Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Setia Mengawal Uang Tunai

Melissiana mengubah wajah perusahaan jasa pengamanan yang arogan dan kaku jadi lebih ramah. Emoh menyogok kiri-kanan.

13 April 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANGAN Melissiana Kriswandi mengetuk jendela kaca dan menyapa Kiswo, pegawai administrasi yang sedang sibuk dengan aneka angka dan huruf di layar komputer. Dari balik ruang kaca itu, yang disapa tersenyum lebar dan mengangkat jempol. "Dulu dia bekerja di Trans Nasional," kata Meli saat blusukan ke kantor cabang PT Group 4 Securicor Indonesia (G4S) di Jakarta, Senin pekan lalu.

Trans Nasional asal kantor Kiswo dulu adalah kompetitor G4S. Delapan tahun lalu, G4S mengakuisisi bisnis, aset, berikut karyawan pesaingnya itu.

Begitulah cara Meli menyapa bawahannya. Perempuan 49 tahun yang sekarang menjabat Wakil Presiden Direktur G4S ini dikenal ramah kepada anak buah. "Bu Meli sangat perhatian kepada karyawan," kata Grack George, Manajer G4S Regional Jakarta.

Senin siang itu Meli datang ke kantor cabang Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang khusus melayani jasa pengantaran uang tunai atau cash services. Layanan antar uang tunai ini adalah salah satu jualan G4S. Layanan lainnya meliputi jasa keamanan, penyediaan teknologi, dan sistem pengamanan yang dikelola oleh PT G4S Security Services, PT G4S Euronet Indonesia, dan PT Argenta Adhiloka Pratama. "Tahun ini saya diminta berfokus di cash services," tutur Meli.

Itu artinya ia harus mengawal pergerakan uang tunai ke 6.500 anjungan tunai mandiri (ATM) yang tersebar di 18 kantor cabang di Indonesia. Mayoritas klien utama G4S adalah perbankan, seperti Bank BCA dan Bank BRI.

Tak banyak perempuan seperti Meli yang berada di jajaran puncak perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengamanan. Sektor ini kerap dipandang identik dengan bahaya dan maskulinitas. Dan memang bukan hal mudah bagi Meli untuk sampai pada posisinya itu. Dia punya banyak pengalaman tak enak. Tapi ibu tiga anak ini merasa "asyik saja". Baginya, kerja di mana pun, poin utama yang mesti dipegang sama saja: jujur, kerja keras, dan tetap profesional.

Urusan jujur ini pula, ia bercerita, yang membawanya ke G4S. Suatu kali, ketika bekerja sebagai akuntan di perusahaan asing, Meli pernah diminta bosnya membuat laporan keuangan palsu. Ia menolak mentah-mentah. "Saya tidak bisa, karena saya mau tidur enak," katanya. Akibatnya, ia dianggap membangkang, dan akhirnya mundur. Sempat bertualang ke perusahaan lain, ia kemudian bergabung dengan G4S pada 2006 sebagai direktur keuangan.

Di perusahaan multinasional yang berpusat di West Sussex, Inggris, ini tugas Meli tak hanya mengatur arus uang perusahaan. Dia juga mesti turun tangan ketika izin operasi G4S "macet" di Kepolisian RI. Sukses membereskan perizinan itu tanpa harus menyogok kiri-kanan, Meli seperti menemukan kunci baru menuju sukses berikutnya. "Komunikasi intensif bisa mengatasi salah pengertian," ujarnya.

Sejak itu Meli meminta G4S banyak terlibat di kegiatan sosial dan amal sebagai bagian dari cara membangun komuniasi lebih baik dengan lingkungan kerja mereka. Dampaknya positif. Wajah G4S, yang semula dilihat sebagai perusahaan asing yang arogan, perlahan berubah lebih ramah. Banyak perusahaan kepincut oleh cara kerja Meli dan selalu mengandalkan G4S berhadapan dengan birokrasi. Karena itu pula G4S mengangkat Meli menjadi wakil presiden direktur pada 2014. "Saya pikir ini karena soal kepercayaan."

Pilihan itu terbukti jitu. G4S tumbuh kian agresif di tangan Meli. Dengan target kenaikan pendapatan di angka 10-15 persen, laba yang diperoleh tahun lalu dari sektor layanan antar uang tunai mencapai Rp 600 miliar.

Banyak gebrakan dilakukan. Salah satunya efisiensi dengan memperbaiki armada mobilnya. Ada 150 unit mobil baru dengan ukuran lebih besar dan berteknologi mutakhir khusus dipesan dengan harga Rp 70 miliar. Kepala Cabang G4S Lebak Bulus, Anton Arena, mengatakan armada barunya tak sekadar mengangkut uang kas dua kali lebih banyak, tapi juga makin aman berkat sistem yang mereka pasang. Maka uang yang dipercayakan klien kepada mereka akan lebih terjaga.


Melissiana Dharmawati Kriswandi
Tempat dan tanggal lahir :
Jakarta, 3 Oktober 1966
Pendidikan terakhir: Universitas Tarumanagara Jurusan Ekonomi Akuntansi, lulus 1995
Karier:
- PT Detroit Diesel Indonesia, sebagai pengawas keuangan ( 2001-2003)
- PT Distribusindo Mugi Sentosa sebagai general manager (2004-2006)
- PT G4S Indonesia, sebagai wakil presiden direktur (2006-sekarang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus