Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dari Hambalang Mengalir Jauh

14 Juli 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lini Masa

BERDIRI di tanah seluas 31,2 hektare di gigir bukit Hambalang, Bogor, proyek ini dimaksudkan untuk menggantikan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga Ragunan. Direncanakan sejak 2004, proyek tersendat-sendat. Hambalang kembali dipacu setelah Andi Alifian Mallarangeng menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga.

2009

Agustus-September
Anggaran proyek mulai dihitung. Bujet totalnya Rp 2,57 triliun. Rinciannya, biaya konstruksi Rp 1,175 triliun dan sisanya anggaran peralatan olahraga.

22 Oktober
Kabinet Indonesia Bersatu II dilantik. Andi Mallarangeng ditunjuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga.

2010

20 Januari
Sertifikat Hambalang terbit.

21-23 Mei
Kongres Partai Demokrat di Bandung.

28 Juni
Sekretaris Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam mengajukan Hambalang sebagai kontrak tahun jamak kepada Kementerian Keuangan.

Juni
Lisa Lukitawati bertemu dengan orang dekat Sylvia Sholehah, yakni Widodo Wisnu Sayoko dan Arif "Gundul", di Hotel Wisma Atlet Century, Senayan. Pertemuan membicarakan pengurusan tahun jamak.

Juli
Kepala Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noor bertemu Lisa Lukitawati di Plaza Senayan untuk membicarakan fee Hambalang. Angkanya disepakati 18 persen.

13 Juli
Direktur Jenderal Anggaran Anny Ratnawati menjawab surat Wafid bahwa ia harus melengkapi data pendukung dari Kementerian Pekerjaan Umum.

23 Juli
Wafid menyurati Kementerian PU untuk meminta rekomendasi kelayakan kontrak tahun jamak.

18 Agustus
Lelang konstruksi Hambalang dibuka.

22 Oktober

  • Direktur Penataan Bangunan dan Lahan Kementerian PU memberikan rekomendasi .
  • Wafid menyurati Kementerian Keuangan dengan melampirkan rekomendasi Kementerian PU.

    16 November
    Wafid meminta dispensasi revisi rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga ke Kementerian Keuangan. Revisi mestinya diajukan paling lambat pada 15 Oktober.

    22 November

  • Kementerian Olahraga meminta analisis komponen biaya dari Kementerian PU.
  • Surat Wafid tertanggal 16 November sampai ke meja Anny Ratnawati, yang selanjutnya didisposisikan ke bawahannya.

    23 November
    Kementerian PU memberikan dokumen yang diminta Kementerian Olahraga, yang lalu diserahkan lagi ke Kementerian Keuangan pada hari yang sama.

    24 November
    KSO Adhi-Wika ditetapkan sebagai pemenang proyek.

    29 November

  • Direktur Anggaran II Kementerian Keuangan menyampaikan nota dinas hasil penelaahan anggota stafnya kepada Anny Ratnawati bahwa dispensasi yang diminta Wafid bisa disetujui.
  • Anny Ratnawati menyampaikan nota dinas persetujuan kontrak tahun jamak kepada Menteri Keuangan Agus Martowardojo.

    1 Desember
    Agus Martowardojo memberikan disposisi kepada Anny, dengan perintah: "Selesaikan."

    6 Desember
    Anny menerbitkan persetujuan kontrak tahun jamak Hambalang.

    10 Desember
    Kontrak proyek diteken pejabat pembuat komitmen dari Kementerian Olahraga, Deddy Kusdinar; dan Ketua KSO Adhi-Wika yang juga Kepala Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya, Teuku Bagus Muhammad Noor.

    14 Desember
    PT Dutasari Citra Laras milik Machfud Suroso mendapat subkontrak dari KSO Adhi-Wika

    28 Desember

  • KSO Adhi-Wika menerima pembayaran uang muka Rp 217 miliar.
  • Transfer Rp 13,3 miliar dari KSO ke PT Dutasari.
  • Transfer Rp 12,39 miliar dari KSO ke PT Adhi Karya.
  • Transfer Rp 6,92 miliar dari KSO ke PT Wijaya Karya.

    29 Desember

  • Transfer Rp 25 miliar dari KSO ke PT Dutasari.
  • Transfer Rp 70 miliar dari KSO ke PT Adhi Karya.
  • Transfer Rp 30 miliar dari KSO ke PT Wijaya Karya.

    2011

    11 Januari
    Transfer Rp 10 miliar dari KSO ke PT Dutasari.

    19 Januari
    Transfer Rp 6,5 miliar dari KSO ke PT Dutasari.

    25 Januari
    Transfer Rp 2 miliar dari KSO ke PT Dutasari.

    26 Januari
    Transfer Rp 6,5 miliar dari KSO ke PT Dutasari.

    Februari-Desember

  • PT Adhi Karya mengembalikan Rp 82,3 miliar ke KSO Adhi-Wika.
  • PT Wijaya Karya mengembalikan Rp 36,92 miliar ke KSO Adhi-Wika.

    Juni
    Teuku Bagus diangkat sebagai Direktur Operasional I PT Adhi Karya.

    Catatan: Hingga Juli 2012, KSO Adhi-Wika telah menerima Rp 514 miliar. Sisa anggaran dibintangi Dewan Perwakilan Rakyat setelah kasus Hambalang meruyak.

    Lini Suap

    Untuk mendapatkan proyek Hambalang, PT Adhi Karya harus merogoh brankas dalam-dalam. Pengeluaran itu ditebar sejak proyek dirancang hingga setelah kontrak diteken pada 10 Desember 2010.

    Total yang sudah dikeluarkan sekitar Rp 80 miliar. Perinciannya, Rp 12,31 miliar sebelum kontrak dan sekitar Rp 70 miliar setelah KSO Adhi-Wika resmi menggarap Hambalang. Angka ini sebenarnya lebih kecil daripada fee yang disepakati sebesar 18 persen dari total nilai proyek.

    Pengeluaran PT Adhi Karya sebelum kontrak: Rp 12,31 miliar

    8 September 2009
    - Rp 1 miliar --> Wafid Muharam lewat Paul Nelwan.

    13 September 2009
    - Rp 3 miliar --> Machfud Suroso, untuk mengganti uang yang telah ia serahkan kepada Wafid.

    14 September 2009
    - Rp 1 miliar --> Wafid lewat Paul Nelwan.

    Maret 2011
    - Rp 500 juta --> Adhyrusman Dault, adik Adhyaksa, jasa mengurus sertifikat Hambalang.

    April 2010
    - Rp 1,15 miliar --> Wafid lewat Paul Nelwan.

    Oktober 2010
    - Rp 2 miliar + Rp 2 miliar --> Wafid lewat Poniran.

    2011

    Setelah kontrak Hambalang diteken pada 10 Desember 2010, pengeluaran bersumber dari brankas KSO Adhi-Wika.
    Pengeluaran total: Sekitar Rp 70 miliar.

    Awal 2011
    - Rp 44 miliar diserahkan secara bertahap --> PT Dutasari/Mahcfud Suroso untuk Kementerian Olahraga. Disalurkan lewat Lisa Lukitawati. Contohnya: Machfud menyerahkan sekitar Rp 5 miliar di rumah Lisa pada Januari. Selanjutnya, uang diantarkan anak buah Machfud.

    Januari 2011
    - Rp 2,5 miliar --> Lisa Lukitawati untuk Sylvia Sholehah lewat Arif dan Widodo Wisnu Sayoko.

    Awal 2011
    - Rp 8 miliar --> Sutisno untuk mengurus pengaktifan kembali proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.

    Juni 2011
    - Rp 1,7 miliar --> Untuk suksesi direksi PT Adhi Karya, yang memilih Teuku Bagus sebagai Direktur Operasional I.

    Lisa Lukitawati Isa >> "Saya serahkan semuanya pada proses penyidikan yang ada di KPK."

    "Goblok banget kalau saya memberikan uang kepada orang yang nggak kerja buat saya. Lisa Lukitawati nggak kerja buat saya." - Machfud Suroso

    Anton Septian Sumber: Wawancara, Audit Badan Pemeriksa Keuangan

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus