Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Basuki Tjahaja Purnama: Lebih Baik Masuk Penjara ketimbang Mundur

21 November 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJADI tersangka dugaan penistaan agama tidak membuat langkah Basuki Tjahaja Purnama surut. Dia memutuskan tidak mengajukan praperadilan dan ingin menjalani proses hukum hingga selesai. "Ini akan menjadi pelajaran bagi perjalanan demokrasi Indonesia," katanya. Berikut ini petikan wawancara Basuki dengan Friski Riana dan Larissa Huda dari Tempo sepanjang sepekan lalu. Anda dijadikan tersangka kasus penistaan agama....

Saya berterima kasih kepada kepolisian yang sudah memproses. Status tersangka ini akan saya terima. Akan saya ikuti proses hukum dengan baik. Ini contoh yang baik untuk demokrasi. Saya yakin tiap orang sama di muka hukum.
Tidak khawatir status itu akan mempengaruhi pencalonan Anda?
Pemilihan kami tetap ikut. Tolong para pendukung tetap datang ke tempat pemungutan suara untuk memenangkan kami satu putaran. Ini akan menunjukkan sebuah proses yang baik untuk negara kita. Saya lebih baik dihukum dan dipenjara ketimbang harus mundur dari pencalonan. Saya tidak pernah takut bila orang-orang tidak memilih saya lagi.
Bukankah status tersangka bisa menurunkan tingkat keterpilihan Anda?
Enggak. Kamu kira satpam-satpam tidak bisa bercerita? Terus, kami sering datang, masyarakat bisa bercerita saya ini pekerja keras atau bukan. Hasilnya kayak apa. Dibanding dulu, air saluran kini bersih dan bagus. Ini contoh dan saya yakin akan terpilih jika warga Jakarta mau menilainya berdasarkan kinerja. Kita tunggu saja 15 Februari 2017 (hari pemungutan suara).
Bagaimana reaksi pendukung Anda?
Kami mengimbau semua pendukung menerima status tersangka saya dengan ikhlas. Sebab, kami yakin polisi profesional dalam menetapkan saya sebagai tersangka. Jadi juga kami ingatkan pendukung bahwa ini bukan akhir.
Apa pesan damai Anda bagi warga Jakarta di tengah situasi politik yang panas ini ?
Saya kira ngomong program sajalah. Saya enggak mau ngomong politik lagi, berbicara yang lain. Saya ini susah jadi orang. Saya pesan apa pun jadi dipelintir, dibalik-balik langsung difitnah. Mendingan enggak ngomong, deh.
Apakah status tersangka menjadi pembelajaran buat Anda?
Yang pasti, kami introspeksi diri.
Selama kampanye, Anda sempat diganggu, bahkan diusir….
Ya, sudah, tidak apa-apa. Saya jalan saja. Buktinya, saya mau turun ke pasar mana, enggak ada penolakan, kok. Saya sengaja mendatangi semua, guna membuktikan tidak ada penolakan.
Setelah kasus penistaan agama, Anda kembali dilaporkan ke polisi karena menuduh pendemo 4 November lalu dibayar?
Saya ikut sajalah. Saya tidak bilang menuduh, kok. Dibaca saja berita-berita yang ada. Makanya, saya ngomong apa saja dipelintir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus