Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Gaya Minimalis Nyonya Presiden

Sedikit kagok dengan kehidupan protokoler, Iriana Widodo memilih gaya yang sederhana sebagai istri presiden. Tampil apa adanya dan emoh disebut ibu negara.

20 Oktober 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASUK dari samping pintu garasi, Iriana berjalan mengendap-endap masuk mobil Kijang Innova yang terparkir di samping rumah kontrakan mereka di Jalan Sawo, Menteng, Jakarta Pusat. Didampingi sopir dan salah satu pengawalnya, mobil yang biasa dipakai Joko Widodo untuk blusukan itu melesat ke Bandar Udara Soekarno-Hatta. Siang itu, di tengah Jakarta yang hibuk oleh berita politik yang menyorot suaminya, istri presiden terpilih tersebut terbang pulang ke kampungnya di Solo.

Kepada Jokowi, perempuan 51 tahun itu pamit mudik karena kangen rumahnya di Sumber, Banjarsari, Solo, dan bertemu dengan tiga anaknya: Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep. Perempuan yang dinikahi Jokowi 27 tahun lalu itu mengeluh tak nyaman kalau acara mudiknya ke Solo diikuti 12 personel Pasukan Pengamanan Presiden, yang sejak Agustus lalu mulai mengawalnya.

Semula Jokowi iseng menyarankan istrinya untuk pergi saja langsung ke bandara. Ia tak mengira Iriana mencoba usulnya itu dan sukses menghindari pasukan pengawalnya. Sesampai di Solo, Iriana menelepon Jokowi sambil terkekeh melaporkan seluruh aksinya. "Ternyata dia bisa juga," kata Jokowi dengan terbahak kepada Tempo, Kamis dua pekan lalu.

Peristiwa itu terjadi pada tengah September lalu, atau tiga pekan setelah Jokowi dan keluarganya resmi mendapat pengawalan Paspampres. Pengamanan kepada presiden terpilih dan keluarganya diberikan setelah Mahkamah Konstitusi menolak gugatan sengketa pemilu presiden yang diajukan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Sejak itu, kehidupan Iriana, mengikuti Jokowi, berubah total. Tak lagi sebebas dulu, pergi dan makan di mana pun suka-suka hati. Ada protokoler pengamanan yang harus ditaati.

Sebagai istri presiden terpilih, Iriana harus mengikuti aturan protokoler. Namun proses adaptasi itu tak mudah lantaran banyak kebiasaan yang harus ditinggalkan. Hobi blusukan ke pasar burung di Solo atau berburu barang antik di sejumlah tempat bakal hilang dari kebiasaan. "Jangankan dia, saya juga kagok," kata Jokowi.

Yang bikin repot bukan hanya banyaknya personel yang mengiringi, protokoler yang ketat pun bikin risi teman sekolah adik perempuan Joko Widodo ini. Iriana juga merasa hobinya menata rumah terusik. "Dia masih suka bersih-bersih rumah dan masak," kata Jokowi. Karena ada Paspampres, jadinya tak nyaman. "Rasanya seperti dipelototin," ujarnya.

Karena itulah Iriana saat ini hanya melibatkan Paspampres kalau ada acara resmi di luar rumah. Selebihnya ia memilih ditemani dua pengawal pribadi yang selama ini mengawani suaminya di Ibu Kota.

BEGITU suaminya berlaga dalam pemilihan presiden, sejatinya Iriana sudah bersiap dengan perubahan hidup. "Saya enggak punya bayangan apa pun selain mengalir dan belajar dari proses," kata Iriana dalam percakapannya dengan Tempo di Solo pada Agustus lalu.

Mengalir dan belajar dari proses pernah berhasil saat ia mendampingi Jokowi blusukan di Solo ataupun Jakarta. Berduet dengan Veronica, istri Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Iriana aktif di kegiatan sosial. "Saya kira itu lebih dari cukup," katanya.

Namun belajar menjadi istri presiden tampaknya tak cukup dengan filsafat mengalir itu. Apalagi Iriana nanti harus menghadapi pergaulan internasional. Dalam waktu dekat, setidaknya ada empat agenda penting yang akan dihadapi Jokowi begitu menjadi presiden. Mulai November hingga Desember, ada empat perhelatan internasional yang wajib dihadiri Jokowi sebagai presiden. Misalnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Corporation, KTT ASEAN, pertemuan G-20, serta pertemuan ASEAN-Korea Selatan.

Di situ Iriana akan menemani Jokowi bertemu dengan banyak pemimpin dunia dalam empat pertemuan penting itu. Secara khusus, juga bertemu dengan para istri pemimpin negara sahabat dalam pertemuan resmi. Publik internasional tentu akan memperhatikannya. Mereka tak hanya melihat bagaimana cara dia berkomunikasi dengan ibu negara dari sejumlah negara, tapi juga tampilannya di publik.

Iriana mengaku memilih peran dan tampilan yang minimalis tapi elegan. Memilih banyak menggunakan pakaian nasional, Iriana mengaku tak menyewa perancang busana atau penata rambut khusus. Perawatan kecantikan pun lebih suka dilakukan di rumah. "Saya juga enggak mau rambut saya disasak tinggi kayak burung merak," katanya.

Salah satu kerabat dekat Jokowi menuturkan, Iriana tak menyukai peran yang mencolok sebagai nyonya presiden. Sebisa mungkin, seperti pengalamannya sebagai istri wali kota dan gubernur, Iriana hanya aktif di sejumlah kegiatan. Bahkan dia tak nyaman dengan sebutan ibu negara. "Beliau lebih nyaman disebut Bu Jokowi," kata perempuan itu.

JOKOWI dan Jusuf Kalla ternyata pernah berdiskusi tentang bagaimana peran istri mereka dalam tugas kenegaraan nantinya. Kepada Kalla, Jokowi mengaku sejak awal Iriana tak banyak berperan dalam tugasnya sebagai wali kota hingga gubernur. Pun demikian dalam tugas kenegaraan.

Selama ini mereka berbagi tugas dalam keluarga. Jokowi bekerja untuk publik, Iriana mengurusi masalah domestik. Karena itu, jika nanti menjadi penghuni Istana, peran Iriana sesuai dengan kebutuhan. "Perannya nanti nol persen dan saat dibutuhkan saja," kata Jokowi.

Ternyata Kalla juga punya pengalaman serupa. Hanya, menurut Kalla, porsinya lebih besar. Peran Mufidah, kata Kalla, sekitar 5 persen dalam tugas-tugasnya. "Pengalaman kami mirip, pendamping kami sama-sama tak dominan," ujar Kalla terbahak.

Boleh jadi karena itu pula Iriana cepat akrab dengan Mufidah Kalla. Sejak kampanye, mereka kerap tampil berdua, dan terakhir runtang-runtung berwisata bersama. Pada tengah September lalu, misalnya, Iriana menemani Mufidah Kalla menghabiskan waktu memburu batik di sejumlah sentra kerajinan batik di Solo.

Iriana menjemput Mufidah langsung di Bandara Adi Soemarmo dan mengajaknya mampir ke rumahnya di kawasan Sumber. Setelah itu, ia mengajak Mufidah ke Museum Batik Ndalem Woeryaningratan dan berbelanja batik di butik Danar Hadi di Jalan Radjiman. "Kami belanja batik dan kebaya bersama," kata Mufidah.

Sepekan kemudian, giliran Iriana menyambangi Mufidah. Dari Solo, ia terbang ke Makassar menuju Gowa, Sulawesi Selatan. Mufidah mengajak Iriana mengunjungi kebun anggrek miliknya sekaligus meresmikan Rumah Krisan PT Bunga Indah Malino di Kawasan Wisata Malino. Iriana ditemani putrinya, Kahiyang Ayu.

Mufidah, yang pernah lima tahun menghadapi kesibukan sebagai istri wakil presiden, mengaku banyak bercerita tentang kegiatannya waktu itu. Obrolan dengan topik tersebut menjadi pembicaraan selingan di antara mereka setiap kali bertemu. Paling banyak, menurut Mufidah, aneka rupa obrolan perempuan. Dari kuliner, tanaman, hingga busana yang akan dipakai saat pelantikan. "Kami bicara apa yang akan kami kenakan saat pelantikan," kata Mufidah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus