Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dari Pelukis Hingga Sastrawan

Sastrawan Danarto wafat pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.

28 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Danarto. Dok.TEMPO/Syafrial Arifin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah ditabrak pengendara sepeda motor di Ciputat, Tangerang Selatan, 10 April lalu. Danarto menjadi pelukis sembari belajar di Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta pada 1960-an. Tapi ia dikenal melalui kumpulan cerita pendek, di antaranya Godlob (1975); Adam Ma’rifat, yang memenangi Hadiah Sastra 1982 dari Dewan Kesenian Jakarta; dan Berhala (1987). Pada 1976, ia mengikuti International Writing Program di University of Iowa, Amerika Serikat. Ia bekerja di majalah Zaman pada 1979-1985.


 

Daoed Joesoef. Dok.TEMPO/ Ramdani

 

Tak Mengunggulkan Satu Agama

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1978-1983, Daoed Joesoef, wafat karena sakit jantung pada usia 91 tahun di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, 23 Januari lalu. Selama menjabat, ia membuat sejumlah kebijakan yang dianggap kontroversial. Daoed memperpanjang masa belajar siswa yang seharusnya berakhir pada Desember 1978 menjadi Juni 1979. Ia juga memperkenalkan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK), yang dinilai mengebiri gerakan politik mahasiswa. Doktor lulusan Sorbonne Université, Prancis, itu pun dicap anti-Islam karena melarang anak perempuan memakai jilbab di sekolah negeri. Dalam buku Emak (2003), Daoed menyatakan tak ingin mengunggulkan satu agama karena khawatir Indonesia akan pecah.

 


 

 

 

Hamsad Rangkuti. Dok.TEMPO/Ali Said

 

Pergi dalam Sunyi

Hamsad Rangkuti punya posisi penting dalam kesusastraan Indonesia. Ia menjadi pemenang Sayembara Penulisan Roman Dewan Kesenian Jakarta 1980 lewat novel Ketika Lampu Berwarna Merah. Tapi sastrawan kelahiran Titikuning, Medan, ini lebih dikenal melalui sejumlah cerita pendeknya. Karyanya yang monumental antara lain Sukri Membawa Pisau Belati, Rencong, Lagu di Atas Bus, dan Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu? Hamsad wafat pada usia 75 tahun di rumahnya di Depok, Jawa Barat, akibat komplikasi penyakit, 26 Agustus lalu. Tak banyak sejawat yang mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir.

 


 

 

Nh. Dini. Dok.TEMPO/Ilham Soenharjo

 

Menulis Hingga Akhir Hayat

Novelis Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau Nh. Dini meninggal pada usia 82 tahun akibat kecelakaan di jalan tol Tembalang, Semarang, 4 Desember lalu. Ibunda sutradara film Minions, Pierre Coffin, ini melahirkan artikel, puisi, drama, cerita pendek, dan novel yang diterbitkan di banyak media sejak 1950-an. Pernikahannya dengan diplomat Prancis, Yves Coffin, pada 1960 membawanya ke mancanegara. Pengalaman itu mewarnai kebanyakan karyanya. Sejak bercerai pada 1984, bagi Nh. Dini, menulis tak semata untuk mencari ketenaran, tapi juga buat menyangga hidup.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus