Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dan ’Lumbung’ itu Pun Bobol

28 Mei 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAPUAN rupanya enggan berada sendirian di bui. Pengakuan dan catatan tertulis Sapuan kepada Tim Government Watch (Gowa), beberapa jam sebelum dicokok aparat reserse Kepolisian Daerah Metro Jaya, membuka indikasi keterlibatan sejumlah nama tokoh penting dan lingkaran dalam Istana dalam skandal pembobolan dana Yanatera (yayasan Bulog). Berikut petikan pengakuan itu.

7 Januari 2000
Sapuan bersama dua stafnya, Soleh Sofyan dan Mulyono Makmur, datang ke Istana. Mereka datang setelah sebelumnya Sapuan minta bantuan Suwondo agar dipertemukan dengan Presiden Abdurrahman Wahid untuk membicara-kan dua hal. Pertama, mengklarifikasi soal pembubaran Bulog seperti tertera dalam salah satu risalah sidang kabinet. Dan kedua, informasi dari Soewondo soal keinginan Presiden menarik dana taktis Bulog untuk Aceh.

9-11 Januari 2000
Suwondo menghubungi Sapuan agar dicarikan pinjaman Rp 35 miliar untuk penyelesaian Aceh.

12 Januari 2000
Surat perjanjian pengakuan utang pribadi dari Suwondo. (Menurut Farid Faqih dari Gowa, perjanjian ini dibuat tidak pada 12 Januari, tapi setelah kasus terbongkar.)

13 Januari 2000
Yanatera mengeluarkan dua lembar cek masing-masing senilai Rp 5 miliar

20 Januari 2000
Yanatera mengeluarkan dua lembar cek senilai Rp 10 miliar dan Rp 15miliar.

20 Februari 2000
Sapuan bertemu Penja-bat Sekretaris Negara Bondan Gunawan di Sekretariat Negara. Bondan menanyakan kemungkinan penggunaan dana taktis Bulog oleh Setneg.

Februari 2000
Sapuan dua kali bertemu dengan Jaksa Agung Marzuki Darusman. Pertemuan pertama pada suatu pagi di Hotel Mahakam di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Marzuki didamping Widjanarko, anggota Komisi III DPR, menanyakan mekanisme pemanfaatan dana taktis Bulog. Sapuan minta agar soal itu dikonsultasikan dengan pihak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pertemuan kedua berlangsung malam hari di Hotel Regent. Hadir Deputi Khusus BPKP Erwin Sofyan, yang menyarankan dana itu dimasukkan ke APBN Pos Anggaran 16, sehingga dapat digunakan oleh Presiden setiap saat dibutuhkan.

23 Mei 2000
Polda Metro Jaya menggerebek rumah Suwondo di Kelapagading, Jakarta Utara. Foto Suwondo bersama para pejabat/tokoh penting diduga disita.

24 Mei 2000

  • Kapolri Letjen Rusdihardjo dan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab mengeluarkan pernyataan Suwondo sudah berada di luar negeri.
  • Kepala Bulog Rizal Ramli menghadiri dengar pendapat dengan Komisi III DPR soal skandal Bulog.
  • Suwondo menanda-tangani pernyataan bersedia mengembalikan pinjaman Rp 35 miliar paling lambat akhir Juli 2000. Ia juga sekaligus membayar bunga pinja-man Rp 1,575 miliar melalui rekening Yanatera di Bukopin.
  • Sapuan ditangkap dan ditahan aparat Polda Metro Jaya di kantor Bulog.

Karaniya Dharmasaputra, Edy Budiyarso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum