Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Bersiap Kembali ke Sekolah

Penerimaan siswa baru dibuka pada 15 Juni dan tahun ajaran baru dimulai pada 13 Juli mendatang.

16 Mei 2020 | 00.00 WIB

Petugas PMI Jakarta Pusat melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada ruang Laboratorium Biologi SMA Negeri 68 Jakarta, di Salemba, Jakarta, 16 Maret 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Petugas PMI Jakarta Pusat melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada ruang Laboratorium Biologi SMA Negeri 68 Jakarta, di Salemba, Jakarta, 16 Maret 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

JAKARTA – Sejak Maret lalu, kegiatan belajar di sekolah di Ibu Kota ditiadakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19). Pemerintah meminta sekolah menerapkan sistem belajar jarak jauh menggunakan jaringan Internet.

Kegiatan belajar di sekolah rencananya kembali digelar setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir. Karena itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta tengah menyiapkan tiga skema yang bisa digunakan. Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana mengatakan skema ini akan disesuaikan dengan perkembangan kondisi penyebaran virus Covid-19 di Ibu Kota.

Pembatasan berskala besar di Jakarta akan berakhir pada 22 Mei mendatang. Namun sejumlah ahli memperkirakan pandemi di Ibu Kota tidak bisa secepat itu ditangani. Karena itu, Dinas Pendidikan perlu membuat rencana alternatif untuk mencegah penyebaran wabah di sekolah saat tahun ajaran baru dimulai.

Nahdiana menyebutkan alternatif pertama yang disiapkan adalah menggelar kegiatan belajar hanya di sebagian sekolah tapi dengan pengawasan ketat. Setiap siswa yang datang ke sekolah harus mengikuti protokol penanganan Covid-19. Sedangkan sekolah yang belum dibuka tetap menggunakan sistem belajar jarak jauh.  

Alternatif kedua adalah membuka sebagian sekolah dan juga hanya sebagian siswa yang bisa mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Sedangkan alternatif ketiga, semua sekolah di Ibu Kota dibuka, tapi jumlah siswa yang bisa belajar di kelas dibatasi. Siswa yang tidak datang ke sekolah tetap menerapkan belajar jarak jauh. 

Nahdiana mengatakan ketiga alternatif itu masih dipertimbangkan untuk diterapkan. Dinas Pendidikan saat ini tengah mengukur kesiapan setiap sekolah. "Kesiapan keamanan sekolah dan lingkungan, apakah sudah bebas dari penularan Covid-19 atau belum," kata dia, kemarin. "Kesiapan keluarga siswa, guru, dan kondisi perjalanan mereka sampai ke sekolah juga menjadi perhatian."

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan skema yang diusulkan Dinas Pendidikan itu bisa saja dijalankan. Namun dia meminta sekolah-sekolah yang rawan penyebaran Covid-19 dipetakan lebih dulu. Ia tidak ingin muncul kluster baru Covid-19 setelah sekolah dibuka.

Menurut Anies, penerimaan murid baru di Jakarta rencananya dibuka pada 15 Juni 2020. Adapun hari pertama sekolah dimulai pada 13 Juli mendatang. "Jadi, data sekolah dimasukkan ke sistem aplikasi, kemudian sekolah bisa mengetahui seberapa tinggi risiko di wilayahnya," ucap Anies.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Bidang Pendidikan, Retno Listyorini, menyambut baik rencana yang disiapkan Dinas Pendidikan terkait pembukaan sekolah itu. Namun ia berharap hal tersebut dilakukan ketika kondisi Jakarta sudah menjadi zona hijau atau nol kasus. "Yang penting anak harus terlindungi, jangan sampai sekolah jadi kluster baru," kata Retno. 

Retno menuturkan pemerintah wajib memastikan sekolah-sekolah yang nanti dibuka sudah disterilkan dan memenuhi protokol kesehatan. "Serta memastikan guru-guru juga aman dan wilayah tempat tinggalnya sudah hijau," ujarnya.

Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, berharap rencana itu diambil sesuai dengan informasi dan protokol yang diberikan epidemiolog. "Untuk saat ini, enggak bisa kita sebut tanggal untuk menjalankan rencana karena kondisi saat ini belum dipastikan aman," kata dia.

Pandu menuturkan pembukaan aktivitas sekolah dalam klasifikasi pengambilan kebijakan setelah pandemi justru ada di tahap kedua. Tahap pertama adalah membuka kembali aktivitas usaha dan perkantoran. "Tapi tahapan-tahapan itu juga baru bisa diambil ketika kasus sudah turun selama dua minggu hingga sebulan secara konsisten," tuturnya. TAUFIQ SIDDIQ | INGE KLARA SAFITRI


Bersiap Kembali ke Sekolah

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus