ADA burung bulbul yang bebas,ada burung bulbul yang tak
bebas. Dongeng Andersen tentang Kaisar yang merindukan suara
burung yang merdu adalah tentang kedua-duanya. Begini: Suatu
hari sang Kaisar membaca buku tentang bulbul bersuara indah,
yang ternyata ada di kerajaannya. Ia pun memerintahkan para
pembesar membawa burung itu ke balairung.Hampir gagal mereka
mencari. Untunglah seorang gadis pelayan yang miskin, yang
ternyata lebih tahu pelosok kerajaan di mana bulbul itu hinggap,
datang menolong. Perdana Menteri sendiri yang menjemput burung
itu, memintanya untuk bernyanyi di Istana buat Kaisar. "Suaraku
akan jauh lebih bagus di antara pohonan hijau", kata si bulbul.
Tapi ia setuju berangkat.
Maka di istana itu ia menyanyi. Dan orang terkagum-kagum, hingga
para nyonya pembesar pun ikut memuji dan mencoba menirukan
gayanya. Dan hadiah-hadiah mahal pun ditawarkan kepadanya,
meskipun si bulbul menolak: "Saya lihat airmata Kaisar titik.
Itu hadiah paling berharga untuk nyanyian saya". Ia tahu Kaisar
itu seorang baik.
Tapi suatu ketika datanglah hadiah ke istana: sebuah burung
bulbul mesin,bertatahkan intan dan batu safir. Burung mesin itu
menyanyi indah bukan kepalang. Dan ketika burung yang asli
diminta berlagu bersama-sama dengan burung mesin, ternyata yang
mesin lebih unggul. Maksudnya, si mesin bisa lebih tertib, lebih
patuh kepada pesanan para bangsawan yang mendengar dan
menyetelnya. Dan Ahli Musik Istana pun memuji-mujinya,dan
menulis 25 jilid buku yang menyatakan betapa hebatnya Si Bulbul
Mesin. Sementara itu, bulbul yang sejati diusir dari
kerajaan.....
Sayang, suatu ketika si bulbul mesin macet. Ia terlalu banyak
meladeni pesanan, diputar, dan pernya copot. Tak ada yang bisa
memperbaiki. Sementara murung dan kesepian di istana
berlangsung, sang Kaisar jatuh sakit. Ia diperkirakan tinggal
mati. Memang suatu pagi, ketika ia membuka matanya, ia melihat
Maut menduduki dadanya yang sudah rapuh. "Musik, musik!",
baginda berteriak, untuk menenggelamkan suara-suara dari masa
lampau yang datang berbisik-bisik dibawa oleh Ajal Tak ada yang
menjawab. Tapi tiba-tiba terdengarlah suara merdu. Burung bulbul
yang diusir dulu itu muncul di depan jendela. menyanyi, begitu
rupa hingga Maut ikut terpikat dan luluh hatinya. Ia tak jadi
mencabut nyawa Kaisar.
Tapi ketika Kaisar sembuh dan meminta agar si bulbul kembali
tinggal di istana, burung itu menolak . "Biarkan hamba datang
sesuka hati hamba. Di malam hari hamba akan nyanyi tentang
mereka yang bahagia dan mereka yang sedih. Tentang perbuatan
mulia atau yang keji, yang terjadi pada rakyat, tapi yang tak
paduka lihat. Sebab burung penyanyi bisa terbang jauh --ke gubuk
nelayan, pondok pak tani dan se-mua yang jauh dari balairung
paduka".
Cerita ringkas ini pasti tak seindah dongeng Andersen sendiri
yang utuh. Tapi mungkin masih lebih manis ketimbang
kenyataan-kenyataan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini