Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Bagaimana Sutardji Calzoum Bachri menulis puisi mantra.
Sastrawan Taufik Ikram Jamil melacak periode kepenyairan Sutardji hingga periode Bandung.
Bagaimana Sutardji dijuluki Presiden Penyair Indonesia
SASTRAWAN Taufik Ikram Jamil, 57 tahun, mengendapkan naskah biografi penyair Sutardji Calzoum Bachri cukup lama. Bahan dasar naskah itu adalah materi skripsinya. Ia memperdalam materi itu dengan riset dan wawancara sejumlah sumber, termasuk anggota keluarga Sutardji. Buku berjudul Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri: Biografi Kesaksian itu akhirnya dirilis pada 24 Juni lalu, bertepatan dengan hari ulang tahun ke-80 si pujangga kelahiran Rengat, Indragiri Hulu, Riau, tersebut. Dalam buku itu, Taufik tak hanya bertutur tentang puisi-puisi Sutardji. Ia juga melacak sumber-sumber budaya yang dihirup Sutardji sejak kecil, seperti sastra Melayu serta sejarah kerajaan Melayu dan para sultannya. Taufik mencoba melihat bagaimana khazanah itu memberikan konteks pada puisi-puisi Sutardji.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo