Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BOGOR – Pemerintah optimistis pengerjaan Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Kabupaten Bogor, bakal rampung tahun ini. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSC), Bambang Heri Mulyono, mengatakan, sesuai dengan kontrak, pengerjaan kedua waduk di hulu Sungai Ciliwung itu berakhir pada Desember mendatang. Namun Bambang yakin Bendungan Ciawi dan Sukamahi rampung terbangun pada Agustus mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembangunan Bendungan Ciawi terhambat tanah longsor pada Senin pekan lalu. Video detik-detik kejadian itu sempat viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Bambang menyebutkan titik guguran tanah jauh dari tubuh bendungan dan tak menyebabkan korban jiwa. Berdasarkan pengamatan Tempo, jaraknya sekitar 300 meter dari bangunan dam utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bambang menyatakan tanah longsor itu tidak mengganggu pengerjaan proyek. "Kami tetap berfokus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal. Tahun ini selesai," kata Bambang kepada Tempo di lokasi, kemarin.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, 25 Juli 2022. TEMPO/M.A Murtadho
Perwakilan kontraktor proyek bendungan menyebutkan hujan deras di kawasan Megamendung, Ciawi, dan Puncak dalam sepekan terakhir menjadi musabab tanah longsor. Peristiwa itu terjadi di saluran spillway Bendungan Ciawi.
Lokasi tanah longsor terletak di area hilir. Perwakilan kontraktor yang enggan disebut namanya mengatakan tanah longsor kerap terjadi di area tersebut karena kontur tanah yang labil. Kontraktor akan mengikis gundukan tanah bekas longsor itu. Selanjutnya, lokasi akan dibuat lebih landai sekaligus diperkuat.
Kementerian Pekerjaan Umum pada Ahad pekan lalu menyebutkan pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi sudah mencapai 93 persen. Kontraktor tengah menuntaskan pembangunan badan waduk sembari merampungkan proyek lain di sekitar bendungan.
Proyek pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi digarap sejak 2017. Sejatinya, gagasan pembangunan kedua bendungan itu sudah digulirkan pada 1990-an. Kedua bendungan digagas sebagai solusi untuk mengurangi banjir di Jakarta akibat kiriman air dari Sungai Ciliwung.
Banjir kiriman dari hulu, Kabupaten Bogor, selalu menjadi momok bagi warga Ibu Kota. Volume air yang berlebih di Sungai Ciliwung meluap dan merendam permukiman padat di bantaran kali.
Ancaman banjir itulah yang hendak dikurangi lewat duet Bendungan Ciawi dan Sukamahi. Sesuai dengan jenisnya, yakni bendungan kering, kedua waduk itu baru akan digenangi air jika debit hujan dan aliran sungai di hulu tinggi. Air limpahan dari hulu tidak begitu saja menggelontor ke hilir, melainkan disimpan lebih dulu di bendungan sebelum dialirkan dalam debit yang aman.
Bendungan Ciawi memanfaatkan lahan 31,96 hektare dengan ketinggian tampungan air mencapai 51 meter. Proyek Bendungan Ciawi dikerjakan PT Brantas Abipraya dan PT Sacna. Sedangkan Bendungan Sukamahi memakan lahan seluas 46,7 hektare. PT Wijaya Karya dan PT Basuki Rahmat Putra menjadi kontraktor Bendungan Sukamahi.
Adapun anggaran yang dipakai untuk membangun Bendungan Ciawi sebesar Rp 798,7 miliar, sedangkan Bendungan Sukamahi menelan biaya Rp 477,7 miliar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau spillway yang longsor di Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, 25 Juli 2022. TEMPO/M.A Murtadho
Kemarin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi lokasi proyek Bendungan Ciawi dan Sukamahi. Dia memastikan upaya penyelesaian proyek kedua bendungan itu berjalan lancar. "Insya Allah nanti diresmikan oleh Presiden," ujarnya.
Ridwan juga meminta Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane melengkapi Bendungan Ciawi dan Sukamahi dengan fasilitas pariwisata. Sebab, kedua bendungan itu pun berfungsi sebagai tempat rekreasi.
Dia menyarankan Balai Ciliwung-Cisadane membangun obyek yang bisa digunakan sebagai lokasi swafoto. Bentuknya bisa berupa tiruan Menara Eiffel atau kincir angin ala Belanda yang berpadu dengan bentang alam pegunungan Kabupaten Bogor. "Istilahnya sudah bisa healing, menikmati udara dan pemandangan," kata arsitek dari Institut Teknologi Bandung itu.
Jika ramai pengunjung, Ridwan melanjutkan, diharapkan Bendungan Ciawi dan Sukamahi bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar, misalnya dari penjualan makanan-minuman. "Sehingga orang senang, ada memori positif juga kenyang. Khususnya makanan Sunda," ucapnya.
Kepala BBWSC Bambang Heri Mulyono akan menyampaikan masukan soal obyek wisata tersebut ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jika mendapat lampu hijau, mereka akan mengeksekusi usul tersebut. "Saya rasa anggarannya tidak terlalu besar, bisa masuk pembiayaan lanskap," kata Bambang saat mendampingi Ridwan di lokasi.
Warga menyambut positif rencana pemerintah untuk menghadirkan tempat wisata di sekitar Bendungan Ciawi dan Sukamahi. "Diharapkan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat, seperti jadi pekerja atau berjualan di lokasi bendungan," kata Yayat, Ketua RT 01 RW 01 Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung.
M.A. MURTADHO (BOGOR)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo