Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Demi Dunia Akhirat

Mendagri Amir Machmud dan menteri agama Mukti Ali berkunjung ke jember untuk meresmikan jember sebagai kota administratip, melantik walikotanya dan meresmikan masjid al-baitul amien dan pasar. (kt)

29 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK kurang dari 3 duta besar,3 Kuasa Usaha negara-negara Islammenyertai Menteri Dalam Negeri Amir Machmlud dan Menteri Agama Mukti Ali dalam perjalanan ke Jember awal Mei kemarin. Juga beberapa tokoh Islam, seperti Hamka. Bukan kebetulan. Karena maksud Mendagri dan Menag ke sana selain meresmikan Jember sebagai kota administratif dan sekaligus melantik Walikotanya, juga meresmikan mesjid Al-Baitul Amien dan sebuah pasar. Sejak itu berobahlah Jember jadi kota administratif. Berarti wilayah Kabupaten Jember berkurang dengan 3 kecamatan dan 20 desa. Tentunya berkurang pula beban kewajibannya. Sebab seperti' diutarakan Amirmachmud tatkala menyambut pelantikan Walikota Jember pertama drs Syafi'i Asyhari, peningkatan tersebut berarti "meningkatkan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan secara berhasil guna dan berdaya guna". Ini artinya untuk pertama kali kota Jember harus mampu bekerja dengan modal perbelanjaan Rp 600 juta. Berupa anggaran yang disisihkan 25% dari APBD 1975/ 1976 Kabupaten Jember - sesuai dengan keputusan DPRD-nya. Rupa-rupa Infaq Mampukah Jember mengemban tugas barunya'? Mestinya ya. Sebab tampaknya Jember sudah pasang modal lainnya sebagai penopangnya. Berupa sebuah mesjid jami' Al-Baitul Amien dan sebuah pasar. Mesjid jami' itu melahap biaya hampir Rp 1 milyar. Bangunannya terdiri 7 buah segmen bola yang saling bertumpu. Berkonstruksi modern dengan kolom-kolom beton lengkung dan atap beton sheel. Lantai-lantai kubahnya dilandasi urugan pasir, dilapisi beton bertulang, dilapisi lagi beton biasa, lalu terakhir tegel teraso dan kubahnya marmer carrara yang diimpor khusus dari Italia. Interiornya penuh ukiran ayat al-Quran dengan beragam huruf hias Arab (khat) Tsulutsi, Diwani, Royhani dan Kufi.Tata suara dibuat begitu rupa, hingga tiap kubah dapat dipakai macam-macam kegiatan tersendiri atau bersama-sama sekaligus. Dengan begitu hasil amal masyarakat berupa pengumpulan gabah 2 kwintal tiap Ha sawah, dan rupa-rupa infaq serta macam-macam amal lainnya itu terbukti juga buahnya. Akan halnya pasar yang luasnya hampir 25 Ha dan melahap Rp 1,35 milyar itu selain menopang kota administratif baru itu, juga akan jadi pusat perdagangan bagi Kabupaten Jember yang punya 215 desa dan 25 kecamatan serta penduduk 1,83 juta jiwa. Dengan sarana seperti itu, Jember yang terkenal dengan kehidupan pesantren dan banyak mencetak ulama, tampaknya menopang perkembangan masa depannya dengan semboyan: mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Begitu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus