Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah sembilan bulan negosiasi dan tiga kali survei, Broadway Entertainment Group bersedia menggelar Beauty and the Beast di Jakarta. Drama musikal yang diambil dari cerita film animasi produksi Disney itu akan dipentaskan selama satu bulan, mulai 26 Mei hingga 27 Juni 2015, di panggung teater Ciputra Artpreneur Theater di Ciputra World I, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Adalah Rina Ciputra Sastrawinata yang berada di balik sukses tersebut. Perempuan ini melakoni perannya yang baru sebagai Presiden Direktur Ciputra Artpreneur. "Kami terus meyakinkan Broadway bahwa teater kami harus berstandar internasional," kata Rina, Selasa pekan lalu. Putri sulung dedengkot bisnis properti Ciputra ini mempercayakan negosiasi itu kepada general manager-nya, Bernard Grover.
Sekarang, menurut Rina, orang Indonesia tak perlu lagi terbang ke Singapura untuk menonton drama musikal Broadway. Keberhasilan Rina dan timnya "memindahkan" panggung Broadway ini ke Tanah Air merupakan penanda masuknya Ciputra Group ke ranah bisnis promotor seni bertaraf internasional. Rina berharap Jakarta akan masuk ke rangkaian pertunjukan drama musikal Broadway.
Bisnis seni, termasuk seni pertunjukan, merupakan langkah baru bagi Rina. Selama ini dia dididik ayahnya menjadi pengusaha properti. Hingga saat ini, kiprah peraih gelar MBA dari Claremont Graduate School, Los Angeles, Amerika Serikat, pada 1980 itu sudah 34 tahun menggeluti bisnis properti. Rina saat ini masih duduk sebagai direktur di Ciputra Development dan menjadi Direktur Utama Sagotra Usaha, perusahaan pemasar properti Century 21.
Rina bercerita, ia terjun ke bisnis properti tanpa ada paksaan ayahnya. Tapi, ia menambahkan, "Property is a given." Hampir setiap siang dan malam, keluarga Ciputra selalu berbicara tentang properti. "Ya, keluarga kami ini seperti keluarga dokter. Kalau ayah atau ibunya dokter, anak-anaknya biasanya nurun menjadi dokter juga."
Meski Ciputra tak pernah menyediakan waktu khusus untuk berbicara dengan anak-anaknya mengenai bisnis properti, toh Rina, Junita, serta si kembar Candra dan Cakra akhirnya terjun ke properti. "Setiap kali ada kesempatan, Ciputra selalu bercerita mengenai perkembangan dunia properti. Lama-lama Rina dan adik-adiknya pun bertekad mempertahankan kerajaan bisnis Ciputra Group.
Rina mengawali karier di bisnis properti di Tanah Air pada 1981 di PT Metropolitan Kencana sebagai marketing manager, begitu kembali dari kuliah di Los Angeles, Amerika Serikat. Dua tahun kemudian, dia melompat menjadi Presiden Direktur Century 21, perusahaan broker perumahan, dan Presiden Direktur PT Ciputra Development Tbk.
Seiring dengan pengembangan bisnis Ciputra Group, bisnis properti ini dibagi menjadi empat sub-grup. Sub-grup I dipimpin suami-istri Budiarsa Sastrawinata dan Rina Ciputra. Kelompok ini antara lain menggarap perumahan Citra Garden Jakarta, perumahan di Palembang, serta proyek perumahan di Vietnam, Kamboja, dan Cina. Sub-grup II dipasrahkan ke pasangan Harun Hajadi dan Junita Ciputra. Fokus kelompok ini adalah proyek perumahan di berbagai kota di Tanah Air.
Sub-grup III dipimpin Cakra dan Candra Ciputra, yang antara lain menghasilkan Ciputra World Jakarta dan bakal merambah ke proyek baru di negara-negara Asia lainnya. Terakhir, Ciputra Group membentuk divisi baru yang dinamakan Ciputra Artpreneur, yang dipasrahkan ke Rina Ciputra sebagai pemimpin di gerbong ini.
Divisi baru ini merupakan pengembangan dari divisi corporate social responsibility. Ciputra telah berpesan kepada anak, menantu, dan cucu-cucunya agar mereka mengembalikan apa yang sudah diambil dari masyarakat kepada masyarakat.
Pada mulanya, keluarga Ciputra "hanya" ingin membangun museum pribadi di Ciptra World. Museum ini sebagian besar akan diisi lukisan karya Hendra Gunawan. Namun, kata ibu empat anak ini, setelah itu berkembang pemikiran-pemikiran lain untuk menjadikan bidang seni dan budaya sebagai lahan yang bisa menciptakan wirausaha di bidang ini.
Saat ini Ciputra Artpreneur memang baru menyediakan wadahnya atau tempat para seniman lokal berpameran atau mementaskan karya. Namun Rina bercita-cita melahirkan entrepreneur di bidang seni yang sukses. Area satu hektare ini diisi dengan ruang ekshibisi, museum, dan teater. Tempat ini diresmikan pas pada saat perayaan ulang tahun perkawinan Ciputra-Dian Sumeler yang ke-60.
Menurut Rina, keluarganya memang bertekad mencetak para wirausaha hebat. Untuk menjadi hebat, menurut Rina, seorang pengusaha tidak boleh setengah hati. "Menjadi wirausaha itu saya ibaratkan seperti seorang penulis novel. Penulis itu sendiri yang menentukan apakah dia mau menyelesaikan tulisannya atau tidak. Begitu juga entrepreneur," kata Rina.
Selain itu, wirausaha tak boleh bekerja dibatasi waktu, misalnya seperti karyawan, yang mulai bekerja dari pukul 08.00 hingga 17.00. Kalau begitu, menurut Rina, ya tidak bakal mendapat apa-apa dan bisa mengembangkan apa-apa. "Ketika kita bekerja sudah dibatasi waktu, ya, kita tidak akan jadi apa-apa," kata Rina, yang masih tetap kelihatan energetik meski sudah separuh baya.
Satu lagi, untuk menjadi pengusaha hebat, wirausaha jangan pernah berhenti belajar. "Saya paling benci dan tidak bisa mengerti kalau orang berhenti belajar ketika sudah berada di atas. Apalagi dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesat, belajar bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. "Nobody can't stop you," ujarnya.
Rina Ciputra Sastrawinata, 60 tahun
Pendidikan:
- Bachelor of Commerce dari University of Auckland, Selandia Baru (1977)
- Business Administration dari Claremont Graduate School, Los Angeles, Amerika Serikat (1980)
Karier:
1981-1983
- Marketing Manager PT Metropolitan Kencana
- Presiden Direktur Century 21
1983-1990
Presiden Direktur PT Ciputra Development Tbk
1990-1993
Komisaris PT Ciputra Development Tbk
1993-sampai sekarang
Direktur PT Ciputra Development Tbk
2002-sampai sekarang
Direktur PT Ciputra Surya Tbk
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo