Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dibuang sayang

Heri supriyanto, guru sd di banyumas, ja-teng diusulkan masuk buku rekor dunia guiness. pecandu rokok ini menganyam bungkus "gudang garam" itu dalam bentuk spanduk. panjang 140m, lebar 51cm, dengan 14 slogan.

24 November 1990 | 00.00 WIB

Dibuang sayang
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SEORANG perokok ingin berhenti menggantang asap? Coba simak pengalaman Heri Supriyanto, 27 tahun. Guru SD Wlahar Kulon II, Kecamatan Patikraya, Banyumas, Jawa Tengah, ini pecandu rokok sejak di SMP. Dan sejak sembilan tahun silam, kotak rokok kosong tak dibuangnya, tapi disulap jadi hiasan kamar atau topi atau tas. Ia memang bisa membuat kerajinan tembaga untuk hiasan dinding. Sampai suatu hari dua tahun lalu, ia menyaksikan tayangan Guinness Book of World Records di TVRI, tentang kolektor bungkus permen terpanjang di dunia. Itu mengilhaminya memanfaatkan kotak rokok yang menyampah di kamarnya. Gagasan itu "dijual"-nya kepada Jaya Suprana. Bos "Museum Rekor Indonesia" (Muri) ini berjanji memajang karya Heri jika mencapai panjang minimal 100 meter. Syarat minimal itu ingin dilampauinya menjadi 140 meter. Itu berarti ia perlu 80 ribu kotak rokok. Sedangkan simpanannya selama sembilan tahun lebih cuma 30 ribu -- setelah ditambah koleksi dari sanak keluarganya serta hasil pulungan. "Saya lihat ada bungkus rokok di pinggir jalan, tapi saya malu memungutnya. Baru malamnya saya ambil," katanya. Tidak hanya itu, "Anak kami yang masil TK pun ikut memungut," istrinya, Kun Martini, menambahkan. Untuk memompa jumlah, Heri juga membelinya dari para pemulung atau pedagang asongan di Purwokerto dan Cilacap. Yang masih bagus Rp 10 sebuah dan yang agak lusuh Rp 5. "Saya menyisihkan gaji sampai Rp 40.000 sebulan. Juga dari tabungan anak saya," kata Heri kepada Aji Surya dari TEMPO. Tapi hasilnya baru 40.000 kotak. Kekurangannya 10.000 lagi datang dari tetangga. Heri menyelesaikan anyamannya selama dua tahun tujuh bulan, yang dibantu istrinya untuk memotong kotak-kotak itu. "Selama itu, saya hanya dua kali izin absen mengajar," katanya. Anyaman "Gudang Garam" itu siap dalam bentuk spanduk: panjan 140 meter, lebar 51 sentimeter, memuat 14 slogan. Antaranya, Aku Suka Buatan Indonesia, Sedikit Demi Sedikit Lama-Lama Menjadi Buki dan sebagainya. Ia menerima Rp 2,5 juta dari pabrik rokok itu. Karya Heri itu diarak dari Patikraya sampai Purwokerto, sekitar delapan kilometer. Setelah berpawai keliling kota, spanduk itu dibentangkan di alun-alun -- untuk diukur manajer "Muri", Sutardi, disaksikan pejabat Pemda Banyumas serta ribuan warga masyarakat, tengah November lalu. Heri tercatat sebagai pembuat rekor nasional. Juga diusulkan masuk buku rekor dunia Guinness. Pada hari yang sama perokok berat ini juga membuat rekor yang lain: baru saja dapat sponsor pabrik rokok, ia menyatakan setop merokok. Kok? Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus