Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BOGOR – Serangan demam berdarah dengue (DBD) telah merenggut empat nyawa di Kota Bogor selama Januari-Maret 2020. Semua korban yang meninggal adalah anak-anak. "Kota Bogor daerah endemis, kita selalu diserang DBD, setiap tahun ada," kata pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Retno memaparkan, memasuki 2020, terjadi tren peningkatan kasus BDB di Kota Bogor. Sebanyak 43 kasus muncul pada Januari, kemudian meningkat menjadi 66 kasus pada Februari. Sedangkan pada bulan ini, hingga kemarin baru tercatat 11 kasus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Surveilans (P3MS) Dinas Kesehatan Kota Bogor Johan Musa mengatakan masyarakat saat ini cenderung berfokus memperhatikan ancaman virus corona (Covid-19). Padahal ancaman serangan DBD ini justru lebih dekat dan sudah di depan mata. "Jadi, masyarakat seharusnya lebih peduli," kata dia. "Yang penting itu, selain menjaga kebersihan diri, juga harus memperhatikan kebersihan lingkungan."
Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil menyebutkan berita tentang DBD gaungnya kalah dengan berita wabah virus corona. Padahal, selama periode Januari hingga awal Maret 2020, sudah 4.192 warga Jawa Barat terserang DBD dan 15 di antaranya meninggal. "Padahal fatality-nya lebih tinggi (penyakit DBD)," katanya setelah meresmikan Jabar Command Center dan Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, kemarin.
Untuk itu, Ridwan Kamil mengingatkan seluruh masyarakat agar lebih giat memberantas sarang nyamuk dan menjalankan program hidup sehat dan bersih. "Mudah-mudahan masyarakat lebih peduli lagi menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit," kata dia.
Di Kota Depok, kasus DBD pada periode Januari hingga awal Maret 2020 mencapai 288 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengklaim jumlah itu menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. "Angka pastinya saya tidak ingat. Nanti saya cek, tapi enggak meningkat," kata Novarita.
Adapun di Kabupaten Bekasi, Dinas Kesehatan setempat mencatat, sepanjang 2020 terdapat 51 kasus DBD. Jumlah ini menurun drastis dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dr Irfan Maulana mengatakan pada Januari lalu terdapat 30 kasus DBD, dan bulan berikutnya hanya 21 kasus. Sedangkan pada Januari 2019 terdapat 58 kasus dan bulan berikutnya 153 kasus, kemudian turun menjadi 101 pada Maret 2019. "Kalau keseluruhan untuk 2019 mencapai 512 kasus," katanya. M. SIDIK PERMANA |ANTARA | M.A MURTADHO | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | ADI WARSONO | SUSENO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo