Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Edukasi tanpa Menakuti

Anak-anak juga perlu mendapat informasi lengkap mengenai situasi pandemi Covid-19. Penyampaiannya harus dengan cara khusus.

11 April 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cerita Si Korona versi cetak. Instagram/watiekideo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak meluncurkan buku digital Cerita Si Korona tiga pekan lalu, pujian dan apresiasi mengalir deras kepada Watiek Ideo. Menurut penulis buku anak itu, rata-rata para orang tua yang membaca karya tersebut merasa terbantu dalam menjelaskan ihwal kondisi belakangan kepada anak-anak mereka. "Mereka jadi lebih gampang menjelaskan situasi pandemi Covid-19 kepada anak-anaknya yang masih berusia TK dan SD," kata Watiek kepada Tempo, Rabu lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karya Watiek yang dibuat bersama ilustrator Luluk Nailufar itu memang dirancang khusus untuk mengedukasi anak-anak tentang apa yang terjadi saat ini. Sejak awal, Watiek sudah merancang agar isi bukunya mudah dimengerti oleh semua golongan usia. Tak cuma itu, ia menambahkan, buku yang berisi informasi dasar tentang virus corona dan Covid-19 ini pun dibuat agar isinya tak terkesan menakut-nakuti pembaca.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak Covid-19 merebak hingga menjadi pandemi, sumber informasi dasar mayoritas berasal dari lembaga-lembaga kesehatan, pemerintahan, atau melalui media massa. Aneka informasi itu sering kali disampaikan dengan bahasa teknis yang tak mudah dipahami orang dan terkesan menakutkan, apalagi bagi anak-anak. Padahal, kata Watiek, anak-anak juga ikut merasakan dampak dari situasi ini. "Mereka pasti tidak bisa bebas bermain ke luar rumah, jalan-jalan. Pasti mereka bertanya-tanya ada apa sebenarnya."

Dalam buku yang ia edarkan secara gratis melalui aneka media sosial dan WhatsApp itu, Watiek pun merancang agar pembaca tak merasa "takut". Misalnya dengan menjadikan virus corona sebagai karakter yang terlihat imut dan bersahabat. Watiek mengilustrasikan bahwa sosok virus ini senang "bermain" pada percikan air liur dari bersin dan batuk orang yang mengidapnya, dan bisa menempel di bagian tubuh lain, sehingga bisa menjadi penyebab penyakit.

Watiek memilih kata-kata yang terkesan ceria dan positif dalam bukunya. Selain agar mudah disampaikan oleh para orang tua dan cepat dipahami anak-anak, hal ini dimaksudkan untuk membantu menenangkan kegelisahan yang dirasakan para orang tua. Setidaknya tidak membuat mereka tambah tertekan dan ketakutan. "Rupanya, buku saya juga membantu para orang tua yang stres menghadapi kondisi seperti sekarang."

Bersikap tenang dan bersabar dalam menyampaikan informasi merupakan kunci penting agar informasi itu bisa diterima dengan baik. Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Nina Dwi Putri, saat menyampaikan informasi tentang virus corona, para orang tua perlu menggunakan cara-cara kreatif agar anak bersemangat mengikutinya. "Terutama dalam menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh untuk mencegah penyebaran virus corona," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Misalnya, kata Nina, dengan menggunakan lagu-lagu kesukaan anak saat melakukan kebiasaan mencuci tangan. Namun tak cukup hanya berupa edukasi, Nina menambahkan, seluruh anggota keluarga juga perlu berdisiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Sebab, anak belajar dari apa yang dilihat dan didengar. "Kebiasaan seperti rajin mencuci tangan dengan sabun harus ditunjukkan oleh orang tua, agar anak meniru dan menjadi terbiasa."

Untuk mencegah penyebaran virus corona pada anak, orang tua juga perlu mengajarkan kepada anak-anaknya mengenai etika batuk dan bersin yang benar. "Yaitu dengan menggunakan tisu, kemudian dibuang, atau menggunakan bagian dalam siku," ujarnya. Anak-anak juga harus dihindarkan dari orang sakit, kerumunan orang, dan sementara menghindari mendatangi ruang publik seperti mal dan transportasi umum.

Hal lain yang tak kalah penting, kata Nina, sebaiknya saat menyampaikan edukasi soal Covid-19 kepada anak, orang tua menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan stigma buruk atau menyalahkan suatu kelompok tertentu. Orang tua juga harus mengurangi waktu anak dalam menonton dan bermain gawai agar informasi yang didapatkan dapat dikontrol dengan baik. "Pastikan juga orang tua sudah paham soal sebuah informasi dan disampaikan dengan jujur sesuai dengan usia anak."PRAGA UTAMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus