Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hati-hati Kelebihan Zat Besi

Penelitian menunjukkan zat besi yang berlebihan pada ibu hamil bisa menyebabkan diabetes gestasional. Harus diberikan menurut kebutuhan.

21 November 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK tumbuh dan berkembang menjadi bayi sehat, janin membutuhkan cukup nutrisi. Karena itu, ibu hamil biasanya disarankan mengkonsumsi makanan yang beragam untuk melengkapi kebutuhan tersebut. Tapi tetap saja tubuh bisa kekurangan nutrisi utama agar janin bisa tumbuh maksimal.

Umumnya, dokter atau bidan akan menyarankan ibu agar mengkonsumsi suplemen kehamilan yang mengandung zat besi. Tapi penelitian yang dipublikasikan jurnal Diabotologia pada 10 November lalu menyebutkan kadar zat besi yang berlebihan bisa berbahaya. "Tingginya kadar zat besi ada kemungkinan bisa meningkatkan risiko diabetes gestasional," kata Cuilin Zhang, peneliti senior NIH Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, Rockville, Maryland, Amerika Serikat, seperti dikutip Endocrine Today.

Diabetes gestasional adalah diabetes khusus yang dialami oleh ibu selama masa kehamilan dan kondisinya pulih setelah anaknya dilahirkan. Meski penyakit tersebut tak menetap, efeknya tetap berbahaya. Bayi berisiko lahir dengan berat badan di atas normal, memiliki penyakit jantung bawaan, menderita kelainan sistem saraf pusat, dan mengalami cacat otot rangka.

Dalam penelitian tersebut, Zhang dan rekan-rekan menganalisis data 107 perempuan penderita diabetes gestasional. Mereka membandingkannya dengan 214 wanita hamil yang tak menderita diabetes ini. Para peneliti melihat beberapa penanda dalam darah untuk menghitung jumlah zat besi dalam tubuh, seperti hepcidin, feritin, dan transferin reseptor larut.

Seperti dikutip situs WebMD, penulis studi, Shristi Rawal—ahli epidemiologi di US National Institute of Child Health and Human Development—mengatakan bahwa pada wanita hamil dengan kadar penanda besi yang tinggi, selama trisemester pertama dan kedua, risiko menderita diabetes gestastionalnya meningkat. Misalnya, pada trisemester pertama, wanita yang memiliki tingkat feritin di atas 25 persen berisiko lebih dari dua kali menderita diabetes dibanding mereka yang kadarnya di bawah 25 persen. 

Menurut mereka, besi berperan meningkatkan risiko diabetes gestasional lewat peningkatan stres oksidatif. Stres tersebut dapat menyebabkan kerusakan atau bahkan kematian sel beta pankreas yang menghasilkan insulin sehingga fungsi insulin terganggu. Dalam hati, zat besi yang tinggi dapat menyebabkan resistansi insulin.

Namun penelitian tersebut hanya menunjukkan hubungan antara kadar zat besi dan diabetes gestasional. Studi ini tak dirancang untuk menemukan hubungan sebab-akibat keduanya.

Dokter Robert Courgi, ahli endokrin Rumah Sakit Southside di Bay Shore, New York, mengatakan temuan ini menunjukkan pemberian suplemen yang mengandung zat besi harus dilihat menurut kebutuhan. "Kita tak bisa memberikan zat besi kepada setiap wanita hamil," ujarnya.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Budi Wiweko, mengatakan belum pernah menemukan kasus seperti ini di Indonesia. Menurut dia, ibu hamil membutuhkan cukup zat besi sebagai pembentuk sel darah merah. Darah merah inilah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh ibu dan bayi. Kekurangan zat besi akan menimbulkan anemia, yang bisa membuat ibu hamil terus-menerus merasa lelah, pusing, lemah, dan pucat.

Janin yang kekurangan zat besi pun bisa dilahirkan prematur dengan berat badan di bawah rata-rata. "Maka ini penting untuk pertumbuhan janin," kata dokter yang akrab disapa Iko ini.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi, metabolik, dan diabetes, Wismandari Wisnu, mengatakan wanita hamil bisa terkena diabetes gestasional karena selama masa kehamilan terjadi perubahan hormon di dalam tubuh, terutama hormon yang bisa meningkatkan kadar gula darah, seperti glokagon dan adrenalin. "Itu terjadi pada semua wanita hamil," ucapnya.

Dengan kondisi tersebut, jika ibu hamil sebelumnya sudah memiliki risiko seperti berat badan berlebih; memiliki keturunan diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi; pernah melahirkan bayi lebih dari empat kilogram; serta kehamilan sebelumnya menderita diabetes gestasional, kemungkinan menderita diabetes gestasional meningkat.

Nur Alfiyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus