Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dibangun Gereja Dan Keringat Petani

Tomohon, minahasa utara, membangun kota atas swadaya masyarakatnya. gereja, jalan dan lorong diaspal atas kesadaran petani sayur & kembang. dipersiapkan jadi ibukota kabupaten minahasa, pengganti tondano.

8 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SESUDAH Bitung menjadi kota administratif, kini tampaknya Tomohon boleh bersiap-siap. Sebab Tondano sekalipun menjadi ibukota Kabupaten Minahasa, dipandang kurang yantas dibanding Tomohon kota sejuk yang digelari kota siswa ini. Tomohon lebih luas, begitu juga penduduknya lebih banyak. Alasan lainnya, tentu pula karena Tomohon hanya berjarak 25 km dari Manado, sekaligus menjadi kota transito pertama yang harlls disinggahi setiap kendaraan yang menuju kota-kota pedalaman di Minahasa tengah dan selatan maupun daerah Kabupaten Bolaang Mongondouw. Adapun Tondano masih 17 km di sebelah timur Tomohon, suatu jalak yang dirasa amat jauh olch orang-orang Tonsea (Minahasa utara). Dengung yang menginginkan agar Tomohon menjadi ibukota Minahasa sebenarnya sudah cukup launa terdengar. Bahkan kabarnya Gubernur Worang pernah belbi ke telinga Taroreh yang pernah jadi Camat Tomohon, "supaya berusaha membangun agar Tomohon dapat menjadi ibukota Minahasa." Apakah niat Worang itu sungguh-sungguh atau hanya sekedar dorongan agar kota itu cepat dibangun, yang pasti wajah gubernur itu selalu tak cerah setiap kali mengunjungi Tondano. Malahan Worang keray menyemprot Bupati Minahasa soal kelambanan pembagunan Tondano sebagai ibukota Minahasa yang terkenal kaya cengkeh itu. Sebaliknya Gubernur Morang suka memuji kebolehan orang Tomohon dalam segala hal. Termasuk juga karena rajin bekerja dan jago makan. Sekalipun begitu tak berarti Tomo hon sudah siap menggantikan Tondano. Dan soal perkembangan penduduk memang kota ini maju pesat, sehingga dua buah rumah sakit yang ada harus memperluas ruang bersalinnya. Penduduk Tomohon sendiri sekarang mendekati angka 70.000 jiwa. Tapi sebaliknya pembangunan kotanya sendiri. Hampir tak ada.-Kalaupun terlihat tentulah hasil kerja badan gereja Katolik dan GMIM, seperti rumah sakit atau sekolah -- dengan biaya gulden. Atau yang terbangun karena keringat penduduk dengan nama swadaya masyarakat. Misalnya puluhan km jalan dan lorong di kawasan kota Tomohon. Seluruhnya diaspal atas kesadaran penduduk yang umumnya petani sayur dan kembang. Bendi Pembangunan dengan biaya pemerintah masih sulit dicari di Tomohon. Padahal misalnya, pasar tak pernah dibenahi sejak dibuat di niasa Permesta dulu. Sedangkan tempat belanja ini makin ramai saja, terutama di saat-saat petani panen. Bahkan akhir-akhir ini menjadi tempat hijrah para pedagang kaki lima yang tergusur di kota Manado. Akibatnya pasar ini meluas secara liar dan merampas jalan di sekitarnya. Di saat musim panen cengkeh, Tomohon bertambah ramai sebab dijadikan semacam kota traulsito perdagangan cengkeh. Artinya yang lain, kendaraan yang lalu lalang semakin padat, lalu-lintas macet. Terminal darurat buruburu dibuat. Tapi hanya dalam bentuk garisgaris putih pada aspal jalan sebagai tempat parkir kendaraan sambil membuang arus lalu-lintas ke lorong-lorong yang sepi. Bendi ternyata masih menjadi angkutan kota satu-satunya di Tomohon. Tercatat ada sekitar 300 buah bendi yang tergabung dalam PBB (Persatuan Bendi-Rendi) Tomohon. Kendaraan hermotor dari jenis bemo, taksi atau bangsanya pernah masuk ke sini, tapi segera terusir. Para kusir selalu mengepung kendaraan bermotor itu dengan bendi-bendi mercka sehingga tak mampu bergerak. Lama-lama bemo atau sejenisnya itu tak betah dan melarikan diri. "Tapi kalau ada yang berani memasukkan Bemo atau Daihatsu ke Tomohon sekarang, keamanannya saya jamin," janji Keyala Seksi Lalu-lintas Komsek Polri Tomohon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus