Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gara-gara berebut jemaah, seorang guru mengaji membacok koleganya di Kampung Cikasungka, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten. Ustad Purnama Raya ambruk dengan luka di leher terkena sabetan golok Ustad Ahmad Yani. ”Mereka ribut karena rebutan jemaah,” ujar Kepala Kepolisian Sektor Cisoka Ajun Komisaris Afroney.
Rabu malam dua pekan lalu, Ahmad menyatroni rumah Purnama. Bak jawara, Ahmad menenteng sebilah golok. Ia kesal karena jemaahnya beralih ke Purnama, yang baru pindah dari Rangkasbitung tiga bulan lalu. Ahmad biasa mengadakan pengajian di rumahnya setiap malam Jumat.
Kedua pria yang sama-sama berusia 50 tahun itu terlibat adu mulut. Purnama meladeni Ahmad meski tanpa senjata. Ia tak kalah gertak. Purnama sesumbar tubuhnya kebal golok. Ahmad semakin gelap mata. Ia mengayunkan goloknya. Purnama ambruk berlumur darah. Ahmad ngeloyor meninggalkan lawannya.
Duel itu membuat Kampung Cikasungka geger. Purnama dilarikan ke rumah sakit. Polisi menangkap Ahmad di rumahnya. Rabu pekan lalu, ia masih mendekam di lembaga pemasyarakatan Tangerang. Jerat hukum lewat pasal penganiayaan siap menanti. Sesama ustad seharusnya dilarang berkelahi, apalagi hanya karena memperebutkan jemaah.
Joniansyah (Tangerang)
Tawuran Status Facebook
Hati-hati membuat status dan komentar di situs jejaring sosial Facebook. Situs ini sedianya untuk menjalin sebanyak mungkin teman. Tapi di Badung, Bali, Facebook malah menjadi pemicu kericuhan antardesa. Ironisnya, perkelahian antarkelompok remaja belasan tahun itu berbarengan dengan perayaan Galungan, Rabu dua pekan lalu.
Desa Sading, Badung, bersebelahan dengan Desa Sempidi. Beberapa remaja kedua desa itu kurang akur. Seteru itu rupanya berlanjut sampai ke dunia maya. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Badung Ajun Komisaris Nengah Sadiarta mengatakan para pemuda itu saling ejek di Facebook.
Rai Topan, pemuda asal Sempidi, menulis status bernada menghina pemuda Sading. Status ini lalu dibalas dan dikomentari para pemuda Sading. Sadar tulisannya menyinggung pemuda Sading, Topan bersama sembilan kawannya datang ke Sading untuk meminta maaf.
Permohonan maaf Topan diterima pemuda Sading. Namun informasi perdamaian itu tak secepat pembaruan status di Facebook. Sekitar 20 pemuda Sading tak tahu adanya perdamaian itu. Ketika akan pulang, Topan dicegat 20 pemuda. Bentrokan tak seimbang pecah. Topan tersabet pedang. Ia lari meninggalkan sepeda motornya. Polisi menangkap Kojek, yang diduga melukai Topan.
Rofiqi Hasan (Bali)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo