Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TUGAS itu diberikan lantaran Pradista Machdala sering pamit tiap akhir pekan untuk berkunjung ke pacarnya yang tinggal di Bandung. Kepada ajudannya itu, Joko Widodo minta dicarikan sepatu bot baru yang dibeli khusus di Cibaduyut, Bandung. Soalnya, sol bot kesukaan presiden itu sudah tipis, warnanya pudar, dan ujungnya mulai koyak karena sering dipakai blusukan.
Yang jadi masalah, meski wira-wiri ke Bandung-bahkan pernah tinggal di kota itu lantaran kuliah di STPDN Jatinangor-Dista tak pernah sekali pun merambah kawasan Cibaduyut. Tapi perintah bosnya itu mendesak. Pada awal September lalu, Dista akhirnya nekat berangkat dari Jakarta dengan angkutan travel dan langsung menuju Kopo, Bandung.
Dari Kopo, Dista lanjut ke Cibaduyut. Si sopir angkutan umum mengantarkannya ke jalan yang terkenal dengan gerai alas kaki terbuat dari kulit itu. Di toko pertama yang disambanginya itu, Dista tergoda membayar sepasang semibot hitam berbahan kulit.
Kurang sreg, Dista merambah toko lain. Di gerai kedua, ia membayar dua pasang sepatu sekaligus. Semibot biru dongker dengan sol putih. Satunya lagi pantofel. Berbahan kulit sapi, nubuck-bahan kulit yang kasar permukaannya-alasnya dari karet mentah. Harganya di toko Grutty Bandung Rp 468.900. Khusus untuk Jokowi, didiskon menjadi Rp 400 ribu.
Pilihan Dista ternyata cocok dengan selera bosnya. Begitu sepatu dijajal, Wali Kota Solo 2005-2012 itu enggan melepasnya lagi. Malah ia meminta Dista membeli lagi dua pasang sepatu berukuran 41 di tempat yang sama, dengan warna berbeda. Satu biru dongker, satunya lagi cokelat. "Ibu Jokowi minta dibelikan lagi buat jaga-jaga nanti jadi presiden," kata Dista menirukan pesan Iriana, istri Jokowi.
Empat pasang sepatu baru ini akan menjadi sebagian dari barang baru yang diangkut Jokowi ke Istana Negara. Semua kebutuhan presiden terpilih ini disiapkan sejak dua bulan sebelumnya. Selain membeli sepatu, Dista ternyata diminta memesan jas untuk pelantikan pada 20 Oktober.
Tiga meter kain jas yang dibeli Iriana Widodo sudah diserahkan Dista ke penjahit Feng Sin, langganan Jokowi di Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Sudah dua tahun terakhir Jokowi selalu menjahitkan pakaian resminya di tempat tersebut.
Pemilik Feng Sin, Antonius Rusman, sebenarnya adalah penjahit keluarga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Wakil Gubernur DKI. Jokowi mulai jadi pelanggan Feng Sin sejak Rusman menjahitkan pakaian seragam yang dipakai Jokowi saat pelantikan gubernur. "Pak Ahok yang merekomendasi," kata Rusman.
Setelan jas hitam untuk pelantikan presiden itu sudah jadi. Rusman mengaku menjahitnya dengan teliti dan pas di badan presiden terpilih itu. Sebab, bahannya yang diimpor dari Italia itu, selain halus, sangat mahal. "Bahannya jatuh, adem, dan cocok untuk momen bersejarah," kata Rusman. "Harga bahannya bisa puluhan juta."
Selain menyiapkan pantalon resmi, Jokowi menyiapkan baju dinasnya: 10 potong kemeja putih lengan panjang lengkap dengan pantalon hitam. Karena banyak dan untuk pakaian sehari-hari, Jokowi menyerahkan sendiri bahan itu ke Suparto, pemilik Arjuna Taylor, langganannya di Solo, September lalu, saat mudik.
Jokowi jadi pelanggan Suparto sejak 2005 dan ia sudah hafal ukuran tubuh bekas pengusaha mebel itu. Karena itu, sepuluh potong pantalon hitam dan kemeja putih tersebut dengan cepat selesai. Setelan tersebut sudah dikirim ke Jakarta untuk diboyong ke Istana.
Selain menjahit baju putih lengan panjang, Suparto beberapa kali membuatkan jas dan baju batik Jokowi. Biasanya Jokowi atau istrinya datang membawa bahan sendiri untuk baju batik yang akan dijahitkan. Beberapa di antaranya kain batik langka Batik Indonesia, produksi usaha batik rumahan Hardjonegaran milik Hardjo Soewarno.
Batik Indonesia dirancang budayawan keturunan Tionghoa, mendiang Go Tik Swan. Dia menciptakan batik itu atas perintah langsung Presiden Sukarno pada 1955. Go Tik Swan diminta merancang batik yang bisa jadi simbol persatuan bangsa.
Rancangan Go Tik Swan dikenal langka dan indah karena memadukan pola pedalaman dan pesisir dengan warna-warna cerah. Karena harus pesan, kerap harga batik dari butik Hardjonegaran ini mahal. Selain Megawati Soekarnoputri, Jokowi ternyata beberapa kali ke butik ini. "Beberapa kali mampir dan pesan di sini," kata Hardjo Soewarno, ahli waris Go Tik Swan.
Terakhir kali Jokowi mampir ke produsen batik itu tiga bulan lalu dan membawa pulang sehelai kain batik bercorak Gendala Giri. Beberapa hari kemudian baju batik itu dilihat Soewarno dipakai saat Jokowi bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Nusa Dua, Bali. Soewarno menyakini itu buatannya setelah melihat foto dan videonya di layar televisi.
Jokowi mengaku tak banyak membawa barang ke Istana Negara. Paling banter hanya dua koper besar. Selebihnya, menurut Jokowi, barang lain bakal menyusul.
Semula ada beberapa rencana membawa ranjang jati buatannya. Pembaringan itu wajib karena sudah 17 tahun lebih Jokowi tidur di atasnya. Dipan berkelambu itu menjadi sejarah karena dibuat sendiri, semasa masih aktif mengurus mebel, dengan cara mengumpulkan kayu sisa.
Dipan jati itu dibawa dari Solo dan berada di rumah dinas gubernur. Selain ranjang, ada meja kerja jati, sebuah lukisan, meja kecil berupa gelondongan kayu, kumpulan keping musik cadas koleksi Jokowi, juga 20 ekor kucing. "Tapi tak semua akan dibawa," kata Jokowi.
Ini karena Jokowi belum tahu seluk-beluk tempat tinggalnya di Istana. Pasalnya, seperti diceritakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tempat tinggal Jokowi di Istana tidak terlalu luas. Hanya dua kamar tidur, ruang tamu, ruang kerja, dan ruang makan." Jangan dibayangkan seperti istana," kata Kalla.
Agaknya karena itu pula Jokowi memutuskan menunda membawa dipan kesayangannya. Selain belum jelas melihat ukuran kamar, sebagian barangnya akhirnya disortir untuk dipulangkan ke Solo.
Jumat dua pekan lalu, misalnya, Jokowi mulai memilah-milah. Sejumlah barang, seperti meja, dipak dan dibawa balik ke Solo. Sebagian lainnya mulai dikemas dan dibawa keluar dari rumah dinas gubernur di kawasan Taman Suropati, Jakarta Pusat. Satu truk milik Satuan Polisi Pamong Praja siaga membantu mengangkat lukisan dan berdus-dus plakat. "Sebagian yang tak dibawa ke Solo dipindahkan ke Jalan Sukabumi," kata Dista. Rumah Jalan Sukabumi adalah rumah yang disewa Jokowi.
Keputusan membawa barang berat ke Istana, menurut Pelaksana Tugas Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Heru Budi Hartono, karena Jokowi termasuk cerewet dalam hal interior. Heru masih ingat, Jokowi turun langsung mengatur tata ruang di rumah dinasnya, termasuk menempatkan lukisan kuda dan menggotong guci ke ruang tamu.
Menurut Dista, Jokowi punya hobi membaca majalah desain interior rumah. Hobinya ini sejalan dengan kegemaran istrinya. Mereka memilih bersama warna gorden untuk rumah dinas. "Pak Jokowi tak suka melihat rumah dinas berantakan," kata Dista. Satu-satunya toleransi area berantakan adalah tempat stafnya tinggal dan bekerja.
Walhasil, karena itu pula Dista meyakini bosnya memilih pelan-pelan membereskan boyongannya ke Istana. Majikannya yang kini menjadi presiden itu akan tergoda menata ruangan atau tempat tinggalnya yang baru, sebagai kesibukan tambahan penghilang stres.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo