Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berkah Dewa Arak Api

22 Oktober 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NI Made Sutini menghaturkan canang sari, sesaji khusus, di pelangkiran (tempat menaruh sesaji) yang dia letakkan di atas tungku, perapian dari tanah liat yang menggunakan kayu bakar, di bagian belakang rumahnya di Banjar Merita, Karangasem. Setelah meletakkan sesaji itu, Sutini memanjatkan doa.

Sutini menjalani ritual itu sebelum dia melakukan mumpunin- istilah lokal untuk proses menyuling tuak menjadi arak- di rumahnya. Tujuannya memohon perlindungan dan berkah Dewa Arak Api atau biasa disebut Ida Bhatara Arak Api. "Kami memohon agar berkah pembuatan arak dilindungi Ida Bhatara Arak Api," kata perempuan 33 tahun itu.

Warga Banjar Merita meyakini minuman tradisional itu dilindungi Dewa Arak Api. Para pembuat arak di Merita percaya, untuk mendapatkan arak kualitas nomor satu tak hanya melalui proses penyulingan yang bagus, tapi juga bergantung pada rezeki dan berkah dari Ida Bhatara Arak Api.

Kepercayaan itu telah turun-temurun diwariskan leluhur mereka. Warga Merita percaya Ida Bhatara Arak Api bersemayam di sebuah pura bernama Dadia Tunjung Pura. Pada hari-hari tertentu, warga di sana menghaturkan sesaji khusus dan melakukan persembahyangan bersama di pura itu untuk menghormati Sang Dewa Arak Api.

Pada 5 Oktober lalu, misalnya, warga Merita menjalani ritual bersama di pura. "Saat itu merupakan Purnama Sasih Kapat," ujar I Nyoman Arta Asih, Kelian Adat Banjar Merita. Selain itu, tutur Arta Asih, dalam upacara Ngusaba Dangsil saat Purnama Kaenam (sekitar Desember), warga setempat melakukan persembahyangan serupa.

Warga Merita juga harus menjaga perkataannya menyangkut arak yang diproduksinya. Mereka tidak boleh menghina arak Merita karena hal itu akan membuat Ida Bhatara Arak Api murka dan menghukum si penghina. Mitos ini sangat kuat dan menyebar hingga ke daerah-daerah di luar Banjar Merita.

I Nyoman Wartana, 38 tahun, warga Banjar Merita, meyakini, bila sesumbar sebelum minum arak, si peminum mendadak bisa hilang kesadaran karena mabuk berat walaupun mencicipi satu sloki saja. Pernah ada kejadian orang menghina arak Merita. Baru minum sesloki, orang itu langsung mabuk berat dan terkapar. "Padahal orang itu terkenal kuat minum," ucap Wartana.

Ihwal kepercayaan warga Merita tersebut, antropolog dari Universitas Udayana, I Gusti Ketut Gde Arsana, mengatakan sebetulnya umat Hindu di Bali selalu menghaturkan sesaji dalam ritualnya. Namun, bagi warga Banjar Merita, ada pemaknaan tersendiri dari sesaji itu untuk kebutuhan batin mereka. "Arak api diabadikan dalam imajinasi supranatural sebagai bentuk penghormatan yang berhubungan dengan ekologi," ujar Arsana. Di sinilah, menurut Arsana, ungkapan rasa syukur warga Banjar Merita terhadap manfaat pohon siwalan sebagai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Adapun ihwal aturan tidak boleh sesumbar ketika akan minum arak Merita, Arsana mengatakan hal itu sebagai bentuk pengetahuan lokal untuk menuju unsur religi yang dianut warga setempat. Menurut Arsana, menyertai kepercayaan terhadap Ida Bhatara Arak Api, ada unsur-unsur disiplin yang berlaku.

BRAM SETIAWAN (BALI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus