Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Vaksinasi Mulai Sasar Pedagang Pasar

Kementerian Kesehatan sejak awal Februari lalu telah meminta data pedagang pasar yang akan menerima vaksin.

13 Februari 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 Sinovac di Puskesmas Tanah Abang, Jakarta, 7 Februari 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ikappi mencatat jumlah pedagang pasar di Ibu Kota lebih dari 200 ribu orang.

  • Vaksinasi tahap kedua menyasar tenaga kesehatan lanjut usia dan pelayan publik.

  • Indonesia mengantongi komitmen pengadaan 426 juta dosis vaksin Covid-19.

JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menyasar pedagang pasar dalam pemberian vaksin Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Para pedagang calon penerima vaksin saat ini tengah didata Perusahaan Daerah Pasar Jakarta Raya (PD Pasar Jaya). Data itu selanjutnya dikirim ke Kementerian Kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan data PD Pasar Jaya, di Ibu Kota saat ini terdapat 153 pasar tradisional milik pemerintah Jakarta. “Kami sudah (mulai) mendata pedagang untuk menerima vaksin,” kata Manajer Pemasaran PD Pasar Jaya, Gatra Vaganza, di Tanah Abang, kemarin. “Khusus di Pasar Tanah Abang saja sekitar 10 ribu pedagang dan pekerja.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Gatra, untuk Pasar Tanah Abang, pemberian vaksin dimulai dari pedagang yang berada di Blok A, B, F, dan G. PD Pasar Jaya bersama Kementerian Kesehatan telah menyiapkan tempat penyuntikan di 11 lokasi di Blok A dan B. Lokasi ini sengaja disebar agar tidak menimbulkan kerumunan. Saat pemberian vaksin nanti, para pedagang juga dibagi dalam beberapa jadwal sesuai dengan kemampuan vaksinator di setiap lokasi. “Direncanakan mulai pekan ketiga Februari 2021,” kata dia.

Pemerintah DKI Jakarta telah menerima 139 ribu dosis vaksin Sinovac dari Kementerian Kesehatan untuk pelaksanaan vaksinasi tahap kedua. Pada tahap ini, sasarannya adalah tenaga kesehatan yang lanjut usia dan pekerja di bidang pelayanan publik. Para pedagang dan pekerja di pasar tradisional masuk prioritas awal vaksinasi tahap kedua. Sebab, mereka dinilai menjadi kluster penularan Covid-19. Bahkan sebelumnya pasar tradisional sempat menduduki posisi keempat sebagai lokasi yang memiliki tingkat penularan tertinggi di Ibu Kota.

Kementerian Kesehatan sejak awal Februari lalu telah meminta PD Pasar Jaya mendata para pedagang yang akan menerima vaksin Sinovac. Saat ini, perusahaan milik pemerintah Jakarta itu telah mengumpulkan ribuan identitas pedagang, termasuk para pekerja di pasar, seperti petugas keamanan dan petugas kebersihan.

Aktivitas perdagangan di Blok A pasar Tananh Abang, Jakarta, 30 Oktober 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Meski demikian, PD Pasar Jaya belum bisa memastikan jumlah pedagang yang akan lolos menerima vaksin. Sebab, data yang dikumpulkan tidak menyertakan riwayat kesehatan pedagang. Pengisian keterangan riwayat kesehatan nanti diserahkan kepada Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri, menilai pemerintah harus berhati-hati dalam mendata pedagang di Ibu Kota. Sebab, berdasarkan catatan Ikappi, saat ini ada lebih dari 200 ribu pedagang yang berada di ratusan pasar di Ibu Kota. Validitas data ini menjadi penting agar sasaran vaksinasi bisa tercapai. “Karena vaksin bagi pedagang itu sangat penting. Keterlibatan kelompok pedagang itu penting agar ada pegangan (data) bagi pemerintah,” kata dia.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan penyuntikan vaksin tahap kedua menyasar kelompok pekerja yang berada dalam pusat kegiatan masyarakat. Selain menargetkan pedagang di pasar tradisional, kata Jokowi, vaksinasi akan menyasar karyawan mal, pasar swalayan, retail, dan sejumlah sektor jasa. “Semua sektor yang padat interaksi. Vaksinasi dilaksanakan berdasarkan kluster, sehingga tercapai kekebalan komunal atau herd immunity,” kata dia.

Hingga saat ini, Jokowi pun mengklaim akan mampu menuntaskan vaksinasi kepada seluruh warga Indonesia. Hal ini merujuk pada keberhasilan pemerintah menuntaskan komitmen pengadaan 426 juta dosis vaksin Covid-19 dari perusahaan produsen di sejumlah negara. “Bukan barang yang mudah, ini semua negara berebut vaksin,” ujar dia.

FRANSISCO ROSARIANS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus