Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim BPN Prabowo Tengku Zulkarnain mengisi ceramah Jumat di Masjid Fatahillah, Balai Kota, siang ini. Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyinggung mengenai kejujuran dan kecurangan dalam ceramahnya.
Baca: Acara Tengku Zulkarnain di Masjid SMA 70 Batal, Begini Ceritanya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada orang yang diajak melakukan kejujuran, tapi marah. Mari kita jujur, malah marah. Orang yang menuntut kejujuran dicurigai memecah belah bangsa. Aneh," ujar Tengku di Masjid Fatahillah, Jumat, 31 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembahasan Tengku soal kecurangan dan kejujuran itu diawali dengan topik puasa untuk meningkatkan ketakwaan dan menghilangkan nafsu amaro atau nafsu bejat.
Menurut Tengku, nafsu jenis ini umumnya membuat manusia mengabaikan kemaksiatan yang terjadi di sekitarnya dan membenci orang-orang yang mulai berubah menjadi lebih alim.
"Seperti saat lihat artis tobat curiga, jangan-jangan artis ini teroris, radikal. Tapi waktu artis itu maksiat, mabok, kok kamu ga ngomong gitu?" ujar Tengku.
Di akhir ceramahnya, Tengku mengajak jamaah untuk patuh pada perintah Allah dan menghilangkan nafsu amaro itu. Dengan begitu, setiap tindakan yang manusia lakukan akan berdasarkan ketaatan kepada Allah.
Sebelumnya, Tengku pernah ditolak berceramah di SMAN 70 Jakarta. Saat itu, komunitas kajian agama SMAN 70, Ghirah, akan mengadakan acara itikaf Ramadan di masjid sekolah dengan salah satu narasumbernya adalah Tengku Zulkarnain pada 1 - 2 Juni 2019.
Pro dan kontra menyertai rencana acara itu. Sekolah mengakui sempat memberi izin agenda dari alumni itu seperti tahun-tahun sebelumnya, namun membatalkannya setelah mengetahui narasumber yang diundang termasuk Tengku Zulkarnain, yang juga juru kampanye capres Prabowo.
Pada saat itu, Wakil Kepala SMA 70 Sukardi mengungkapkan, sekolah memutuskan meminta kegiatan itikaf yang diselenggarakan Ghirah dipindah. Alasannya, sebagian kalangan menilai Tengku Zulkarnain mempunyai afiliasi politik. "Kami sebagai lembaga pendidikan harus netral," kata Sukardi.
Baca: Kepsek Bantah Ada Demo Tolak Juru Kampanye Prabowo di SMA 70
Pihak SMA 70 kemudian menganjurkan kegiatan itikaf Ramadan dipindahkan. Alasan lain pembatalan adalah nama Tengku Zulkarnain dianggap tidak masuk sebagai ulama yang pernah direkomendasi pemerintah.