Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Yang Indah Tapi Sepi

Pusat pertokoan di jalan gajah mada denpasar, diperindah. ditetapkan tempat tak boleh parkir untuk semua jenis kendaraan, kecuali kendaraan wisata. pemilik toko mengeluh, sepi pembeli.

8 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH sekian lama semrawut disertai wajah bopeng ibarat perempuan lanjut usia, tiba-tiba saja Denpasar seperti gadis perawan. Aktif bersolek. Di jantung kota, di pusat pertokoan yang memanjang sekitar Jalan Gajah Mada sudah ditetapkan sebagai tempat yang bebas parkir alias tak boleh parkir. Kendaraan yang biasa memadati jalan ini juga dibatasi. Kalau dulu cuma dokar (bendi) yang dilarang, maka kini juga truk, bus dan juga bemo roda empat. Jadi yang boleh lewat di jalan ini cuma bemo roda tiga, mobil sedan dan sebangsanya plus sepeda motor. Dispensasi diberikan pula buat semua jenis kendaraan yang mengangkut wisatawan. Dengan dibatasinya kendaraan ini ditambah larangan parkir yang pengawasannya dilakukan sangat ketat oleh Hansip, sepanjang jalan Gajah Mada yang baru saja ditinggikan ini nampak apik. Apalagi sepanjang trotoir sudah dibangun tempat-tempat pot bunga dan pohon-pohon bunga sudah mulai ditancapkan pemilik toko. Tentang pot bunga ini, biaya penlbuatannya ditanggung, masing-masing toko, tapi gambaranya diberikan PU Kabupaten Badung. "Pemda tidak mencampuri pembuatan pot-pot bunga itu, yang penting di depan toko harus dipajangkan bunga-bunga hidup, entah bagaimana caranya," kata Kepala PU Kabupaten Badung ir. Kertiyasa. Konon setiap toko mengeluarkan uang Rp 35.000 yang diserahkan kepada pemborong untuk membuat pot-pot itu. Suatu jumlah yang dirasa para pemilik toko "kok sangat tinggi." Asal Cina Tapi belum sebulan segala peraturan bebas parkir dan pembatasan kendaraan dikeluarkan, tiba-tiba saja para pemilik toko ramai-ramai mengeluh. Pangkalnya adalah, toko di sepanjang Jl. Cajah Mada menjadi sepi pengunjung. Konsumen mulai mengalir memasuki deretan tokotoko baru di Jl. Sumatera, lantaran di jalan ini kendaraan boleh parkir dan orang bahkan bisa menaruh sepeda motor di depan toko dengan gratis. Arus pengunjung juga meningkat di Pusat Perdagangan Kumba Sari yang bertingkat tiga itu, karena di sini selain boleh parkir, malam hari ada Pasar Senggol - itu pasar buah-buahan tengah malam yang dulu lokasinya di jalan Kartini. Siang hari, orang yang berduit pun mulai merasa betah memasuki kios-kios di dalam Pasar Badung, karena Jalan Sulawesi yang di depannya boleh parkir. Dokar pun dengan bebas lalu lalang di jalan ini. Apakah keluhan pemilik toko di sepanjang Jalan Gajah Mada itu dilayani? Nampaknya tidak. Bupati Badung I Dewa Gde Oka menyebut keluhan itu sangat sepele. "Ini kan baru mulai, lama-lama orang akan senang memasuki toko di Gajah Mada, lagi pula kan bebas dari polusi," ujar Bupati. Seorang stafnya menambahkan, "asal yang mengeluh Cina, kebijaksanaan pemerintah tetap jalan, demi keindahan kota "

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus