TAK kurang dari 3 duta besar,3 Kuasa Usaha negara-negara
Islammenyertai Menteri Dalam Negeri Amir Machmlud dan Menteri
Agama Mukti Ali dalam perjalanan ke Jember awal Mei kemarin.
Juga beberapa tokoh Islam, seperti Hamka. Bukan kebetulan.
Karena maksud Mendagri dan Menag ke sana selain meresmikan
Jember sebagai kota administratif dan sekaligus melantik
Walikotanya, juga meresmikan mesjid Al-Baitul Amien dan sebuah
pasar.
Sejak itu berobahlah Jember jadi kota administratif. Berarti
wilayah Kabupaten Jember berkurang dengan 3 kecamatan dan 20
desa. Tentunya berkurang pula beban kewajibannya. Sebab seperti'
diutarakan Amirmachmud tatkala menyambut pelantikan Walikota
Jember pertama drs Syafi'i Asyhari, peningkatan tersebut berarti
"meningkatkan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan secara
berhasil guna dan berdaya guna". Ini artinya untuk pertama kali
kota Jember harus mampu bekerja dengan modal perbelanjaan Rp 600
juta. Berupa anggaran yang disisihkan 25% dari APBD 1975/ 1976
Kabupaten Jember - sesuai dengan keputusan DPRD-nya.
Rupa-rupa Infaq
Mampukah Jember mengemban tugas barunya'? Mestinya ya. Sebab
tampaknya Jember sudah pasang modal lainnya sebagai penopangnya.
Berupa sebuah mesjid jami' Al-Baitul Amien dan sebuah pasar.
Mesjid jami' itu melahap biaya hampir Rp 1 milyar. Bangunannya
terdiri 7 buah segmen bola yang saling bertumpu. Berkonstruksi
modern dengan kolom-kolom beton lengkung dan atap beton sheel.
Lantai-lantai kubahnya dilandasi urugan pasir, dilapisi beton
bertulang, dilapisi lagi beton biasa, lalu terakhir tegel teraso
dan kubahnya marmer carrara yang diimpor khusus dari Italia.
Interiornya penuh ukiran ayat al-Quran dengan beragam huruf hias
Arab (khat) Tsulutsi, Diwani, Royhani dan Kufi.Tata suara dibuat
begitu rupa, hingga tiap kubah dapat dipakai macam-macam
kegiatan tersendiri atau bersama-sama sekaligus. Dengan begitu
hasil amal masyarakat berupa pengumpulan gabah 2 kwintal tiap Ha
sawah, dan rupa-rupa infaq serta macam-macam amal lainnya itu
terbukti juga buahnya.
Akan halnya pasar yang luasnya hampir 25 Ha dan melahap Rp 1,35
milyar itu selain menopang kota administratif baru itu, juga
akan jadi pusat perdagangan bagi Kabupaten Jember yang punya 215
desa dan 25 kecamatan serta penduduk 1,83 juta jiwa. Dengan
sarana seperti itu, Jember yang terkenal dengan kehidupan
pesantren dan banyak mencetak ulama, tampaknya menopang
perkembangan masa depannya dengan semboyan: mencapai kebahagiaan
dunia akhirat. Begitu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini