Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bambang Hidayah mengungkapkan penyebab banjir di jalan lintas bawah alias underpass Kemayoran, Jakarta Pusat. Menurut Bambang, air laut pasang dan masuk ke Kali Sentiong, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, air di Kali Sentiong semakin meninggi. Alhasil air dari Rawa Kemayoran tak bisa dibuang ke Kali Sentiong, tapi melimpas ke daratan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Air lautnya masuk ke Sentiong sehingga air dari rawa (waduk) Kemayoran tidak bisa dibuang ke Sentiong sehingga terjadi back water atau kembali ke drainase airnya. Salah satunya ke underpass," jelas Bambang di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 24 Februari 2020.
Menurut Bambang, pihaknya telah mengeruk waduk Kemayoran dengan dua mesin eskavator. Tujuannya untuk mencegah banjir, salah satunya yang terjadi di underpass Kemayoran. Alhasil, ketinggian banjir turun 2,4 meter.
"Kan kemarin hujan ekstrem. Jadi saat ekstrem kan tidak tenggelam lagi, turun 2.4 meter karena pengerukan," jelas dia.
Terowongan ini berlokasi di dekat sekolah internasional Gandhi Memorial. Underpass Kemayoran diketahui pertama kali terendam banjir pada Jumat, 24 Januari 2020. Lurah Kebon Kosong Kemayoran Suparjo mengatakan ketinggian air mencapai lima meter.
Hujan yang melanda DKI Jakarta sejak Minggu dini hari, 2 Februari 2020 kembali membuat underpass Kemayoran banjir. Kedalaman air juga menyentuh lima meter. Banjir merendam lagi underpass Kemayoran kemarin, 23 Februari setelah hujan deras di lima kota Jakarta.