Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bupati Bogor Akui Kewalahan Mengawasi Gurandil

Sebelumnya, sebanyak delapan gurandil menjadi korban saat Gunung Pongkor yang merupakan tempat penambangan longsor pada Ahad, 12 Mei 2019.

15 Mei 2019 | 14.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bogor – Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan Pemerintah Kabupaten Bogor telah melakukan berbagai cara untuk mengajak penambang emas tanpa izin (peti) atau sering disebut gurandil untuk beralih profesi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pendekatan khusus, sampai kerjasama dengan Antam sudah dilakukan untuk mengalihkan ke bidang yang lain, termasuk pertanian dan sebagainya,” kata Ade ditemui Tempo di Pendopo Bupati, Rabu, 15 Mei 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, kata Ade, tidak mudah mengajak para gurandil tersebut beralih profesi. Mengingat kegiatan itu sudah berpuluh-puluh tahun dilakukan masyarakat sekitar.

“Apalagi lokasinya jauh di kaki gunung, jadi kita ada kecolongan juga dengan pendatang yang menggali di sana,” kata Ade. Ia menyebut para gurandil mudah datang tapi sulit diawasi.

Sebelumnya, sebanyak delapan gurandil menjadi korban saat Gunung Pongkor yang merupakan tempat penambangan longsor pada Ahad, 12 Mei 2019.

Aktivitas gurandil terbilang cukup lama disana. Bahkan sebelum adanya PT. Antam yang melakukan pengelolaan dilokasi, para gurandil terlebih dahulu sudah melakukan penambangan.

Ade mengatakan pihaknya belum membahas ke arah penambangan emas tradisional yang dilindungi pemerintah sebagai solusi. “Kalau untuk melegalkan tambang tradisional harus bertemu dengan beberapa pihak. Kaitannya dengan lingkungan, jadi kita belum kesana,” kata dia.

Saat ini, Ade mengatakan pihaknya akan mengambil langkah konkret dengan menjadikan kawasan tambang emas sebagai lokasi pariwisata geopark atau wisata keragaman geologi, hayati, dan budaya, melalui prinsip konservasi, edukasi, dan pembangunan yang berkelanjutan.

“Kami menganjurkan para penambang ini beralih profesi kearah pariwisata, misalnya menyediakan homestay, warung tradisional, sawah dijadikan tempat wisata juga, sebagian masyarakat sudah beralih ke sana,” kata Ade.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Nanggung Ajun Komisaris Asep Saefudin mengatakan, aktivitas gurandil sulit dihalau. “Akan muncul terus, apalagi penghasilannya yang lumayan besar,” kata dia.

Asep mengatakan pihaknya sudah mengetahui ada empat titik lubang gurandil yang menjadi lokasi penambangan. “Seperti lubang saker, kunti, nini dan lubang nangka, mereka menggali di lubang-lubang itu,” ujarnya.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Memulai karir jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menjadi reporter yang menulis isu hukum dan kriminal sejak Januari 2024. Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus