Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PADA siang terang-benderang, satu keluarga berpiknik di lapangan hijau. Ayah, ibu, anak perempuan, dan seorang tante yang semuanya mengenakan pakaian putih. Anak perempuan datang membawa semangka, yang segera ia potong di atas taplak putih. Mereka mengobrol ringan, tentang baju renang dan pusat belanja. Si anak melontarkan pertanyaan iseng kepada ayahnya. Warna kesukaan? Makanan favorit? Minuman? Merokok atau tidak? Kamera menyorot wajah si ayah (diperankan Jamaluddin Latif) yang awalnya berhias senyum, lantas menjadi penuh kerut dan amarah ketika pertanyaan itu terus berlanjut dan makin mendesak. Nama? Umur? Pekerjaan? Partai politik? Afiliasi politik? Umur? Nama? “Aku ini ayahmu!” kata si ayah berpekik, lalu beranjak dari tikar piknik mereka. Begitu sepotong adegan dalam tafsir sutradara Yogyakarta, Agnes Christina, atas naskah Waktu tanpa Buku.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo