SUDAH lebih setahun Pemda Kabupaten Badung menghimbau Pemda
Propinsi Bali agar realisasi kanalisasi Tukad (Sungai Badung
dipercepat. Sungai ini membelah dua Kota Denpasar, penuh sampah
dan dangkal. Lebih-lebih lagi Sungai Badung boleh dikata tak
punya muara. Sebab yang ada hanya kecil, tak seimbang dengan air
yang ada. Maka kekhawatiran pun sudah lama mengganggu warga
kota, sewaktu-waktu Denpasar akan digenangi air.
Betul juga. Dua pekan lalu -- meskipun menurut ramalan cuaca
waktu itu Bali berawan terang -- hujan turun dengan deras. Kota
Denpasar lumpuh karena air. Sebelah menyebelah Tukad Badung
diluapi air tinggi. Di bagian-bagian kota tertentu, air mencapai
1 meter di dalam rumah.
Termasuk juga di antaranya di Renon, wilayah baru yang menjadi
pusat pemerintahan. Kantor gubernur yang baru dan bertingkat
dengan arsitektur Bali memang tak apa-apa. Tapi kantor keuangan
yang menggunakan arsitektur modern (dan orang Bali menyebutnya
arsitektur aneh) juga ditelan air. Tak sedikit arsip rusak di
kantor ini.
Got-got belum berfungsi baik, di samping ada yang sedang dalam
perbaikan," kata seorang penjabat di Pemda Badung menuturkan
penyebab genangan air itu. Usaha perbaikan selama ini memang
ada, tapi biayanya tak pernah cukup. Sementara itu menurut Ketut
Nadia dari PU sadung," sudah saatnya Denpasar mendapat proyek
khusus penanggulangan banjir sebagaimana yang diberikan untuk
Jakarta." Apalagi, tambah Nadia, keadaan Kota Denpasar datar,
tidak ada saluran pembuangan air ke laut. Akan halnya Tukad
Badung sendiri minat Pemda Propinsi Bali bukannya tak ada.
Sebuah tim khusus dari DPRD Bali sudah lama repot mengurusi
rencana kanalisasi sungai itu. Tapi persoalannya tetap itu-itu
juga bagaimana mencari ganti rugi bagi tanah rakyat sekitar 5
hektar di sepanjang tepi sungai itu. Dan tentu pula biaya.
Perencanaan Kota
Lebih dari itu perencanaan Kota Denpasar dan daerah baru Renon
sendiri "seperti tidak memperhitungkan bahaya banjir." Ini
penilaian ir. Robi Sularto dari BIC Bali. Katanya, karena
Denpasar hampir datar dengan air laut setiap kali pasang naik,
semustinya perencanaan saluran sanitasi lebih dulu dimatangkan.
Karena itu, jangan heran kalau para pelancong sering mengeluh
kalau kebetulan datang ke kota ini sedang dalam keadaan
tergenang air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini