki tugas pokok dan fungsi serta wilayah kerja yang jelas. “Kami enggak merebut dan intervensi posisi serta tugas pengurus lain,” ujar Renanda.
Adapun Rachland mengakui ada segelintir kader Demokrat yang tidak puas akan kepemimpinan Agus Yudhoyono. Namun ia menganggap kondisi itu merupakan dinamika internal yang terjadi di semua partai politik. “Itu sesuatu yang wajar,” kata Rachland.
Renanda menambahkan bahwa upaya pendongkelan Agus Yudhoyono justru semakin mensolidkan pengurus pusat dan daerah partai. Indikasinya, semua DPD Demokrat di 34 provinsi serta 514 pengurus cabang tingkat kabupaten dan kota telah mengirim pakta loyalitas kepada pengurus pusat. “Kalau ada kelompok yang berniat kudeta, mereka tidak memegang suara untuk menggelar kongres luar biasa,” katanya.
Pernyataan Renanda itu dikuatkan oleh Ketua DPC Kota Surabaya Lucy Kurniasari dan Ketua DPD Demokrat Papua Lukas Enembe. Menurut Lucy, pengurus Demokrat Surabaya tetap mendukung Agus Yudhoyono. "Kami mendukung bukan hanya dengan secarik kertas, tapi juga dengan kerja nyata," kata Lucy.
Lukas Enembe juga menyatakan pengurus Demokrat Papua tetap setia kepada kepemimpinan Agus Yudhoyono. "Kami bertekad untuk melawan seluruh upaya pengkhianatan, makar, dan gerakan inkonstitusional lain yang bertentangan dengan AD/ART dan kode etik Partai Demokrat,” katanya.
Adapun Jhoni Allen Marbun dan Marzuki Alie belum menjawab permintaan konfirmasi Tempo. Tapi sebelumnya Marzuki menepis tuduhan bahwa dirinya terlibat dalam upaya kudeta terhadap Agus Yudhoyono. Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini menyebut tuduhan tersebut dengan istilah, "fitnah yang keji." Marzuki pun menegaskan ia merasa sangat dirugikan akibat tuduhan tersebut.
NUR HADI (SURABAYA) | DEWI NURITA | BUDIARTI UTAMI PUTRI | AVIT HIDAYAT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo