Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Calon pengantin serang arisan pengantin serang

Arisan pengantin di desa serang, purbalingga. untuk biaya pernikahan. biasanya kalau ada anggota sudah ngebet ingin kawin, arisan tidak perlu diundi lagi, langsung diberikan kepadanya. (ina)

24 Mei 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEBUDAYAAN arisan juga ada di kaki Gunung Slamet. Di sini, barang yang dijadikan sasaran arisan bukan main-main: perkawinan. Di Desa Serang, misalnya, di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, ada 30 kelompok arisan pengantin itu. "Di Dukuh Kaliurip saja terdapat 60 pemuda, semuanya ikut arisan," kata Yasrori, pengurus LKMD Serang. Para pemuda di sini rata-rata buruh tani, dan kebanyakan berpendidikan SD. Sayang, arisan pengantin itu bukan memperebutkan perempuan - mempertukarkan calon istri, misalnya saja. Kurang khas jadinya, ya? "Ini hanya arisan uang untuk biaya perkawinan," kata Jarkoni, pemuda yang jadi ketua salah satu kelompok. Oh, syukurlah. "Biaya pernikahan 'kan mahal jadi, ini. menabung." Syukur, syukur. Ada satu syarat. Setiap peserta harus sudah punya calon istri. "Dan, setiap kali arisan, si calon wajib dibawa," kata Jarkoni lagi. Dalam pertemuan itu, ketua kelompok biasanya bertanya, adakah yang sudah ngebet nikah. Kalau ada, tak usah dilakukan undian. Kalau tidak, baru kertas kecil-kecil dikocok. Lha, kalau yang mendapat arisan ternyata belum ngebet kawin? "Biasanya ya kawin juga. Bagaimana kalau uangnya nanti habis?" Ya. Betul juga. Kelompok Jarkoni beranggota 18 orang. Terlalu banyak anggota, nanti harus menunggu terlalu lama. Besar arisan setiap bulan Rp 10.000. Sudah tiga pemuda kawin dengan jalan ini, dan mereka - tentu saja tetap setia datang dan menyetor uang, bersama istri pula. "Malah di desa ini ada kelompok yang anggotanya semua sudah kawin. Karena keterusan, uang arisannya dibelikan barang-barang. Tapi namanya tetap arisan pengantin." Lha, kalau di tengah perjalanan arisan ada peserta yang diputus pacarnya? Hayo, bagaimana? Jarkoni terhenyak. "Tak pernah terjadi," katanya kemudian. " 'Kan dua-duanya malu, wong ikut arisan berarti sudah mengumumkan bahwa mereka akan segera kawin. Hanya, uangnya belum ada." Betul juga Adapun menurut Yasrori, jika ada yang ketiban malang diputus sama pacar, peserta yang lain ramai-ramai membujuk merukunkan pasangan itu. "Begitu rukun, langsung mereka diberi "narik " duluan, supaya segera kawin." Syukur, syukur. Soal nanti pecah setelah kawin, itu sih kemauan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus