Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Diusir terus

Para pedagang di kios-kios di selatan pusat perdagangan sasana triguna yogya diperintahkan pindah kesebelah timur. kabarnya mereka tidak puas, karena kontrak yang ditetapkan 20 tahun masih jalan.

3 Juli 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA pedagang kecil di kios-kios joglo di selatan Pusat Perdagangan Sasana Triguna Yogyakarta hari-hari ini sedang dicekam ketidak-tenteraman. Sebab tanpa ada konsultasi atau pemberitahuan resmi langsung kepada mereka, tahu-tahu awal Mei lalu pecah kabar di koran-koran bahwa kios-kios mereka harus dibongkar. Sedangkan mereka sendiri akan diperintahkan pindah ke tempat yang baru, yang masih dalam penggarapan, di timur gedung megah itu. Tentu saja mereka menampiknya.Bukan saja terhadap cara pemunculan kabar tersebut, tapi juga rencana Pemda Yogyakarta secara keseluruhan. Ini mereka lakukan setelah mereka yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Pusat Perbelanjaan Sasana Triguna (P4ST) berunding. Dalam sepucuk surat yang mereka layangkan kepada Walikota mereka menulis: menolak mentah-mentah pembongkaran kios dan emoh pindah ke kios yang baru". Sebab, "kios itu telah dikontrak selama 20 tahun sejak 1973 dan sudah bosan pindah ke sana ke mari hanya karena menurut selera penggede Yogyakarta". Para pedagang buku, koran dan majalah yang kesemuanya pribumi itu, semula menempati kios di jalan Panembahan Senopati. Lalu digiring ke Taman Hiburan Rakyat, karena tempat tadi akan dijadikan taman. Di THR pun mereka kemudian dianggap kurang layak, lalu diminta angkat kaki dari sana. Kemudian pindahlah mereka ke bekas stanplat di Jalan Sriwedari, depan PHB. Kebetulan bersamaan dengan pusat perbelanjaan Sasana Triguna (PPST) rampung. Maka Onggo Hartono cukong PPST. menawarkan kepada mereka untuk menempati kios-kios joglo itu. Lagipula bekas stanplat tadi selain dijadikan tempat penampungan sementara pedagang dari pasar Bringharjo yang sedang dipugar. juga direncanakan akan dibongkar. "Jelas kami maslk ke mari bukan secara liar. tapi sesuai dengan prosedur dan diperkuat perjanjian kontrak sewa selama 20 tahun". ucap L. Pasaribu, seorang pedagang di sana. "Para pedagang dulu pindah ke sini karena ingin mendapat tempat permanen". tambah Mawardi. Ketua P4ST. Ada Tambahan. Tapi Walikota Yogyakarta Achmad berpendirian lain. Selain menerangkan bahwa tempat bekas para pedagang itu akan dijadikan taman buat rekreasi kanak-kanak, juga dijamin mereka tak bakal dirugikan. Sebab, katanya, selain di tempat baru nanti akan lebih ramai, uang kontrak masih akan diperhitungkan. Lagipula, menurut drs. Wiyanjono Wakil Direktur Sasana Triguna dan juga anggota DPRD Kodya Yogya."mereka diberi prioritas menempati 15 dari 63 kios baru". ''Tentu saja ada tambahan pembayaran", ucapnya. "Yang sangat mengerikan kami ialah pengalaman berpindah-pindah itu", tukas Pasaribu. "Bukan saja modal kami kecil, tapi juga menderita rugi moril dan materil dan kehilangan langganan yang lama telah dibina". Tapi bagi Walikota Achmad tentunya itu bukan soal. Sebab yang penting buatnya ialah Sasana Triguna itu, "menarik untuk berbelanja". Karena memang selama ini belum mampu menarik pengunjung. Lagipula menurut L. Sumartono, Ketua DPRD Kodya yang mendampingi Walikota dalam pertemuan dengan wakil para pedagang. "pembongkaran kios itu termasuk pola Kotamadya". Apakah pembangunan Sasana Triguna tak termasuk pola Kodya Yogya di bawah Walikota Sujono AY? Rupanya setiap walikota berganti, berubah pula itu pola. Hingga tempat pindahan yang baru pun, mungkin akan berobah pula. Apalagi di sebelah timurnya akan didirikan hotel, kabarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus