Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAPUAN rupanya enggan berada sendirian di bui. Pengakuan dan catatan tertulis Sapuan kepada Tim Government Watch (Gowa), beberapa jam sebelum dicokok aparat reserse Kepolisian Daerah Metro Jaya, membuka indikasi keterlibatan sejumlah nama tokoh penting dan lingkaran dalam Istana dalam skandal pembobolan dana Yanatera (yayasan Bulog). Berikut petikan pengakuan itu.
7 Januari 2000
9-11 Januari 2000
12 Januari 2000
13 Januari 2000
20 Januari 2000
20 Februari 2000
Februari 2000
23 Mei 2000
24 Mei 2000
Karaniya Dharmasaputra, Edy Budiyarso
Sapuan bersama dua stafnya, Soleh Sofyan dan Mulyono Makmur, datang ke Istana. Mereka datang setelah sebelumnya Sapuan minta bantuan Suwondo agar dipertemukan dengan Presiden Abdurrahman Wahid untuk membicara-kan dua hal. Pertama, mengklarifikasi soal pembubaran Bulog seperti tertera dalam salah satu risalah sidang kabinet. Dan kedua, informasi dari Soewondo soal keinginan Presiden menarik dana taktis Bulog untuk Aceh.
Suwondo menghubungi Sapuan agar dicarikan pinjaman Rp 35 miliar untuk penyelesaian Aceh.
Surat perjanjian pengakuan utang pribadi dari Suwondo. (Menurut Farid Faqih dari Gowa, perjanjian ini dibuat tidak pada 12 Januari, tapi setelah kasus terbongkar.)
Yanatera mengeluarkan dua lembar cek masing-masing senilai Rp 5 miliar
Yanatera mengeluarkan dua lembar cek senilai Rp 10 miliar dan Rp 15miliar.
Sapuan bertemu Penja-bat Sekretaris Negara Bondan Gunawan di Sekretariat Negara. Bondan menanyakan kemungkinan penggunaan dana taktis Bulog oleh Setneg.
Sapuan dua kali bertemu dengan Jaksa Agung Marzuki Darusman. Pertemuan pertama pada suatu pagi di Hotel Mahakam di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Marzuki didamping Widjanarko, anggota Komisi III DPR, menanyakan mekanisme pemanfaatan dana taktis Bulog. Sapuan minta agar soal itu dikonsultasikan dengan pihak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pertemuan kedua berlangsung malam hari di Hotel Regent. Hadir Deputi Khusus BPKP Erwin Sofyan, yang menyarankan dana itu dimasukkan ke APBN Pos Anggaran 16, sehingga dapat digunakan oleh Presiden setiap saat dibutuhkan.
Polda Metro Jaya menggerebek rumah Suwondo di Kelapagading, Jakarta Utara. Foto Suwondo bersama para pejabat/tokoh penting diduga disita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo