Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bila dua janda adu panco

Dua janda adu panco di desa nasawungu, cilacap, memperebutkan perjaka bernama suroso. panco dimenangkan oleh sutiyah. sutiyah kecewa karena mengetahui suroso masih punya pacar lainnya lagi.

29 April 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM urusan cewek, Suroso boleh disebut pakar. Sekali bertemu wanita langsung disambarnya. Yang disambar pun mendadak jinak. Tak terkecuali Kuswati, 30 tahun, janda satu anak. Bujangan asal Desa Nasawungu, Cilacap, ini mengaku, "Saya tertarik pada Kuswati karena saya bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa saya peroleh dari wanita lain." Entah apa, itu urusan Surosolah. Ketika di desanya ada orkes dangdut, Februari silam, Suroso lagi-lagi bikin affair. Kali ini yang disergap Sutiyah, 28 tahun. Juga janda. Sementara itu, Kuswati dilupakan. Akhir Maret lalu Kuswati memergoki Suroso menggandeng mesra Sutiyah. Katanya, ia mau melabrak pasangan itu. Tapi, untungnya, Kus masih bisa bersabar. Ia tak mau membuat keributan di pasar. Sore harinya, Kus mendatangi rumah Sutiyah untuk membuat perhitungan sesama wanita dan sesama janda. Ia meminta agar Sutiyah memutuskan hubungan dengan Suroso. Sutiyah jadi panas. Ia merasa tak ada undang-undang yang melarang. Keduanya sama-sama tak mau mundur. Keduanya lantas saling tuding. Lalu dorong-mendorong. Pertengkaran dua wanita biasanya segera diketahui banyak orang karena pelurunya adalah kata-kata -- jorok pula. Itu yang terjadi. Pak RT di situ, Kasmadi, segera turun tangan. Untuk sesaat ajakan damai ditolak keduanya. Kuswati memberikan alternatif pemecahan. "Kita panco saja. Siapa yang paling kuat, dialah yang berhak atas Suroso," katanya. Sutiyah berpikir sejenak. "Mari," jawabnya. Kasmadi pun menyediakan diri sebagai wasit. Tapi, tunggu dulu. Kasmadi merasa perlu memanggil Suroso. "Karena dialah yang menjadi piala yang akan diperebutkan dan nantinya diserahkan kepada si pemenang," tutur Kasmadi. Ada 20 orang dikumpulkan Kasmadi, supaya adu panco ini punya kekuatan hukum, ada saksinya. Suroso pun datang. Adu panco dimulai. Sepuluh menit pertandingan yang mahategang itu, akhirnya kemenangan diraih Sutiyah. Langsung saja Sutiyah memeluk "piala hidup" ini. Sedang Kuswati, mungkin karena kesal, menampar pipi Suroso dua kali. Akankah Sutiyah berbahagia dan selalu bersanding dengan "piala"-nya? Sang Piala berkata terus terang, "Saya pacaran dengan Sutiyah, dan sebelumnya dengan Kuswati, tidak untuk sungguhan karena saya sudah punya pacar yang saya sayangi, yakni Harsini." Masya Allah. Semua orang kaget. Orang-orang pun mengingatkan Suroso, adu panco itu memerlukan keberanian luar biasa. Suroso akhirnya berkata lagi, "Sudahlah, semua sudah terjadi. Mungkin Tuhan sudah mentakdirkan saya harus menikah dengan janda." Artinya, bujangan ini pasrah. Walau begitu, belum pasti Suroso akan menikah dengan Sutiyah. Soalnya, janda ini mengaku sakit hati dengan pengakuan Suroso yang menyebutkan sudah punya pacar selain lawan tandingnya main panco tadi. "Biar janda, saya juga punya harga diri. Saya butuh cinta yang tulus, tidak untuk permainan," kata Sutiyah. Sementara kisah berakhir, mungkin nanti berseri setelah muncul tokoh Harsini itu. Slamet Subagyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus