Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berkukuh Kereta Cepat Tak Molor Meski Beragam Insiden Terjadi

Meski sejumlah insiden silih berganti terjadi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pemerintah berkukuh penyelesaian pembangunannya takkan molor.

21 Desember 2022 | 16.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas saat melakukan proses evakuasi mesin pemasang rel yang anjlok dan menabrak tebing di area proyek kereta cepat Jakarta Bandung di Desa Campaka Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 19 Desember 2022. Rangkaian kereta kerja berupa lokomotif kerja dan mesin pemasang rel keluar jalur dan menabrak tebing sekitar 200 meter dari rel terakhir yang telah terpasang. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Meski sejumlah insiden silih berganti terjadi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pemerintah berkukuh penyelesaian pembangunannya tak akan molor dari target, yakni Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teranyar, kecelakaan pada proyek yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional atau PSN ini terjadi pada Ahad sore, 18 Desember 2022. Awalnya, beberapa jam setelah kejadian, dua video beredar di media sosial menunjukkan satu gerbong kereta keluar dari lintasan proyek kereta cepat yang digarap KCIC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keretana lepas tina jalur (keretanya terlepas dari jalur),” ujar seseorang di balik video berdurasi 15 detik yang berbicara dalam bahasa Sunda, seperti dikutip Ahad petang, 18 Desember 2022.

Dalam video tersebut, terlihat ada satu gerbong kereta berwarna hijau dengan kelir putih. Di tengah gerbong tampak tulisan berbahasa Cina berwarna kuning. Kereta tersebut terlihat tergelimpang. Selain itu, ada beberapa orang yang bergiliran mendekat ke arah kereta. Video lainnya berdurasi 12 detik memuat informasi bahwa rem kereta blong. “Remna blong (remnya blong).”

Saat itu, GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Rahadian Ratry memberikan konfirmasi dan mengatakan timnya sedang turun untuk melakukan investigasi. “Tim kami turun melakukan investigasi untuk memastikan kejadian di lokasi,” ucap Rahadian melalui pesan pendek, Ahad.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada kontraktor yang melaksanakan pekerjaan untuk melaporkannya kepada KCIC. “Kami juga meminta kontraktor yang melaksanakan pekerjaan, untuk segera menyampaikan report kepada manajemen,” tutur dia.

Menurut Rahadian, KCIC memastikan pekerjaan yang dilakukan kontraktor KCJB senantiasa mengimplementasikan aspek keselamatan, keamanan, kesehatan, dan lingkungan atau safety, security, health and environment (SSHE) pada setiap aktivitas kerja. Para kontraktor, kata dia, akan berkomitmen terhadap aspek keselamatan diri seluruh pekerja sehingga risiko kecelakaan kerja dapat dihindari. 

Dua pekerja WNA Cina meninggal

KCIC awalnya menyebutkan hanya ada 4 orang pekerja yang terluka. Namun, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo memastikan korban meninggal karena kecelakaan kereta kerja KCJB adalah warga negara asing atau WNA Cina. "Betul (WNA Cina), informasi dari Polda Jawa Barat, pekerja teknis," kata Dedi pada Senin, 19 Desember 2022.

WNA Cina itu merupakan pekerja proyek KCJB. Selain dua orang meninggal, empat orang lain mengalami luka-lukq dalam insiden itu. Berdasarkan informasi awal, dua korban meninggal dunia merupakan laki-laki bernama Chang Shin Shang (40 tahun) dan Chang Shin Yung (36 tahun). Empat korban luka-luka berjenis kelamin laki-laki. 

Tiga di antaranya teridentifikasi sebagai Wang Jiji, Jie Thencang, dan Chao Qianyo. Sedangkan seorang lainnya belum diketahui identitasnya sampai Senin siang. 

Selanjutnya: Setelah polisi mengumumkan ...

Setelah polisi mengumumkan adanya dua orang korban meninggal, Direktur Utama KCIC Dwiana Slamet Riyadi alias Edo buka suara. Dia mengatakan kecelakaan tersebut terjadi pada 18 Desember 2022 sekitar pukul 17.00 WIB di Desa Cempaka Mekar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

“Rangkaian kereta kerja yang dioperasikan Kontraktor Snohydro mengalami anjlok,” ujar dia dalam keterangan video yang diterima pada Senin malam, 19 Desember 2022.

Menurut Edo, kereta kerja tersebut terdiri dari lokomotif diesel dan mesin pemasangan rel. “Jadi di sini yang keluar jalur adalah kereta kerja bukan rangkaian kereta cepat,” ucap dia.

Semua korban yang jumlahnya enam orang tersebut merupakan teknisi dari kontraktor Sinohydro dan WNA Cina. Bos KCIC menjelaskan, korban luka berat saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Santosa Bandung, pihaknya memastikan bahwa akan mendapatkan perawatan yang intensif. 

“Sedang korban luka ringan sudah diperbolehkan pulang,” kata Edo. “Kami mengucapkan bela sungawa dan duka yang mendalam untuk keluarga korban meninggal dunia.”

Pada Senin kemarin, pihaknya fokus melakukan evakuasi. KCIC bersama beberapa pihak akan mengevaluasi SOP pemasangan rel, SOP kerja lainnya, serta memastikan segenap pekerjaan yang dilakukan kontraktor KCJB memenuhi aspek keselamatan kerja, pada setiap aktivitas kerja. 

“KCIC dan kontraktor KCJB mendukung penuh proses investigasi yang dilakukan pihak berwenang,” tutur Edo.

Investigasi oleh polisi dan KNKT

Polri menurunkan tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) untuk mengecek kecelakaan kereta cepat tersebut. Tim Inafis sudah mengidentifikasi para korban, baik yang meninggal maupun luka-luka.

Penyidik Polda Jawa Barat telah memeriksa 18 saksi yang dimintai keterangan perihal peristiwa tersebut pada Senin. Polisi bersama kementerian dan lembaga yang berwenang telah melakukan pengecekan untuk mengetahui penyebab kecelakaan, termasuk melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan ahli lain.

KNKT membenarkan ikut terlibat melakukan investigasi insiden kereta kerja milik KCJB yang anjlok. "Untuk saat ini saya bisa sampaikan benar bahwa KNKT menurunkan tim investigasi terkait kecelakaan tersebut," ujar Kepala Sub-Bagian Data, Informasi, dan Humas KNKT Anggo Anugoro saat dihubungi kemarin.

Selanjutnya: Menurut Anggo, tim investigasi dipimpin ...

Menurut Anggo, tim investigasi dipimpin langsung oleh Kepala Sub Komite (Kasubkom) Investigasi Kecelakaan Kereta Api, Suprapto didampingi investigator Gusnaedi Rachmanas, Hertriadi Ismawan, dan Aditya WS Yudistira. Tim sudah menuju lokasi kejadian sejak Senin lalu, 19 Desember 2022. 

Mengenai hasil atau update investigasi soal kecelakaan pada proyek KCJB ini, menurut Anggo, belum bisa disampaikan. Karena saat ini masih proses pengumpulan data dan temuan di lapangan yang tentunya memerlukan proses analisis lebih lanjut untuk menentukan hasil investigasi. 

Kemungkinan proyek disetop sementara

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (DJKA) Kemenhub M. Risal Wasal mengatakan memungkinkan proyek KCJB disetop sementara untuk kepentingan investigasi pasca-insiden kereta kerja anjlok. “Untuk kepentingan investigasi dimungkinkan diberhentikan sementara kegiatan. Semoga kegiatan ini tidak mempengaruhi time line pekerjaan,” ujar dia saat dihubungi Senin, 19 Desember 2022.

Dia memastikan petugas dari DJKA telah berada di lokasi untuk mengidentifikasi lebih lanjut penyebab kereta keluar dari jalur listasan. Seiring penelaahan terhadap insiden tersebut, dia menekankan kereta konstruksi kereta cepat itu sudah ditangani. 

“Para pekerja yang menjadi korban pun telah dievakuasi oleh petugas. Kereta yang anjlok merupakan kereta kerja untuk pemasangan rel,” ucap dia.

Sementara, Bos KCIC, Dwiana Slamet Riyadi atau yang kerap disapa Edo itu mengatakan sesuai arahan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pekerjaan pemasangan rel di lokasi itu dihentikan sampai dengan selesainya dilakukan evaluasi dan investigasi.

“Sementara pekerjaan di lokasi lain masih terus dilakukan, antaranya lain pekerjaan Auxiliary Building, Stasiun, OCS dan pekerjaan konstruksi lainnya,” ujar Edo lewat keterangan video pada Rabu pagi, 21 Desember 2022.

Pekerjaan jalan rel yang tersisa, sampai dengan Stasiun Halim, Edo berujar, lebih banyak untuk pemasangan real tanpa batu ballast atau ballastless. Pekerjaan ini akan menggunakan mesin rel ballastless yang saat ini berada di Depo Tegalluar dengan kapasitas mampu menyelesaikan konstruksi jalan real sepanjang 5 kilometer per hari.

Adapun Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai penghentian proyek sementara waktu merupakan langkah yang tepat. Pasalnya penghentian proyek dilakukan agar kontraktor melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak abai terhadap keselamatan.

MTI juga menilai perlunya pengganti kereta teknis yang rusak akibat kecelakaan tersebut supaya proyek tidak terhambat. Apalagi, kereta yang digunakan untuk pemasangan rel untuk proyek kereta cepat itu berasal dari Cina, bukan dari Indonesia.

Selanjutnya: Ketua Bidang Advokasi dan ...

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno menyatakan untuk kelanjutan proyek kereta cepat tersebut diperlukan kereta pengganti. "Seandainya ingin cepat tepat waktu (penyelesaian proyek), atau dengan kapasitas operasi yang ada dinaikkan," ujarnya.

Kereta kerja anjlok tak lepas dari kejar tayang

Ketua Bidang Perkeretaapian MTI Aditya Dwi Laksana menilai kereta kerja yang anjlok itu tak lepas dari masalah kejar tayang yang sudah ditargetkan. Sepur kilat itu ditargetkan beroperasi pada Juni 2023.

“Seharusnya kalau ngomongin safety itu tidak hanya dalam operasional, tapi safety ketika konstruksi, ketika pra operasi termasuk uji coba,” ujar dia melalui sambugan telepon pada Senin.

Menurut Aditya, kejadian kecelakaan dalam konstruksi dalam proyek yang digarap KCIC bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, kata dia, ada kecelakaan pipa gas PT Pertamina (Persero) yang terbakar, lalu banjing di tol, bahkan sempat ada pilar yang diambrukan dan menimpa eskavator. “Karena ada penyimpangan.”

Dari beberapa kejadian tersebut, Aditya melanjutkan, seharusnya penyelenggara proyek mengambil kesimpulan agar proyek tersebut bisa dikerjakan secara prudent dan sifatnya tidak kejar tayang. Dia juga mempertanyakan apa urgensinya kereta cepat itu harus beroperasi Juni 2023, sampai mengorbankan keamanan atau safety.

“Ini nyawanya dua meninggal kalau saya enggak salah ya. Apa lagi ada korban jiwa, jadi saya pikir ayolah kita evaluasi lagi,” kata Aditya.

Dia menyarankan agar KCIC memetakan kembali apakah target Juni 2023 itu realistis atau target yang dipaksakan. Aditya mengatakan, hal itu sama saja dengan bayi yang baru lahir dipaksakan untuk berlari. “Kan ada anologi seperti ini. Maksud saya ini bayinya saja belum muncul tapi sudah dipaksa,” ucap Aditya.

Aditya juga mengungkap beberapa kemungkinan faktor penyebab kereta kerja pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang anjlok. “Kenapa kemudian lokomotif teknisnya kok bisa anjlok? Berarti keretanya tidak berhenti, masih jalan kalau saya enggak salah,” ujar Aditya.

Faktor faktor pertama, kata dia, dari manusia atau pekerjanya sendiri, apakah fokus atau tidak, serta tidak konsentrasi sehingga ada pelanggaran teknis. Faktor kedua, bisa juga terjadi karena adanya ganguan pada sarananya seperti pengereman.

Atau faktor ketiga pekerjanya yang letih karena jam kerjanya tinggi yang termasuk dalam kesalahan manajemen. “Ini macam-macam ya kalau ngomongin penyebabnya. Bagaimana pun juga ini enggak boleh terjadi dan enggak boleh terulang lagi,” kata Aditya.

Oleh karena itu, dia menyarankan agar KCIC memperbaiki prosedur khususnya di bagian sumber daya manusianya (SDM), khususnya di sistem kerja dan alokasi waktu. Aditya juga meminta agar penyelenggara proyek memetakan kembali pakah target operasi kereta kilat pada Juni 2023 itu realistis atau tidak.

Selanjutnya: “Kalau perlu percepatan, realistis apa ..."

“Kalau perlu percepatan, realistis apa enggak? Soalnya kalau sudah memakan korban jiwa, menurut saya, sudah sesuatu yang fatalitasnya tinggi,” ucap dia.

Janji target tak meleset

Bos KCIC Dwiana Slamet Riyadi yakin kecelakaan kereta kerja tersebut tidak mempengaruhi progres konstruksi dan kualitas sarana prasarana yang digunakan dalam pengoperasian kereta cepat. “KCIC mendukung evaluasi dan investigasi yang dilakukan Kemenhub untuk menjamin keselamatan kerja di Proyek KCJB,” tutur dia.

Sementara untuk proses evakuasi sampai dengan hari kedua, 20 Desember 2022, seluruh mesin pemasangan rel yang keluar jalur sudah selesai di evakuasi. Seluruh mesin pemasangan rel tersebut lalu dibawa menggunakan Truck Lowbed ke Depo Tegalluar Bandung.

Pekerjaan evakuasi menyisakan 1 lokomotif, menunggu selesainya pekerjaan temporary rel yang akan digunakan untuk mengevakuasi lokomotif itu. Nantinya lokomotif itu akan menggunakan jalur KA yang ada menuju ke Depo Degalluar Bandung. “Kami tegaskan sekali lagi yang keluar jalur adalah kereta kerja bukan rangkaian kereta cepat,” ucap Edo.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan kecelakaan terjadi murni akibat human error. "Itu human error. Betul, dua pekerja orang Cina (yang meninggal)," ujar Luhut saat ditemui di acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024 di Jakarta, Selasa, 20 Desember 2022.

Lebih jauh, Luhut menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi karena adanya penurunan kecepatan dalam pengereman kereta sehingga kereta keluar jalur. "Itu kecelakaan teknis. Jadi mereka mengambil dan mengantar barang sore hari. Saya pikir dari laporan sementara ada penurunan kecepatan dalam hal ini remnya," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Kereta Cepat tersebut.

Ia pun memastikan bahwa kecelakaan tersebut tak akan memengaruhi target penyelesaian proyek yang ditetapkan sebelumnya, yaitu pada Juni 2023. Proyek Strategis Nasional (PSN) itu sejatinya telah molor sejak target awal, yakni pada 2019. "Tetap (tepat waktu Juni 2023). Kamu jangan mau lambat," kata Luhut.

Soal target penyelesaian proyek ini sebelumnya disampaikan Luhut di hadapan Presiden Cina Xi Jinping usai KTT G20 di Bali pada pertengahan November lalu.

"Kami berharap Presiden Xi Jinping bisa menghadiri peresmian operasional Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung pada pertengahan tahun depan bersama Presiden Joko Widodo," kata Luhut pada pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping, Rabu, 16 November 2022.

Namun pekerjaan proyek di ruas jalur lokasi kecelakaan tersebut kini tengah dihentikan sementara waktu. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan penghentian dilakukan sembari menunggu hasil investigasi.

Selanjutnya: Respons anggota Komisi V...

Respons anggota Komisi V DPR

Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suryadi Jaya Purnama juga ikut menanggapi peristiwa anjloknya kereta konstruksi. Dia prihatin dengan insiden tersebut dan mempertanyakan banyaknya kecelakaan dalam proyek tersebut.

“Kami menyesalkan mengapa banyak sekali terjadi kecelakaan selama pembangunan proyek KCJB ini,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Senin, 19 Desember 2022.

Dia mencatat beberapa kecelakaan yang terjadi dalam proyek tersebut, mulai dari meledaknya pipa PT Pertamina (Persero), robohnya salah satu tiang penyangga, dan lalu terakhir adalah kecelakaan kereta teknis. Suryadi meminta agar KNKT dan pihak kepolisian bekerja sama untuk melakukan investigasi.

“Karena kejadian ini termasuk dalam kecelakaan transportasi,” ucap Suryadi.

Selain itu, dia juga meminta agar PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan ini. Dan ke depannya, selalu mengimplementasikan aspek safety, security, health and environment (SSHE) pada setiap aktivitas kerja agar kecelakaan dapat dihindari.

Suryadi mengatakan memang kereta cepat buatan Cina ini diklaim memiliki sistem keamanan yang tinggi di antaranya Disaster Monitoring Center, Disaster Monitoring Terminal, dan lainnya. Namun, pada Juni 2022 lalu ada kereta cepat di Cina yang mengalami kecelakaan yang menewaskan 1 orang masinis dan melukai 8 orang.

Dia juga meminta agar proyek KCJB tersebut dievaluasi secara menyeluruh. “Karena kecerobohan dalam membuat perencanaan kereta cepat telah terbukti menyebabkan pembengkakan biaya (cost overrun) naik menjadi US$ 1,449 miliar atau Rp 21,74 triliun,” tutur dia.

Suyadi pun mendorong agar KCIC benar-benar memastikan kelayakan dan keselamatan KCJB dengan mempertimbangkan segala aspek. Jangan sampai, dia berujar, menambah kecerobohan lainnya, terutama nanti pada saat KCJB sudah beroperasi secara komersial. 

“Sebab dengan kecepatan hingga 350 km/jam, maka berpotensi menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak jika sampai terjadi kecelakaan,” kata Suryadi.

MOH KHORY ALFARIZI | CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY ROSANA | RIANI SANUSI PUTRI | BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus