Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Daripada main sabun

Asi,20, batal dinikahi kekasihnya, beki, kendati sudah berbadan dua. ia raib. ayah beki,50, dituntut tanggung jawab untuk melakukan kawin sabun (mewakili anaknya). namun, ia justru bertekad menikahi pacar yang dihamili anaknya sendiri.

12 Juni 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAJU terus di jalan yang bisa mundur mengakibatkan Asi sebut saja namanya begitu berbadan dua. Warga Desa Telaga, Kecamatan Seram Barat, Maluku Tengah, ini rupanya lena juga dibuai ombak asmara, setelah setahun pacaran dengan Beki nama ini juga disamarkan. Ketika Asi dilanda mual, dan itu jelas bukan gara- gara mabuk laut, barulah ayahnya kaget. Sebab, selama ini sang ayah selalu memingit putrinya itu. Asi, 20 tahun, harap-harap cemas akan kedatangan Beki. Padahal, Beki sudah angkat langkah seribu dari kampungnya begitu mendengar pacarnya hamil. Maka, ayah Asi dikawani empat pemuda lalu menemui orang tua Beki. Yang didatangi pun tidak kurang kagetnya. Atas desakan empat pemuda tadi, ayah Beki, 50 tahun, lalu melacak di mana gerangan anaknya berada. Tiga pekan mencari, kakek empat cucu itu pulang dengan tangan hampa. Mendapat jawaban tidak memuaskan, pihak keluarga Asi berang. Ayah Beki dihardik supaya tetap mencari anaknya, sampai ketemu. Karena sudah kehabisan uang, pelaut itu malah tidak peduli terhadap ancaman. ''Apa pun yang akan dilakukan pada saya, saya siap menerimanya,'' katanya, seperti dituturkannya kepada Mochtar Touwe dari TEMPO akhir Mei lampau. Jadi, ketika didatangi penghulu desa, ia benar-benar tidak bisa berkutik lagi. Bahkan, ia mendudu saja waktu diajak ke rumah keluarga Asi. Sesampai di sana, ia diminta menikahi Asi. Maksudnya, kawin sabun saja mewakili anaknya yang raib tidak tentu rimbanya itu. Mulanya ia menolak. Tapi kemudian, ya, mau juga. Malah Asi diboyongnya pulang. Niat mulianya untuk damai dengan pihak keluarga Asi, eh, malah menyundut perang di rumah sendiri. Tidak kurang dari istrinya sendiri yang sewot. Apalagi suatu malam si kakek dipergoki mencoba menyeberang ke kamar Asi. Walhasil, si nenek ngambek dan hengkang ke rumah anaknya yang perempuan. Pucuk dicinta istri minggat, kata orang, tumbuh pikiran lain di kepala ayah Beki. Jika semula ia hanya icak-icak jadi suami Asi, sekarang tekadnya bulat sudah: benar-benar mengawini Asi, pacar anaknya yang tengah mengandung cucunya itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus