Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Ternyata Belum Siap

100 keluarga transmigran dari jawa tiba di jayapura. baru 20 keluarga yang dapat dibawa ke lokasi proyek di besum. Rumah belum seluruhnya siap. Jalur jalan, pembersihan lokasi, jembatan belum beres.(dh)

29 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIR April kemarin, 100 keluarga transmigran menjejakkan kakinya di dermaga Jayapura. Dengan menumpang KM Bengawan para keluarga pindahan dari daerah Purwodadi, Boyolali, Purworejo dan Kebumen itu disambut resmi dan langsung oleh Wagub Irian Jaya, dan Mamoribo. Tentu saja suasana cerah dan penuh harapan pun menyeliputi keluarga yang baru meninggalkan tanah asalnya nun jauh di Jawa yang sumpek itu. Tapi begitu selesai upacara resmi yang cerah itu, suasana suram mulai tampak menghadang mereka. "Jangankan rumah, sedang jalur jalan serta pembersihan lokasi saja belum sempurna", cetus seorang pejabat setempat yang turut meninjau lokasi transmigrasi. Begitu pula 100 rumah yang disediakan Kantor Transmigrasi Wilayah Irian Jaya, di lokasi proyek di Besum belum 50%nya selesai. Padahal seharusnya rampung akhir tahun kemarin sesuai kontrak pembangunan oleh CV Ciptaco. Bahkan kayu-kayu bahan bangunan masih kelihatan menumpuk di pelabuhan Boroway. Padahal dari proyek penggergajian kayu di Hamadi sudah lama dikerjakam Di dekat lokasi proyek itu sebenarnya ada juga bahan-bahan bangunan dari penggergajian kehutanan atau swasta. Tapi keadaan jalan-jalan di sana tampaknya tak memungkinkan pengambilan kayu dari tempat yang lebih dekat itu. Hingga memperlambat penyelesaian rumah. Tak cuma itu. Juga 2 jembatan yang mengapit lokasi belum rampung dikerjakan. Sedang sebuah jembatan lainnya di Oku masih terbengkalai bahkan sudah mulai tampak retak dan terancam longsor. Sedang sebuah jembatan lainnya ambruk bulan lalu akibat banjir hebat di Sentani. Akhirnya cuma 20 kelurga transmigran yang bisa dibawa langsung ke lokasi proyek di Besum, Nimboran melalui Yoka--Boroway.Sisanya terpaksa ditampung di penampungan sementara di Sentani. Tentunya merenungkan nasib mereka di tempat baru. Sementara kenangan pahit di tempat asal mereka belum hilang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus