Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Renault SA, pembuat mobil Barat yang memiliki eksposur paling besar di pasar Rusia, mengatakan akan menangguhkan operasi di pabrik mobilnya di Moskow.
Alasannya bukan karena Rusia menyerang Ukraina. Tapi Renault masih menilai opsi saham mayoritasnya di Avtovaz, pembuat mobil nomor satu di Rusia.
Langkah itu dilakukan Renault di tengah tekanan yang meningkat terhadap perusahaan Prancis di Rusia, sejak negara itu menginvasi Ukraina.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pun menyerukan boikot global terhadap Renault.
"Renault Group sudah menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mematuhi sanksi internasional," kata Renault dalam pernyataan baru-baru ini yang dikutip hari ini, Kamis, 24 Maret 2022.
Renault tidak menyebut krisis di Ukraina. Produsen pada Rabu lalu, 23 Maret 2022, merevisi margin operasi grupnya menjadi sekitar 3,0 persen dari semula di atas 4,0 persen pada 2022.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah menuduh Renault membiayai perang dan mengatakan bahwa Renault, dan perusahaan Prancis lainnya, harus berhenti "membiayai pembunuhan anak-anak dan wanita, pemerkosaan."
"Saya menyambut pernyataan @renaultgroup tentang penghentian kegiatan industri di Rusia. Langkah yang bertanggung jawab dengan latar belakang agresi barbar Rusia yang sedang berlangsung terhadap Ukraina," tulis Menlu Kuleba di Tweeter pada Rabu lalu.
Menurut Citibank, Renault memperoleh 8,0 persen dari pendapatan intinya dari Rusia, terutama melalui 69 persen sahamnya di Avtovaz. Perusahaan ini yang membuat mobil merek Lada di Rusia.
Menurut dua sumber yang dekat dengan masalah ini, Dewan Direksi Renault mempertimbangkan skenario yang berbeda meski memutuskan sementara waktu mempertahankan kehadirannya di Rusia.
Baca: Renault Akan Bangun Pabrik di Indonesia, Kejar Harga Kompetitif
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini