Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sesepuh yang juga founding father Taft Diesel Indonesia (TDI) Jogja, Sinang Sukanta menuturkan ada sejumlah tipe seri Daihatsu Taft yang jarang ditemui dan jadi buruan kolektor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tipe Taft yang jarang ada dan jadi buruan itu yakni pick up, wagon, dan Taft Kebo (F50) serta Rocky (jip),” ujar Sinang ditemui Tempo Jumat 3 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sinang menjelaskan, soal Taft Kebo bermula dari awalnya Taft diproduksi dengan nama F10 yang berbahan bakar bensin 1.000 cc, bukan diesel. Lalu mulai tahun 1979-1980, Taft baru diproduksi dengan mesin diesel yang berbahan bakar solar.
“Nah Taft Kebo ini bentuknya hampir sama dengan Taft yang berbahan bakar bensin generasi awal,” ujar Sinang. Sinang menuturkan, walau langka, Taft Kebo harganya masih bervariasi dan relatif terjangkau yakni di bawah Rp 50 juta.
Namun jika pecinta mobil berminat dengan tampilan Taft yang sedikit modern, yang tak kalah langka dan sudah bermesin diesel, bisa beralih ke Taft Rocky. Taft Rocky ini sekilas bentuknya mirip Taft GT, namun memiliki bagian belakang lebih menonjol untuk memberi keleluasaan penumpang agar kepalanya tak terantuk atap. Dengan kondisi orisinil dan terawat, harga Rocky bisa mencapai Rp 100 jutaan.
“Dulu saat dipasarkan Rocky dianggap bentuknya aneh, karena atap belakangnya menonjol. Karena kurang populer itulah, populasinya sedikit namun kini jadi barang yang sulit dicari,” ujarnya.
Sedangkan untuk tipe Taft pick up, Sinang menyebutnya benar benar langka. Di Yogya ia perkirakan hanya tiga unit yang dimiliki anggota TDI Jogja, Muhammad Nur Hidayat. Nur tak rela melepas satu unit pick up-nya walau sudah ditawar Rp 150 juta atau setara Daihatsu Grand Max baru.
“Mungkin ada beberapa Taft pick up, tapi sebenarnya itu bukan pick up orisinil alias hasil modifikasi dengan cara memotong bodi Taft wagon, atau dengan cara menyambung chasis,” ujar Sinang.
Komunitas TDI Jogja sendiri dengan anggota lebih dari 100 orang menjadi salah satu komunitas pecinta Taft terbesar di tanah air. Tak hanya menggelar bakti sosial dan offroad, komunitas ini sering dilibatkan pemerintah setempat untuk membantu penanganan bencana di daerah yang sulit ditembus dengan kendaraan reguler.
TDI Jogja pun memiliki semacam program klinik kelas, yang rutin digelar untuk berbagai pengetahuan seputar persoalan Taft sehingga anggota bisa menangani sendiri permasalahan yang dihadapi tanpa harus sedikit-sedikit membawa ke bengkel.
PRIBADI WICAKSONO