Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bendi atau helicak

Kendaraan bendi makin tersudut di kota padang, banyak jalan tak boleh dilewatinya lagi. akibatnya, dalam tempo 2 tahun jumlah bendi turun drastis. wali kota mau mengganti dengan helicak.

28 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BENDI di Padang, beca di kota lain: nasibnya sama. Makin terpepet dari jalanan umum. Tanda larangan masuk terlihat di banyak tempat. Sejak 2 tahun silam jalan protokol telah diharamkan untuk dilewati bendi. Tapi pada ruang yang makin sempit, kendaraan berkuda itu masih setia berfungsi, tetap bertahan. Dulu jumlahnya tak kurang dari 1000 buah, tersebar di sudut-sudut kota. Tapi sejak ada larangan pada jalan tertentu jumlah bendi di Padang makin menyusut. "Kami tinggal 600 biji", kata Yusuf Abdullah Sekretaris Serikat Buruh Transpor Bendi (SBTB). Tentu saja yang 400 lagi sudah pada menyingkir ke pedalaman mencari tempat yang masih aman seperti di kota Solok, Batusangkar dan Payakumbuh. Jumlah yang ada di Padang kini tampaknya akan bertahan. "Kami tetap di sini sampai keadaan memungkinkan", kata Sine (60) kusir tua yang tinggal di Air Tawar Padang. Dan sisa bendi yang banyak itu masih tetap berrnarkas di pinggiran kota seperti di Purus, Andalas Marapalam dan sebagainya. Ditilik dari duit yang masuk ke kantong para kusir dan pengusaha bendi sejak adanya daerah bebas bendi (DBB) itu memang sedikit melorot, meski juga tak terlalu jelek. Beroperasi dari pagi sampai sore paling sedikit para kusir masih berpenghasilan di atas 1000 perak. Itulah sebabnya mengapa para kusir masih tetap setia menunggu nasibnya di atas bendi tua itu. "Malam hari penghasilan lebih baik. Sebab tidak ada lawan", kata kusir lainnya. Ada benarnya pada waktu liwat jam 22.00 bendilah kendaraan umum jarak pendek yang masih bertahan dalam kota. Untuk Pariwisata Meski begitu para kusir Padang masih tetap memimpikan ketika kebebasan beroperasi di seluruh jalanan Padang masih jadi milik mereka. "Penghasilan lebih dari Rp 1500", kata Sine lagi. Ini dibenarkan Yusir Abdullah Sekretaris SBTB yang rajin mencatat kendaraan bendi yang keluar masuk pasar Mambo di samping kantor Walikota. Tapi kini apa boleh buat. "Itu resiko kemajuan", tambah Yusir pula. Dan di Padang mobil mini dan Bemo makin ramai juga. Tapi yang bernama resiko kemajuan itu agaknya segera akan menimpa para kusir lagi. Ada direncanakan Walikota bahwa kendaraan bendi ini akan diganti dengan jenis Helicak semacam di Jakarta. Kabar itupun sudah sampai ke telinga para kusir. "Kami akur saja", kata seorang kusir lainnya kepada TEMPO. Tentu saja jika helicak itu kelak memang diuntukkan bagi kelanjutan hidup mereka. Sebab para kusir diam-diam memang mengakui bahwa bendi memang makin sulit. Baik dari sudut penumpang maupun dari tertib lalulintas sebab makin ketat diawasi polisi. "Kami harap saja dibantu sepenuhnya untuk memperoleh kendaraan itu", kata Yusir lagi. Harapan ini memang tak keliru. Kendaraan helicak yang akan dicoba dalam bulan ini juga memang dimaksudkan untuk mengganti fungsi bendi. "Kita coba dulu. Caranya nanti diatur", kata Walikota drs. Hasan Basri Durin kepada TEMPO. Walikota memang cenderung untuk menutup kotanya dari lalulintas bendi di masa datang. Tapi sang Wali ada memberi kelegaan juga kepada para kusir bendi bahwa tindakan itu tak akan dilakukan secara drastis. Karena itu pula Walikota belum bersedia memberi penjelasan dengan cara apa para kusir itu kelak bisa memperoleh Helicak itu. "Pokoknya kita coba dulu", kata Walikota lagi. Adakah bendi kelak benar-benar tak akan terlihat lagi di Padang? "Tidak. Untuk pariwisata masih penting", kata Walikota memberi jaminan. Suara tak setuju tentang bendi dihapus memang terdengar juga. Maksudnya tentu saja berkaitan dengan pariwisata itu juga. "Itu daya tarik buat pelancong di sini", kata seorang petugas biro perjalanan. Jika begitu akur saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus