Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair), Surabaya menyatakan tak terkait dengan aktivitas salah satu dosennya, Soegiono Soelistianto yang kerap memprotes Sistem Informasi Penghitungan Suara Komisi Pemilihan Umum (Situng KPU) lewat media sosial. Unair menegaskan hal itu merupakan sikap pribadi Soegianto. “Itu bukan sikap Unair, itu sikap pribadi beliau,” kata Sekretaris Unair, Koko Srimulyo, dihubungi, Senin, 6 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koko mengatakan Soegianto memang merupakan dosen jurusan Fisika di Unair. Soegianto, kata dia, juga pernah menjabat sebagai Direktur Sistem Informasi di Unair empat tahun silam. Kendati begitu, ia mengatakan tak berkompeten untuk menilai kepakaran Soegianto dalam bidang Informasi Teknologi.
Sebelumnya, nama Soegianto menjadi perbincangan di media sosial karena menuntut KPU menyetop penghitungan suara di Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) di laman pemilu2019.kpu.go.id. Melalui laman facebooknya, Rabu, 1 Mei 2019, Soegianto yang kerap disebut pakar Informasi Teknologi Unair itu mengklaim menemukan salah input sebanyak 57.794 suara dalam situng KPU. Setelah unggahannya itu, dikabarkan akun FB Soegianto diblokir.
Saat Tempo mencari akun itu melalui aplikasi FB, ditemukan tiga akun atas nama Soegianto Soelistiono. Tapi, hanya satu akun yang mengunggah konten mengenai situng KPU. Akun itu masih mengunggah sejumlah konten mengenai kesalahan input dalam situng KPU per hari ini. Namun, unggahan mengenai 57.794 kesalahan input sudah tidak ada.
Relawan IT Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno, Mustofa Nahrawardaya melalui akun Twitternya, 4 Mei 2019, mengatakan akun Facebook Soegianto sudah diambil alih sejak mengunggah soal situng. Begitupun nomor WhatsApp Soegianto, kata dia, sudah diambil alih.
Tempo mencoba mengirim pesan ke nomor WhatsApp Soegianto yang diberikan oleh Koko. Namun, pesan itu hanya bercentrang satu. Saat ditelepon, nomor itu juga tak bisa dihubungi.