Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menata trotoar di 12 titik pada tahun ini.
Renovasi jalur pedestrian tersebut akan dimulai pada Mei hingga Desember mendatang.
Revitalisasi trotoar sempat tersendat program penanganan wabah corona.
JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melanjutkan penataan trotoar di sejumlah lokasi di Ibu Kota. Pada tahun ini ada 12 lokasi yang menjadi prioritas. Renovasi jalur pedestrian tersebut dikerjakan pada Mei-Desember mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan trotoar yang akan ditata itu tersebar di lima wilayah, yaitu Jalan Duri Kosambi, Puri Wangi, Jakarta Barat; Jalan Kesehatan, Raden Saleh, Jakarta Pusat; Jalan Layur, Jakarta Timur; area Jakarta International Stadium, Jakarta Utara; hingga Jalan Tebet CS dan Tebet Raya, Jakarta Selatan. "Ini merupakan program prioritas atau kegiatan strategis daerah," tuturnya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Dinas Bina Marga menyatakan bakal merevitalisasi trotoar di Jalan Senopati, Jalan Suryo, Jalan Wolter Monginsidi, Jalan Trunojoyo, dan Jalan Gunawarman yang berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Renovasi jalur pedestrian itu dilakukan untuk mendorong perpindahan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum dan mendukung kawasan transit-oriented development (TOD) Kebayoran Baru dan area TOD lain, seperti Senayan dan Blok M.
Setelah direvitalisasi, trotoar di kawasan Kebayoran Baru ini akan memiliki lebar 3-4,5 meter. Adapun anggaran yang dibutuhkan sebanyak Rp 74,8 miliar.
Adapun trotoar di Jalan Duri Kosambi, Jalan Puri Wangi, Jalan Kesehatan, Jalan Raden Saleh, Jalan Layur, Jalan Tebet CS, Jalan Tebet Raya, dan area Jakarta International Stadium, Hari mengatakan, akan memiliki lebar 2-3 meter. Anggaran yang dialokasikan untuk trotoar-trotoar itu sebesar Rp 31,5 miliar.
Hari menjelaskan, penataan trotoar ini menjadi bagian dari program revitalisasi trotoar sepanjang 2.600 kilometer. Sebelumnya, Dinas telah merenovasi trotoar di sejumlah tempat, seperti di kawasan Cikini-Kramat, Jakarta Pusat, dan Kemang, Jakarta Selatan.
Trotoar di Jalan Raden Saleh, Jakarta, 2 Maret 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kepala Bidang Kelengkapan Prasarana Jalan dan Jaringan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Junaedy Nelman, menuturkan, akibat pandemi Covid-19, anggaran revitalisasi trotoar pada tahun lalu harus dipangkas dari Rp 330 miliar menjadi Rp 12,7 miliar. Walhasil, dari target renovasi trotoar sepanjang 20 kilometer pada 2020, hanya bisa terealisasi 1,6 kilometer.
Menurut Junaedy, selama periode 2016-2020, realisasi penataan trotoar baru mencapai sekitar 350 kilometer atau 13 persen dari target 2.600 kilometer. "Kendalanya karena keterbatasan anggaran akibat pandemi Covid-19," katanya.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi menuturkan salah lokasi penataan trotoar di Jakarta Pusat ialah Jalan Raden Saleh. Revitalisasi trotoar di jalan itu akan melengkapi penataan trotoar di Jalan Cikini Raya yang telah rampung.
Nantinya, kata Irwandi, masyarakat yang ingin menuju Taman Ismail Marzuki di Jalan Cikini Raya ataupun sejumlah tempat di Jalan Raden Saleh bisa menggunakan kereta rel listrik (KRL) dan turun di Stasiun Cikini, kemudian melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. "Jadi, penataan trotoar ini sudah ada kajiannya," ujarnya.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, memaklumi tersendatnya penataan trotoar karena anggaran daerah harus dialokasikan untuk penanganan wabah. Ia berharap pemerintah DKI Jakarta bisa lebih kreatif mencari pendanaan untuk revitalisasi trotoar, seperti menggunakan dana kompensasi terhadap pelampauan nilai koefisien lantai bangunan (KLB).
Sebelumnya, pemerintah DKI pernah menggunakan dana kompensasi KLB sebesar Rp 360 miliar untuk merenovasi trotoar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan M.H. Thamrin. Dana kompensasi itu dibayarkan PT Kepland Investama dan PT Mitra Panca Persada.
GANGSAR PARIKESIT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo