Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Sejumlah penduduk di Ibu Kota membatasi akses keluar-masuk di lingkungan tempat tinggal masing-masing setelah pemerintah menetapkan Jakarta berstatus pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tujuannya agar warga di lingkungan mereka tidak menjadi korban wabah virus corona. "Memang kami batasi, selain penghuni, dilarang masuk," kata Bambang, 35 tahun, warga RW 4 Kelurahan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Bambang, pemasangan portal itu baru dimulai kemarin siang. Di sisi portal itu terpampang pemberitahuan tentang pembatasan akses tersebut. Sebab, sebelumnya siapa pun bebas melewati jalan tempat itu, termasuk orang-orang yang tidak mereka kenal. Warga khawatir orang-orang yang tidak mereka kenal ini membawa virus dan menulari mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengojek online yang mengantar pesanan untuk warga setempat, kata Bambang, juga tidak diizinkan masuk. Pengojek harus berhenti di depan portal untuk menunggu pemesan datang mengambil barang pesanan.
Bambang mengatakan, meski akses jalan ditutup, para pedagang makanan di lingkungan itu masih diizinkan berjualan. Syaratnya, pembeli tidak boleh makan di tempat. "Jadi, makanan dibungkus dan dibawa pulang," katanya.
Kemarin, pemasangan portal juga baru dimulai di beberapa lokasi di Duri Kosambi, Jakarta Barat. "Sebelumnya hanya dipasang spanduk dari polsek, imbauan memakai masker," kata
Lina Fitria, 28 tahun. Menurut perempuan yang bekerja sebagai pegawai swasta ini, tidak ada petugas khusus yang ditempatkan untuk menjaga jalan yang dipasang portal tersebut.
Sementara di lingkungan RW 07 Kelurahan Tambora, Jakarta Barat, pemasangan portal sudah dilakukan sejak dua pekan lalu. Spanduk bertulisan "Lockdown. Dilarang Masuk Selain Penghuni" dipasang hampir di setiap RT. Pengurus RT juga membekali diri dengan thermometer gun. "Untuk mengecek suhu tubuh warga secara rutin," kata Koyan, warga setempat. "Di sini belum zona merah dan kami berusaha untuk mempertahankannya."
Selain Tambora, isolasi mandiri juga dilakukan lima RW di Kelurahan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Lurah Lubang Buaya Dede Syaifullah menuturkan bahwa keputusan lockdown mandiri wilayah ini dilakukan setelah ada tiga warganya yang positif Covid-19. "Karena isolasi mandiri itu penting sebagai upaya pencegahan. Jadi, di lima RW tersebut sudah menutup akses jalan. Hanya satu yang dibuka," ujar Dede.
Dede berharap makin banyak wilayah yang mulai mengisolasi mandiri wilayahnya, sehingga warga akan lebih waspada dengan bahaya penyebaran virus ini.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan pihaknya sudah membentuk tim polisi RW di seluruh kelurahan di Jakarta Pusat. Polisi RW itu bersama anggota Binmas dan Satpol PP akan berkeliling di wilayahnya masing-masing. Salah satu tugasnya adalah mensosialisasi imbauan pemerintah di lingkup RW untuk mulai mengenakan masker ketika keluar rumah.
"Kalau ada masyarakat yang enggak pakai masker, akan disuruh pulang," kata Irwandi. Selain itu, polisi RW juga akan mensosialisasi kewajiban menggunakan masker kain minimal dua lapis sekaligus memantau aktivitas warganya supaya tetap menjaga jarak. "Sudah 80 persen RW di wilayah Pemkot Jakarta Pusat yang sudah memiliki tim polisi RW," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menetapkan status PSBB untuk DKI Jakarta. Pembatasan berskala besar itu rencananya diterapkan mulai 7 April 2020 hingga 14 hari ke depan. Namun Gubernur Anies Baswedan mengatakan status PSBB akan disosiliasikan selama dua hari ke depan. INGE KLARA SAFITRI
Bersama Melawan Wabah
Di Jakarta Utara, sudah 29 rukun warga yang terkena dampak wabah virus corona. Pemerintah menyerukan agar warga di sana mengisolasi diri supaya wabah tidak menyebar. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, warga bergotong-royong mendirikan dapur umum. "Kalau ada (warga) yang tidak mampu di lingkungannya tapi diisolasi, ini yang harus dibantu secara gotong-royong," kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, kemarin.
Menurut Ali, kepekaan sosial ini sangat penting untuk bisa melewati masa-masa sulit. Apalagi saat ini Jakarta sudah berstatus pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dengan kepekaan sosial ini, Ali berharap warga yang memiliki kemampuan secara ekonomi, bisa membantu tetangganya yang kekurangan.
Untuk mengatasi wabah yang menyerang Ibu Kota, peran aktif masyarakat memang sangat dibutuhkan. Tak terkecuali perusahaan swasta. Wahyoo, sebuah perusahaan rintisan (start-up) lokal berbasis teknologi, sudah sepekan terakhir membagikan makanan gratis melalui gerakan #RantangHati. Dalam program ini, Wahyoo menggandeng KitaBisa dan influencer Edho Zell.
CEO Wahyoo Peter Shearer mengatakan bantuan ini menyasar para pekerja harian dan warga yang kehilangan penghasilan akibat terkena dampak virus corona. Bantuan berupa makanan dan bahan pokok itu disalurkan langsung ke warung-warung makan yang menjadi mitra Wahyoo dan relawan ACT. "Bagi teman-teman yang membutuhkan makanan, bisa kirim pesan ke Instagram atau Facebook Wahyoo atau bisa juga mendaftarkan orang sekitarnya yang membutuhkan," ujar Peter.
Peter menambahkan, mereka yang mengontak Wahyoo melalui media sosial itu akan didata agara diketahui kebutuhannya. "Pengantaran bantuan menggunakan ojek online, sekalian juga membantu mereka (ojek online)," ujarnya. Menurut Peter, para pengojek online ini termasuk orang-orang yang butuh dibantu. Sebab, mereka tidak diizinkan membawa penumpang selama Jakarta berstatus pembatasan sosial berskala besar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo