INDUSTRI obat-obatan terlarang di AS sudah demikian membengkak
dan begitu mengkhawatirkan pejabat-pejabat negeri itu.
"Merupakan bisnis terbesar kedua di AS setelah raksasa minyak
Exxon--lebih besar dari General Motor atau Mobil Oil," kata
Francis Mulden jr. dari Jawatan Pengawasan Obat-obat Keras AS
DEA) kepada Komisi Senat.
Putarannya pun tak kepalang tanggung: dua kali hasil pungutan
pajak pemerintah terhadap hasil minyak di Laut Utara--yang dapat
membantu setengah dari pengangguran di Inggris. Sebuah negeri
sebesar Kolumbia (Amerika Latin) dapat dibiayai dengan jumlah
itu--yang peredaran mata uang asingnya US$ 8 milyar per tahun,
dan harus menutupi angka inflasi rata-rata 40%.
"Dua pertiga obat bius diseludupkan melalui South Carolina,"
tulis Sunday Times Magazine berdasarkan laporan Brian Moynahan
dari Florida. Secara geografis, kawasan itu memang dekat dengan
titik-capai di Kolumbia dan Jamaica. Secara finansial juga punya
kaitan dekat dengan Amerika Latin dan dengar bank-barik Bahama,
Turki, Caicos, dan Antilles Belanda.
Kencangnya pasaran "obat-obat penenang" seperti cocainne,
marijuana dan quaalude juga merangsang harga-harga kebutuhan
lain. Menurut seorang agen perusahaan real estate terkemuka,
sewa rumah kelas menengah saja bisa mencapai US$ 3.000. Federal
Reserve eank juga diuntungkan, yang memiliki uang kontan dalam
peti besinya US$ 5,6 milyar.
"Ini adalah bisnis gampang, dan menggoda orang terjun ke
dalamnya," komentar Moynahan Tentu dibutuhkan sejumlah uang
untuk menjadi penyelundup--di samping keberanian di atas
rata-rata. "Lebih sedikit dari yang dibutuhkan untuk membuka
restoran hamburger, " tambahnya. Ia lalu menyebut jumlah sekitar
US$ 250 ribu (sekitar Rp 150 juta). "Plus US$ 100 ribu lagi jika
anda ingin menyewa penerbang yang profesional."
Sebuah pesawat, biasanya Piper Atek, dapat diperoleh dengan
sewa US$ 10 ribu (Rp 6,25 juta)--bila dilengkapi dengan tanki
air seni tambah US$ 2,5 ribu lagi. Ada dua pengeluaran resmi
"perusahaan ecek-ecek "-satu dipakai untuk menyewa pesawat,
satunya untuk membereskan belbagai urusan, semuanya menghabiskan
US$10 ribu.
Bahan bakar untuk penerbangan ke Kolumbia dapat diisi di salah
satu tempat di sekitar Kepulauan Bahama atau Karibia, pergi dan
kembali. Harga US$ 5 ribu sekali isi, untuk dua galon atau
kurang dari itu, sama saja. Masih diperlukan US$ 7,5 ribu lagi
untuk berbagai urusan di Kolumbia sendiri .
Berapa harga pasaran benda yang bisa bikin orang "fly to the
moon" itu? "Satu kilo cocainne 95% murni, sekitar US$ 20 ribu di
Kolumbia," menurut catatan Moynahan Tengkulak obat bius membayar
lebih dahulu separuh, dan sisanya diselesaikan dalam tujuh hari.
Untuk 20 kilo obat bius ia memperoleh unTung US$ 200 ribu--bila
dalam bentuk " lintingan" 10 sen dollar sebatang. Lintingan
ini di Kolumbia disebut "Quaalude".
Tiba di AS dengan selamat, harga sudah selangit. Di sini harga
borongan cocainne per kilo menjadi US$ 60 ribu. Yang lintingan
70 sen dollar sebatang. Menjual langsung dagangannya begitu
dibongkar dari pesawat, sekali pukul pedagang obat terlarang
bisa meraih US$ 1-2 juta untuk cocainne dan US$ 70 ribu untuk
"capsule". Dikurangi honor penerbang dan lain sebagainya,
keuntungan bersihnya US$ 820 ribu. Dalam rupiah: 1/2 milyar!
MAKIN langsung ia berhubungan dengan konsumen, makin banyak
untung disadapnya. Harga quaalude perlintingan pada konsumen
langsung mencapai US$ 3,5. Satu kilo cocaine murni yang
ditambahi air delapan kali, bisa dijual kepada penikmat langsung
US$ 80 per gram. Dengan demikian jumlah jual per kilo menjadi
US$ 640 ribu--dan jika 20 kilo menjadi US$ 12,8 juta.
"Operasi marijuana juga serupa, kendati jumlah cargonya besar,
memerlukan pesawat lebih besar--malah kapal laut," tulis
wartawan yang sama. Blue Sky Blond, marijuana kelas satu,
berharga US$ 120 per kilo di Kolumbia. Berapa harga jual di AS?
"US$ 600!" Keuntungan kotor operasi penyeludupan ini hampir
mencapai setengah juta dollar per ton.
Organisasi bisnis obat terlarang ini sangat rapi. "Penjualan
mencapai US$ 100 juta setahun," kata seorang agen polisi.
"Mempe kerjakan 25 sampai 30 pegawai. Boss-nya sekitar lima
orang, yang menyebut dirinya sebagai Presiden, Wakil Presiden,
Kepala Keuangan, dan seterusnya. Separuh dari mereka bekerja di
bagian operasi dan penjualan, separuhnya lagi di bagian
keuangan."
"Bagian pembukuan," kata agen itu lebih jauh, "dilengkapi dengan
komputer yang memiliki bagian penghitungan uang secara cepat.
Ada sejumlah uang yang mereka tetap ingin tahu ke mana perginya
- yang terus menerus harus diawasi. Sejumlah tertentu mereka
tanam kembali, dalam usaha menyiapkan dana bagi pensiun,
santunan kecelakaan, tunjangan cuti. Di lapangan, anda hanya
dapat men jerat penjaga-penjaga gudang, para pilot dan
keledai-keledai. Tapi di markas, terdapat: orang-orang asuransi,
dokter, ahli hukum dan anak-anak muda dalam celana jean Klein
dan sepatu Bally. Kami pernah membekuk seoran murid sekolah
bisnis dari Harvard. Agar supaya dapat menjerat tuntas mereka,
anda harus mengetahui sistem yang biasa dipakai perusahaan
multinasional, dalam menghindari pajak."
* * *
Satuan Tugas Khusus yang dibentuk Presiden AS Januari lalu
mencerminkan rumitnya masalah yang harus diungkapkan, tulis
Moynahan. Sebagian besar masalahnya memang kasat mata, berkenaan
dengan menangkap dan membongkar jaringan operasi perdagangan
obat-obat terlarang. Para ahli keuangan membutuhkan waktu lama
dalam menyusun rencana. Soalnya yang paling efektif, bagaimana
menangkap kepalanya, eselon teratas jaringan itu yang paling
lemah.
Dalam kasus yang ruwet ini para amatiran dengan mudah mengalami
kegagalan. Di peiabuhan udara internasional Miami, sepasang
gadis berkulit hitam yang turun dari pesawat milik Lima, Peru,
mencoba menyelinap dari petugas bea cukai bagian turis. Datang
melalui Heathrow dan Frankfurt, mereka tampak gugup--paspornya
banu dan tanpa bagasi. Jebulnya, di tubuh mereka disembunyikan
8,2 kilo cocainne.
"Pertama kali ke luar negeri, pergi ke Lima atau Bogota untuk
liburan lima hari?" tanya seorang pejabat bea cukai dengan
curiga. Demi Yesus, siapa sesungguhnya mereka?
Salah seorang cewek itu--ia dibayar US$ 10 ribu sebagai
imbalan-setuju berdiri di tempat tertentu menanti 'jemputan',
sementara petugas DEA memasang jerat. Seorang bertampang Latin
dalam baju bikinan Kuba, berputar dua kali dengan Cadillac
kuning. Pada kali ketiga, merasa aman, ia menghentikan mobil,
kcluar dari tempat duduk, lalu melangkah ke arah gadis hitam
yang sedang memajang diri. Tanpa menunggu lebih :ama, petugas
menciduknya. "Ini," kata petugas DEA, "hanya teri."
Sebuah kapal pesiar berlayar menuju Key West, diiringkan sebuah
kapal pengawal pantai. Begitu kapal pengawal pantai menjauh, di
geladak kapal pesiar muncul dua anak muda. Rantai emas di
pegelangan dan lehernya tampaknya kayak mahasiswa, kendati
mereka pelaut yang baik. Kapal pesiar itu bermuatan dua ton
morijuana, yang mereka sebut "hanya rumput laut."
* * *
Satuan Tugas Khusus dilengkapi dengan helikopter bersenjata
berat, radar udara pada pesawat-pesawat AL, pesawat 'ambulans'
yang kecil-lincah dan berbagai jenis pesawat pemburu dan
kapal-kapal patroli. Kapal-kapal Pengawal Pantai berpatroli di
jalur Windward dan Yucatan--menongkrongi lewatnya kapal-kapal
berkecepatan lambat yang membawa obat bius dari sekitar kawasan
Kuba. Mereka sering kali mencoba lolos dengan menggunakan
kapal-kapal herbendera asing. Semacam "kapal induk" yang
membongkar muatannya kekapal-kapal nelayan dan speed boat di
luar pantai Florida. Atau dengan menerbangkannya ke Kepulauan
Bahama. "Dari sana, perahu-perahu penangkap udang dan
kapal-kapal "Cigarette" membawa obat-obat perangsang itu ke
daratan," lapor Moynahan.
"Dropping dari udara adalah perkembangan baru dalam perdagangan
melalui laut," lanjutnya. Muatan-muatan kapal udara, di dalam
sejenis pesawat bermesin empat DC6, dengan hati-hati menjatuhkan
berpeti-peti marijuana ke laut, di luar batas teritorial.
Perahu-perahu akan langsung mendaratkannya ke pantai, atau
menyembunyikannya dahulu di pulau-pulau terpencil--belakangan
diambil.
Kegiatan perahu-perahu semacam itu cukup menyibukkan lalulintas
laut di perairan itu sehingga banyak di antaranya terjaring.
Pada Januari lalu, 27 perahu ditangkap di luar pantai
Florida--yang bermuatan marijuana seharga US$ 117 juta. Di
dalamnya, termasuk tiga perahu bermuatan 47 ton marijuana
(berikut 12 emigran gelap, para penyeludup jangan cerita,
berjubel), perahu penangkap udang 65 kaki, trawler 62 kaki, dan
cruiser 45 kaki.
Sementara itu, Florida mempunyai kapal dan perahu untuk
keperluan bersantai milik pribadi sebanyak 200 ribu buah--yang
terdaftar. Dan: 8426 mil garis pantai--yang sulit diawasi dengan
cermat. Akibatnya pedagangpedagang obat bius melalui laut
mempunyai gelanggang cukup luas untuk main kucing-kucingan, atau
lebih tepat main ikan-ikanan.
Sebuah kapal Cigarette, sambil menyemburkan asap hitam tebal
ketika menikung, enak saja menerobos melalui pos penjagaan bea
cukai di Miami. Boat jenis ini memang tukang pacu di lepas
pantai -- kecepatan rata-rata 88,9 mil per jam untuk 150 mil.
Cigarette 35 mempunyai mesin kembal berkekuatan 400 daya kuda,
berharga U5$ 90 ribu, tanpa 'fasilitas bawah geladak' yang di
dalamnya termasuk ranjang sirkuler.
Di dalamnya ada dua orang Anglos, orang-orang putih berbahasa
Inggris yang berdagang marijuana--sementara cocainne menjadi
monopoli orang-orang Amerika-Spanyol. Rambut Anglos-Anglos ini
pucat dibasuh matahari, memakai anting-anting kayak bajak laut
tempo doeloe, gelang ID (intelligence Division) di pergelangan
tangan yang menyebalkan para petugas patroli bea cukai. Untuk
sebuah 'dinas malam' mereka diimbali US$ ( ribu--pergi
sebentar ke sebuah pulau di Bahama, dalam dua jam mereka sudah
kembali berikut 'bawaan'.
Mereka ini lebih gesit dari petugas bea cukai atau Pengawal
Pantai, atau Polisi Perairan. Sementara para hamba wet itu
bertolak pinggang di kapal-kapal patrolinya, Anglos-Anglos sudah
melegokan barangnya melalui helikopter atau 'Cigarette'.
Bagaimanapun petugas bca cukai berhasil menjaring 20 di
antaranya. "Jika anda mendengar ada boat yang terjaring dalam
operasi kami, seringkali itu adalah Cigarette," kata seorang
hamba wet. "Dan Cigarette-Cigarette itu untuk menangkap
Cigarette lainnya."
Seorang anak buah pedagang obat bius santai saja ketika kapalnya
terjaring, di jalur Florida yang sibuk. Mereka melayarkan
kapalnya yang bermuatan marijuana dari Bahama ke pangkalan boat
Florida. Memunggah barang-barangnya ke dalam mobil, dengan
tenang mengemudikannya ketika tiba-tiba mereka dihentikan para
hamba hukum.
"Padahal mereka punya segala-galanya," kata seorang petugas bea
cukai. "Kapal-kapal yang terbaik, dengan radar yang baik. Kami
berhasil menjaring 180 trawler dan perahu penangkap udang--tapi
sialan, mereka dapat segera membeli yang lain, yang lebih baru.
Mereka banyak duit, juga untuk merekrut anak buah baru."
* * *
TAMPAKNYA perang udara terhadap penyeludup obat bius ada
pengaruhnya. Mereka, pedagang obat-obat terlarang itu, menjadi
lebih licin--sering-sering lebih nekat. Menerbangkan Cessna-nya
dari Jamaica, "di gelap malam, terbang rendah dan tanpa lampu,"
lapor Moynahan lebih jauh. Ada sekitar 650 pesawat saban hari
memasuki Florida dari arah pantai--dan berbaur dengan jumlah
ini, penerbangan obat bius tak begitu memperoleh kesulitan dari
para pelaksana hukum.
Sampai beberapa bulan terakhir kesulitan penegak hukum hanya
bersifat teknis dan fisik. Para pejabat penerbangan Kolumbia
yang korup mempermudah operasi perdagangan obat bius--termasuk
untuk suplai bahan bakar pesawat di pulau-pulau persinggahan
tertentu.
Sebuah Cessna melintasi pantai Key Largo, dan mendarat aman di
jalan sepi atau ditinggalkan di daerah paya dan bersemak-belukar
20 mil dari Miami. "Tiba-tiba, lampu sorot berkekuatan amat
besar yang terpasang di sebuah helikopter Bell Cobra,
menyemburkan cahaya ke pusat adegan," Moynahan melapor gaya
novel saku. "Seorang awak pesawat E2-C AL-AS--yang dilengkapi
dengan radar sangat peka yang biasanya dipakai melacak pesawat
tempur jet-sebelumnya sudah berhasil mengamatamati gerak-gerak
Cessna itu, ketika masih 200 mil dari pantai."
Pesawat jet Cessna Citation, milik bea cukai, kemudian bergabung
dalam perburuan itu. Cobra, dengan peralatan berinfra-merahnya
yang peka melacak para penyeludup ketika mereka mencoba lari
melalui semaksemak, mendarat lalu menangkapi. Pernah menonton
film TV Chase? Nah, kira-kira begitulah.
Dalam aksi 90 hari pertamanya, E2-C membantu menjerat 43 pesawat
penyeludup obat bius.
"Sekurang-kurangnya ada 7.500 pesawat penyeludup obai bius yang
beroperasi di pantai selatan AS," kata Bob Asack, pemimpin
kesatuan udara bea cukai di pangkalan udara AU, dekat Miami.
"Sebagian besar masuk melalui Florida. Menangkap sebuah di
antara pesawat itu tidak akan berarti banyak. Rata-rata hanya
diperlukan satu minggu pengurusan untuk mendapatkan satu pesawat
lainnya. Mereka dapat membeli satu, menyewa, malah mencuri yang
lainnya. No problem."
"Tapi jika pilotnya tertangkap itu banu sip. Menurut
perhitungan, sekitar 2.000 penerbang terlibat. Mengganyang
mereka besar sekali pengaruhnya. Sebab penyeludupan obat bius
membutuhkan pilot-pilot jempolan, sehingga tidak mungkin begitu
saja merekrut seorang di antara murid sekolah penerbang."
Tapi ternyata tak mudah. "Hal yang peka, dan banyak kemu
ngkinan. Jika 'terpegang' bersama, jika meledak sebelum tinggal
landas, jika muatan tidak dibongkar, jika udara jelek, jika
orang-orang Kuba tidak menangkap pesan, jika ia mendarat ....
Sekarang kita dapat menambah satu jika yang lain: jika ia
tertangkap ...."
"Kita tahu mereka ingin mencari tambahan income. Imbalannya
antara US$ 100 ribu sampai US$ 150 ribu-US$ 250 ribu kalau
jumlah barangnya besar."
Urusannya memang banyak, dan repot. Berkata Asack:
"Benar-benarsebuah pertempuran. Sejumlah pesawat terbang di
antara dua blok pemukiman, sementara kita jerat dua biji,
sepasang yang lainnya kabur. Mereka terbang rendah, di bawah
daya tangkap radar, dan menanjak tinggi begitu masuk wilayah AS.
Beberapa di antaranya terbang langsung tinggi sekali dan
berkata: 'Cobalah uber kami di wilayah penerbangan bebas."
Kendati banyak pesawat telah berhasil dijerat--278 pada 1981,
diparkir rapi di pelabuhan udara sipil-separuhnya sudah dilepas,
begitu pula para pilotnya. Cobra dapat mendarat di mana saja dan
pergi ke mana pun para pedagang obat bius beroperasi-sementara
di pihak lain belakangan semakin banyak pilot ditahan. SIM
terbang diperketat, dan kini para penerbang harus melapor setiap
15 menit melalui radio sebelum memasuki ADIZ, dan mendarat di
pelabuhan resmi. ADIZ adalah kawasan identifikasi pertahanan
udara.
Sasaran, pertama-tama diidentifikasikan melalui radar.
Ditetapkan sebagai yang dicurigai jika pesawat berada pada
penampang yang benar, terbang rendah, tanpa jadwal penerbangan.
Pesawatnya juga khas pesawat penyeludup obat bius: dua
baling-baling, dan biasanya terbang pada kecepatan 140 knot.
Arahnya juga khas: ke arah utara dari Grand Anagua.
PESAWAT Citation tetap mengawasinya dari layar radar dan
memanggil 'tukang lacak'--sebuah pesawat pengintai (yang mungkin
bckas pesawat penyeludup yang dirampas) dan 'tukang bantai',
sebuah pesawat Cobra. Pesawat pengintai 'mengendap' di belakang
si tercuriga, dan Cobra siap melepas jerat begitu korban
mendarat.
"Itu teorinya," kata Asack. "Dalam prakteknya, si tukang lacak
cukup 'memandangi' pesawat si tercuriga yang terbang tanpa lampu
itu. Pilot Cobra karenanya hanya dapat mengikuti 'lampu ekor'
yang kecil di pesawat yang diintai--sampai mendarat, lalu
dijerat. Ternyata bajingan itu juga tak kalah siap. Seseorang,
di lokasi pendaratan, dengan peralatan radio, terus mengawasi
langit di atasnya--kalau-kalau ada yang membuntuti. Atau
berlagak pilon--jika sudah tak teratasi. Kami pernah memegang
seorang anak muda dengan tiga tas penuh cocainne, yang baru saja
mendarat."
Ketika mengumumkan perang terhadap obat bius di Florida, 28
Januari, Presiden Reagan berucap "daerah terpencil nan tenang
ini menjadi terminal nasional utama penyeludupan obat-obatan
terlarang ke AS." Ia lalu mengumumkan formasi Satuan Tugas
Khusus, dengan anggota empat menteri kabinetnya, di bawah
komando Wakil Presiden George Bush.
Reagan juga mengakhiri larangan penggunaan militer sebagai
penumpas perdagangan obat bius--yang aslinya untuk mencegah
pasukan federal memaksa hukum di daerah Selatan dalam Perang
Saudara Amerika, 1861 1865. Inilah yangmembenarkan turutnya
AL-AS dalam operasi penu mp asan perdagangan obat bius, dengan
menerbangkan pesawat-pesawat E2-nya.
"Bahkan jika kita berhasil memotong jaringan penyeludupan obat
bius melalui Florida," kata Asack, "mereka dapat pergi ke daerah
lain. Atau pergi lebih jauh, dengan keadaan yang lebih sulit,
namun tetap saja operasi itu berlangsung."
Benar. Tiga pesawat DC4 dilelang suatu hari di Lanuma Arizona.
Satu antaranya hasil sitaan di Alabama, berikut muatan 7,5 ton
marijuana. Yang kedua, ditahan di South Carolina dengan 6,5 ton
obat perangsang yang sama. Yang ketiga, mendarat di sebuah jalan
di kawasan Louisiana, dijerat dengan tujuh ton marijuanadan 450
ribu lintingan quaalude.
* * *
Menangkapi para pilot, "penyakit" tidak akan tercabut sampai ke
akarakarnya. "Auditing adalah cara yang terbaik," menurut
Moynahan, "melacak banjirnya dollar."
Terdapat antaranya di Bolivia dan Peru (dan di negeri Amerika
Latin lainnya). Di sana pohon coca gampang tumbuh dan dengan
sedikit pemeliharaan bisa menghasilkan panen empat kali satu
tahun. Pohon yang tumbuh di semak-semak ini tahan penyakit dan
perubahan cuaca, berkembang biak melalui perpindahan bibit
(diterbangkan angin atau dihanyutkan air) pada tanah yang
mengandung asam. Dan banyak hasilnya. Daun dari satu pohon dapat
menghasilkan satu kilo coca, seharga US$ 1.750. Satu hektal-
tanaman coca dapat menghasilkan US$ 10 ribu. "Pendapatan seorang
jenderal atau direktur setahun, di Lima," menurut Moynahan.
Diseludupkan ke Kolumbia, coca diproses menjadi cocaine dan
harganya menjadi US$ 20 ribu oleh pedagangyangdatangdari Miami.
Penanam coca di Kolumbia sendiri memperoleh harga antara US$ 16
sampai US$ 30 per kilo untuk marijuana. Penjualan kepada
penyeludup US$ 120 sekilo atau lebih. Perlipatannya berlanjut
terus pada setiap 'terminal penjualan'. Obat perangsang ini
hanya dipasarkan melalui klub-klub malam atau sekolahsekolah,
jarang di pinggir-pinggir jalan.
Operasi Greenback adalah bagian dari Satuan Tugas Khusus. Para
penyalur obat bius menggunakan akuntan, ahli hukum, bank-bank
dan perusahaan 'dummy' untuk mengurus surat-surat dan dokumen,
dalam usaha menyulitkan para pengusut. Berbagai perusahaan
dibentuk, sebagai 'tampang depan': agen mobil, toko serba ada,
toko pakaian, perusahaan yang bergerak di bidang sewa menyewa
ruangan. Dan di sinilah uang itu diputar-putar, sekedar 'mampir'
untuk melegalkan bahwa uang (yang mereka dapat dari perdagangan
ilegal obat bius), adalah 'uang halal'.
Uang ini kemudian ditransferkan ke dalam rekening perusahaan
lain di lepas pantai -- yang agaknya aman dari sasaran pajak.
Nah, setelah uang itu berputar-putar, dan menghasilkan laba
kemudian ditanam di perusahaan AS yang legal. "Sekitar 42% dari
modal di atas US$ 300 ribu ditanam di South Caroline berada di
bawah kontrol perusahaan atau perseorangan asing," menurut
laporan Moynahan. Dari jumlah ini, 54ø, ditanam di perusahaan
lepas pantai yang tak diketahui identitasnya. Dan, 80% dari
perusahaanperusahaan ini dianggap 'tidak berketentuan.' Bcrupa
kios-kios, perkantoran, dan banh-bank milik para pedagang obat
bius itu. "Jahanam, bajingan-bajingan Florida itu tak perlu
membongkar bank," kata seorang anggota polisi Dade County.
"Mereka membeli bank."
Para pejabat hanya memperoleh sedikit umpan-balik dari
penghindar pajak. Laksamana Daniel J. Murphy, direktur Satuan
Tugas, menyebut "milyaran dollar" menguap melalui Bahama. Ia
gagal memperoleh konsesi apa pun untuk menjamin tetap ditaatinya
hukum perbankan.
Uang kontan sebesar US$ 5.000 jika tidak melaporkan bila ke luar
negeri dapat disit. "Tapi, sekali lolos, hanya sedikit yang
bisa dikerjakan para pejabat," tulis Moynahan. Apa itu?
Mengumpat, barangkali.
Melacak uang tidak gampang di negeri itu. "Lembaga-lembaga
keuangan tertentu, yang gampang tergiur, mudah tertarik dalam
bisnis yang kotor," kata William Von Raab, pejabat bea cukai.
"Berton-ton uang menguap begitu saja." Undang-undang
mengharuskan bank mencatat semua transaksi kontan --namun tahun
lalu diperkirakan US$ 3,2 juta menguap tanpa dilaporkan.
Namun, sejumlah gembong salah satu operasi penyeludupan
marijuana terbesar, 'Black Tuna' Group, telah ditangkap--dengan
cara melacak rekening-rekeningnya. Bobby Platshorn dan Robby
Meinster menyewa sebuah suite permanen di Fontainebleau Hotel,
pantai Miami. Sekitar US$ 400 jutd dipcroleh dari
rekening-rekening banknya--hasil perdagangan obat bius yang
ditunjang pesawat terbang, 'kapal induk', speedboat, helikopter
dan peralatan radio dan radar mutakhir.
'Perusahaan tameng'nya adalah: penyalur mobil, South Florida
Auto Auction. Pemegang bukunya, Howard Blumein, dibayar
mendekati US$ 500 sekali "mengarang pembukuan." Seperti
penyeludup yang lain, mereka memakai rantai emas, dan kemeja
yang dua tiga kancingnya dilepas. Para pejabat menangkap catatan
rekening mereka, untuk sebuah perusahaan 'dummy' bernama
Viomar--yang menerima pendapatan US$ 10 juta dalam beberapa
bulan. "Meinster kena hukuman 54 tahun dan Platshorn 64 tahun,"
lapor Moynahan. Blumein bebas.
Masalah yang tak terpecahkan adalah kehausan yang terus menerus
terhadap obat bius, di kalangan publik Amerika. Deparlu AS
menuduh rezim Castro sebagai biang keroknya-yang membantu para
pedagang obat bius. 'Kapal-kapal induk' dibiarkan aman
diperairan Kuba--musuh bebuyutan AS.
Apa tangkisan Menlu Kuba? "Jika bisnis obat bius tumbuh subur
dalam masyarakat Amerika, itu memang sejalan dengan berkembang
suburnya korupsi dalam masyarakat Amerika Utara. Inilah yang
terus menerus melipat-gandakan jumlah pecandu obat bius di semua
lapisan masyarakat."
Amerika tampak dimakan oleh gaya hidupnya sendiri. Santai sambil
'fly' dianggap suatu mode, dan gagah. "Menyedot coke (coca)
dianggap keren," tulis Moynahan. Lembaga Nasional AS yang
bergerak di bidang penanggulangan penyalahgunaan obat bius,
melaporkan "sepertiga penduduk muda usia 18 sampai 25 tahun
pernah menjajal cocinne." Kebanyakan menjadi bahan tambahan
(pada rokok dan minuman, misalnya)--yang tanpa tahu akibatnya
konon pernah digunakan oleh Sherlock Holmes dan Edmund Freud.
Dan juga pernah dalam Coca Cola--sampai dilarang sebagai bahan
pencampur pada 1903.
"Ia juga 'obat' bagi para dokter dan akuntan, para bintang dan
maha bintang, seperti bintang bola basket John Lucas dan pelawak
Richard Pryor," tulis Moynahan. Tidak terpikirkan, bahwa benda
itu dapat merusak sekat rongga hidung dan bikin senewen.
"Menyedot coke," kata mereka, "seperti terbang ke Paris untuk
sarapan pagi."
Karena permintaan begitu luas, enurut reporter STM tadi,
perdagangan obat bius tidak dianggap serius oleh kebanyakan
orang. Apalagi di pantai Florida--di tengah-tengah campuraduk
antara polisi dan garong, plus WTS Para turis memakai kaus
dengan kata-kata: 'Save the Bales' (bale juga bisa berarti
setan). Gadis-gadis memakai sweater dengan tulisan: 'The Biggest
Bust in America' (bust = dada), untuk mengcnang sebuah pesawat
yang pernah ditahan.
Seorang sheriff setempat menunjuk tujuh ton marijuana yang
menumpuk di padang ternak suatu malam, menyebutnya sebagai
"rumput gila" dan berkata: "Jahanam, kita belum pernah mendapat
hiburan seperti ini sebelumnya."
Ada toko malah yang membuka kelengkapan (asesori) pecandu obat
bius: pisau silet emas, batu (seperti) permata, kotak sedotan
antik.
Korupsi tak terelakkan dalam kaitan dengan bisnis bergelimang
duit ini. Seorang letnan polisi yang bertugas di helikopter
polisi di Palm Beach telah ditahan Mei lalu - karena membawa
marijuana dalam helikopter. Seorang terhormat berambut pirang
ditahan di Fort Fierce, Florida, dengan 100 pon marijuana dalam
pesawat pribadinya. Ia kemudian menjadi juri dari Alabama. Di
pantai Pampuno, satu pasukan polisi anti-obat bius menahan
seorang penjahat yang belakangan ternyata anggota pasukan.
Polisi dipanggil ke sebuah rumah di Miami. Mereka menemukan
seorang tukang reparasi perahu, mati di ruang tengah. Mereka
juga menemukan uang dalam laci tempat tidur--begitu banyak uang
dalam recehan, hingga 23 jam menghitung belum habis-habis juga.
Miami harus membayar mahal untuk uang obat biusnya. Dalam daftar
FBI, termasuk teratas dalam tindak kejahatan. Dalam setahun 70
kali pembunuhan terjadi untuK setiap 100 ribu penduduk. West
Palm Beach beradadi urutan kelima dalam daftar itu. Fort
Lauderdale, dengan pangkalan perahu-perahunya yang indah, berada
dalam urutan kedelapan.
Mayat bergelimpangan di lapangan, jalan, pusat-pusat
perbelanjaan dan rumah susun--tanpa identifikasi dan tuntutan.
"Seorang yang roboh dibelati tidak menjadi berita lagi," kata
seorang anggota polisi. Seorang agen lainnya, Francis White,
berkata enak: "Sesuatu yang terjadi di siang bolong, sudah
dianggap selesai dalam 35 detik."
"Sesuatu memang," Moynahan berkomentar, "sebatang kehidupan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini