Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Butuh Rp 33 Triliun Agar Seluruh Armada Transjakarta Gunakan Bus Listrik

PT Transjakarta telah memetakan tahapan-tahapan merealisasikan seluruh armadanya menggunakan bus listrik pada 2030.

15 Mei 2022 | 10.37 WIB

Bus listrik TransJakarta yang baru diluncurkan terparkir di Plaza Selatan Monas, Jakarta, Selasa, 8 Maret 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Bus listrik TransJakarta yang baru diluncurkan terparkir di Plaza Selatan Monas, Jakarta, Selasa, 8 Maret 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Transjakarta telah memetakan tahapan-tahapan merealisasikan seluruh armadanya menjadi bus listrik pada 2030. Hingga tahun itu, badan usaha milik daerah itu membutuhkan duit segar investasi sebesar Rp33 triliun demi merealisasikan program bus listrik ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Departemen Komunikasi Korporasi dan CSR PT Transjakarta Iwan Samariansyah mengatakan, total kebutuhan dana investasi tersebut tidak sepenuhnya dari anggaran perseroan atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta. "Tidak sepenuhnya dari anggaran Transjakarta melainkan dari operator yang bekerja sama dengan APM (Agen Pemegang Merek)," kata Iwan saat dihubungi, Ahad, 15 Mei 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, dia juga tidak menyatakan akan sepenuhnya didasari dari penerbitan surat utang. Menurut dia, para operator bus yang selama ini bekerja sama dengan Transjakarta juga dapat berperan memenuhi kebutuhan anggaran itu. "Kami tugasnya hanya regulasi saja. Baru nanti setelah dioperasikan kita bayar operator berdasarkan per kilometer jarak tempuh," ucap Iwan.

Dia mencontohkan, skema ini sebetulnya telah diterapkan seusai PT Transjakarta mengadakan 30 bus listrik dari BYD asal China. Bus-bus ini, kata da, telah ditawarkan ke salah satu operator bus Transjakarta, Mayasari Bakti. "Lolos uji coba, dapat rekomendasi sehingga bisa ditawarkan ke operator bus TJ yg berminat. Contohnya Mayasari yang sudah mengoperasikan 30 unit bus listrik," ujar Iwan.

Total nilai kebutuhan investasi Transjakarta ini ditujukan untuk pengadaan 10.047 bus listrik beserta alat pengisiannya hingga 2030. Rinciannya Rp21,5 triliun untuk pengadaan bus tipe Mikro Bus, Medium Bus, Single Bus, dan Articulated Bus.

Sisanya, yaitu Rp11,5 triliun untuk infrastruktur dan biaya jaringan listrik 88 MW yang terdiri dari transformer step-down, MV Panel, LV Panel, dan Controller. Rencananya, bakal ada 12 titik stasiun pengisian atau charging station yang direncanakan untuk mendukung operasional bus listrik pada layanan BRT.

PT Transjakarta sebetulnya juga sudah mulai menjajaki penerbitan surat utang di Bursa Efek London untuk membiayai proyek ramah lingkungan. Penjajakan ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk mengembangkan 10.047 unit bus listrik yang ditargetkan terealisasi pada akhir 2030.  “Green bond dipilih karena dapat memfasilitasi transportasi berkelanjutan,” ujar dia dikutip dari Koran Tempo.

Dana yang diperoleh dari penerbitan surat utang itu akan digunakan Transjakarta untuk elektrifikasi bus. “Bentuknya bisa hibah, pinjaman, bantuan lunak, atau fasilitas lainnya,” ujar Iwan. 

Salah satu alasan Transjakarta memburu pendanaan melalui penerbitan green bond adalah dana subsidi atau public service obligation (PSO) yang diberikan pemerintah DKI tidak bisa sepenuhnya digunakan untuk pengadaan bus listrik. “Biaya beli unit bus masuk ke capital expenditure,” kata Iwan.

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus