SUDAH lama terdengar spekulasi bahwa kebudayaan Inka dan Maya di Amerika Tengah sudah lama mengenal astronomi. Namun, pendapat tentang kebudayaan Indian sebelas ribu tahun lalu itu umumnya tidak ilmiah. Ternyata, sebagian dari pendapat yang meraba-raba itu benar. Sejak Maret lalu, sejumlah arkeolog, astronom, dan ahli sejarah berkumpul di Chichen Itza, tak jauh dari Meksiko. Para ahli itu mengadakan semacam seminar di tempat peninggalan, meneliti beberapa aspek kebudayaan Maya. Di Chichen Itza terdapat candi Maya terkenal, Kanisah Kulkulkan. Yang baru dalam seminar ini adalah perhitungan-perhitungan astronomis itulah - yang ternyata penting peranannya dalam kebudayaan Maya. Berdasar sejumlah data dan perkiraan, beberapa waktu lalu arkeolog wanita Amerika, Dr. Clemency Coggins, menetapkan candi Kulkulkan dibangun tahun 830. Namun, banyak arkeolog lain tak sepakat, dan pendapat Coggins dinilai terlalu spekulatif. Ternyata, penelitlan dan sisi astronoml mendukung perkiraan Coggins. Dr. Anthony F. Aveni, astrorom dari Universitas Colgate, mengemukakan, Kulkulkan dibangun berdasar perhitungan bayangan matahari. Lalu berdasar beberapa perhitungan, Aveni menetapkan Kulkulkan dibangun antara tahun 800 dan 900. Aveni juga mengemukakan, pengetahuan Maya tentang astronomi di tahun-tahun itu sudah tinggi. Tanpa teropong, para pendeta telah mengawasi kedudukan bintang-bintang dan planet-planet secara cermat dan akurat dari hari ke hari. Salah satu patokan, kata Aveni, adalah siklus peredaran planet Venus. Dengan cuma menghitung titik-titik Timur dan Barat horison, para astronom Maya bisa menemukan satu orbit Venus berjumlah 584 hari. Cara menghitungnya, antara lain, memperbandingkannya dengan kedudukan bintang Timur. Dari situ, mereka mengetahui pula bahwa satu putaran orbit Venus sama dengan delapan putaran matahari. Dengan kata lain, Venus terbit delapan tahun sekali. Itulah patokan penanggalan Maya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini