Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno membantah disebut tidak tahu soal pengadaan 2.640 tempat sampah dari Jerman senilai Rp 9,58 miliar oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta. Sebelumnya, Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menuduh Sandiaga tidak tahu-menahu soal proyek pengadaan tempat sampah ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ya tau lah. Saya ini latar belakangnya orang keuangan, saya tau sekali masalah anggaran," ujar Sandiaga usai acara buka puasa bersama di Balai Kota, Senin, 4 Juni 2018.
Baca: DKI Beli Tempat Sampah dari Jerman Sejak Masa Gubernur Ahok
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati begitu, Sandiaga Uno masih enggan memberikan klarifikasi ihwal pengadaan bak sampah asal Jerman tersebut.
Menurut Sandiaga, dirinya telah berkonsultasi dengan Gubernur Anies Baswedan dan diberikan keleluasaan jika ingin memberikan klarifikasi. Namun, Sandiaga memilih untuk membiarkan isu ini naik terlebih dahulu.
Baca: Ada 7000 Ton Sampah per Hari, Sandiaga Uno Siapkan Program 4P
"Tadinya saya mau klarifikasi sekarang. Tapi biarkan isunya naik dan teman-teman (media) silakan membedah terlebih dahulu," ujar Sandiaga. "Nanti pada saatnya kami akan beri klarifikasi."
Dalam keterangan tertulisnya Senin, Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menyebut Sandiaga tidak mengetahui proyek pengadaan tempat sampah ini. Ia pun menduga ada penggelembungan harga satuan barang dalam proyek ini.
"Sama dengan proyek pohon palsu, proyek tong sampah ini juga katanya Wagub Sandiaga Uno tidak mengetahui rencana proyek pemesanan tong sampah tersebut," ujar Tigor.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas LH Jakarta Isnawa Adji memastikan tidak ada penyelewengan dana dalam pengadaaan tong sampah beroda asal Jerman dengan merek Weber ini.
Baca: Anggaran Tempat Sampah Jerman Rp 9,58 M, Dinas LH DKI Buka Suara
Ia menyebut proses pembelian telah sesuai dengan analisis kebutuhan Dinas LH. Selain itu, pembeliannya dilakukan lewat sistem e-purchasing melalui e-catalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
"Saya pastikan tidak ada mark-up. Kami diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan, inspektorat, dan mungkin juga KPK," tutur dia saat dihubungi Tempo lewat telepon, Ahad, 3 Juni 2018.
Dalam proyek pengadaan ini, satu tempat sampah dibeli dengan harga sekitar Rp 3,5 juta. Totalnya, ditambah dengan biaya ongkos kirim Rp 79,2 juta, dana yang dianggarkan dalam pengadaan ini sekitar Rp 9,581 miliar.
"Kami sebelumnya menganggarkan dana sekitar Rp 12 miliar, tapi ternyata penyerapannya segitu (Rp 9,581 miliar). Jadi sisa dananya akan kembali lagi ke kas daerah," tutur dia.
Baca: DKI Beli Tempat Sampah ke Jerman, Dinas LH: Proses Modernisasi
Menurut Isnawa, Dinas LH memilih garbage bin buatan Jerman lantaran belum ada produk sejenis yang berasal dari lokal, baik di katalog LKPP maupun di pasaran. Untuk produk bak sampah seperti itu, kata Isnawa, ia hanya menemukan buatan Jerman dan Cina dalam katalog tersebut.
"Setelah melakukan pertimbangan secara teknis, kami pilih produk Jerman dengan pertimbangan kualitas," ucap dia. Isnawa pun menyebutkan tempat sampah yang dipesan telah memiliki sertifikat standardisasi kelas dunia EN-840.