Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BUKU-BUKU puisi yang terbit sepanjang 2020 masih mempertahankan watak puisi sebagai pernyataan autobiografis penyair. Penyair memasang kembali alter egonya, yakni “aku”, untuk menyatakan keharuannya terhadap keindahan alam, kemegahan kota, kecantikan perempuan (karena sesungguhnya si penyair adalah laki-laki), keagungan cinta, juga upaya penyair mengangkat kembali derita manusia, ketidakadilan gender, kerusakan alam, dan kehancuran dunia sebagai tema puisi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo