ADA drakula gentayangan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, sejak awal bulan lalu. Mangsanya terbatas pada domba. Tidak binatang lain. Tidak juga (amit-amit) manusia. Walaupun begitu, penduduk dicekam ketakutan malam hari. Dan kerugian cukup besar. Lebih dari 100 ekor domba berbulu putih yang menjadi korban. Terbanyak di Desa Pabean, Kecamatan Dringu. "Sudah 40 ekor mati, Pak," kata Mito, seorang peternak, pekan lalu. Pada leher domba yang tewas itu tampak bekas taring dan luka berwarna biru. Karena korbannya selalu domba putih, penduduk ramai-ramai mengecat bulu domba peliharaannya dengan warna merah. Kini, ratusan domba berbulu palsu. Celakanya, sang drakula betul-betul tak pandang bulu. "Heran, sudah dicat, masih ada juga yang dibunuh," kata Supari, yang kematian tiga ekor domba. Penduduk tak kehabisan akal. Untuk mengusir sang drakula, di kandang domba ditaruh radio yang disetel agak keras. Maksudnya, agar drakula mengira ada manusia di kandang domba, lalu takut mendekat. Ternyata, drakula yang lebih pintar. Mungkin ia bisa membedakan suara radio dan suara orang. Korban masih tetap ada. Biasanya, saat drakula menyerang domba, akan terdengar suara ribut. Peternak tahu itu. Tetapi mereka ketakutan. "Penduduk lebih rela pagi-pagi mengubur domba yang tewas daripada keluar malam-malam," tutur Mito lagi. Karena penasaran, suatu malam, Supari memberanikan diri mengintip, ingin melihat bagaimana wujud drakula itu. "Seperti anjing," kata Supari. Karena takut akan anjing jadi-jadian, ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Namun, siang harinya, wujud drakula itu diceritakan kepada peternak yang lain. Cerita itu akhirnya sampai ke Danramil Kecamatan Dringu. Moekijo, Danramil, turun tangan. Ia mengajak penduduk meningkatkan perondaan. Dan bagi yang memelihara - anjing, diperintahkan mengikat anjingnya di rumah. Ketika korban masih juga jatuh, yakinlah Danramil bahwa anjing yang makan domba itu anjing liar. Diduga, bekas anjing peliharaan yang dibuang tuannya. Ada pula dugaan, anjing liar yang datang dari Bali. Dari mana pun asal anjing itu, kini binatang itu jadi sasaran pembasmian petugas keamanan. "Itu benar-benar anjing liar. Bukan drakula-drakulaan. Tak ada alasan penduduk ketakutan," kata Moekijo dengan tegas. Pak Danramil ini sudah memergoki sendiri malam hari, seekor domba diterkam drakula, eh, anjing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini