Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MASUKNYA virus corona varian Delta pada pertengahan 2021 sempat membuat Indonesia babak belur. Banyak rumah sakit kolaps dan tak mampu menerima lagi penderita Covid-19. Berbagai fasilitas kesehatan bahkan mengalami kelangkaan oksigen dan obat-obatan. Tenaga kesehatan kelimpungan dengan banyaknya pasien Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah kekalutan itu, sejumlah kalangan ditengarai mengambil keuntungan. Pada akhir Oktober 2021, majalah Tempo menurunkan investigasi tentang pejabat dan pengusaha yang memainkan bisnis PCR atau tes reaksi berantai polimerase. Banyak kalangan menilai bisnis tersebut meruapkan potensi konflik kepentingan, pintu masuk korupsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat itu antara lain Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Garibaldi Thohir, kakak Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Luhut dan Erick membantah jika disebut mengambil keuntungan dari bisnis PCR. Belakangan, pemerintah merevisi biaya tes PCR menjadi Rp 275 ribu untuk Jawa-Bali dan Rp 300 ribu buat daerah di luar dua pulau itu.
Karantina di hotel-hotel dengan biaya tinggi juga disebut-sebut menjadi ladang bisnis. Badan Nasional Penanggulangan Bencana diduga membantu sejumlah pejabat lolos dari kewajiban karantina
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo