Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Mengapa Elektabilitas Prabowo-Gibran Mandek?

Elektabilitas Prabowo-Gibran mandek sejak November 2023. Di sejumlah daerah, perolehan suara Prabowo tergerus oleh Anies-Muhaimin.

14 Januari 2024 | 00.00 WIB

Capres nomor urut dua Prabowo Subianto berbicara dengan Cawapres Gibran Rakabuming Raka di Gedung KPU, Jakarta, 12 Desember 2023. Antara/Galih Pradipta
Perbesar
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto berbicara dengan Cawapres Gibran Rakabuming Raka di Gedung KPU, Jakarta, 12 Desember 2023. Antara/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

SEBULAN menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 digelar, Andre Rosiade kerap berkeliling Sumatera Barat. Sambil berkampanye untuk maju kembali sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua Partai Gerindra Sumatera Barat itu berupaya memenangkan calon presiden-wakil presiden Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.

Andre menuturkan, meskipun Prabowo Subianto dua kali menang di Sumatera Barat, yaitu pada Pemilu 2014 dan 2019, gerakan menambah perolehan suara Ketua Umum Partai Gerindra itu tak kendur. “Kami menemui masyarakat dan menjelaskan program kerja Prabowo-Gibran,” ujar Andre di gedung DPR, 12 Januari 2024.

Pada pemilihan presiden 2014, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa mendapatkan 1,797 juta atau 76,9 persen suara di Sumatera Barat. Sedangkan pada pemilihan presiden 2019, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno mengantongi 2,488 juta atau 85,95 persen suara. Namun kondisinya bisa berbeda dalam pemilihan presiden 2024.

Empat anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran bercerita, elektabilitas pasangan nomor urut dua itu bersaing ketat dengan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Sumatera Barat. Ketua Tim Nasional Daerah Anies-Muhaimin Sumatera Barat, Rahmat Saleh, berani menargetkan 80 persen suara di provinsi itu akan dikantongi jagoannya.

Andre tak menampik jika elektabilitas Prabowo dan Anies disebut menempel. “Fakta di lapangan ada persaingan ketat antara Pak Prabowo dan Mas Anies,” katanya.

Peneliti senior Indikator Politik Indonesia, Kennedy Muslim, menjelaskan, Sumatera Barat yang mayoritas pemilihnya adalah muslim konservatif telah mengalihkan suara dari Prabowo ke Anies. Sebabnya, Prabowo dianggap meninggalkan pemilih dengan bergabung ke pemerintahan. Sejak Oktober 2019, Prabowo menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.

Langkah Prabowo disusul oleh Sandiaga Uno, yang menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Desember 2020. Sandiaga sebelumnya menjadi anggota Gerindra. Ia kini bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. “Sekarang Anies mulai menggerogoti basis massa Prabowo,” ujar Kennedy, 11 Januari 2024.

Hasil riset Indikator Politik menunjukkan peralihan dukungan itu terjadi di daerah lain, seperti Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Riau. Saat pemilihan presiden 2019, Prabowo unggul di tiga provinsi itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Raymundus Rikang berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Akhir Migrasi Suara Ayah"

Hussein Abri

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, lulusan Universitas Pasundan, Bandung, ini banyak meliput isu politik dan keamanan. Reportasenya ke kamp pengungsian dan tahanan ISIS di Irak dan Suriah pada 2019 dimuat sebagai laporan utama majalah Tempo bertajuk Para Pengejar Mimpi ISIS.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus